Merebaknya Covid-19 Bikin Tim Kampanye Trump Ketar-ketir
›
Merebaknya Covid-19 Bikin Tim ...
Iklan
Merebaknya Covid-19 Bikin Tim Kampanye Trump Ketar-ketir
Kekuatan terbesar Trump adalah ekonomi. Jika bursa terus anjlok dan orang terdampak secara keuangan, Trump akan terdampak secara politis.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
Sejak dilantik pada Januari 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghadapi banyak tantangan. Masalah ekonomi, sosial, dan politik menghadang salah satu orang terkaya AS itu selama duduk di Gedung Putih. Tantangan mutakhirnya berupa virus SARS-CoV-2, yang juga dikenal sebagai virus korona baru, penyebab penyakit Covid-19.
Trump telah mengumumkan sejumlah kebijakan AS untuk menghadapi wabah itu. Walakin, kebijakan-kebijakan itu ditanggapi negatif. Bahkan, Republikan yang mengusung dia pun cemas oleh kebijakan-kebijakan itu. Sebab, langkah Trump menghadapi wabah mematikan tersebut dinilai bisa mengancam peluang dia terpilih ulang pada pemilihan presiden AS, November 2020.
Selepas Trump melarang penerbangan dari dan ke Eropa atas alasan pencegahan wabah, bursa-bursa global anjlok. Semua upaya Trump meningkatkan indeks bursa saham AS musnah oleh penurunan tajam selepas pelarangan itu.
”Saya memilih jadi Joe Biden sekarang. Sebulan lalu, Trump mengincar Bernie Sanders, lalu peluang terpilih menguat setelah lolos dari pemakzulan dan perekonomian yang kuat. Virus korona tidak membawa dampak positif,” kata seorang pengurus partai Republik yang akan kembali mengusung Trump pada pilpres 2020.
Sejumlah pihak menilai, Trump terlalu meremehkan dampak wabah. ”Cara presiden memolitisasi virus merusak kredibilitasnya dan membuat orang mempertanyakan kesiapan pemerintah sampai masalah ini. Kekuatan terbesar presiden adalah ekonomi,” kata Mike DuHaime, anggota tim pemenangan Republikan, di New Jersey.
”Jika bursa terus anjlok dan orang terdampak secara keuangan, presiden akan terdampak secara politis,” lanjut DuHaime.
Hingga dua hari sejak Trump mengumumkan langkah pengendalian wabah, indeks saham di AS terus merosot. Penurunan itu membuat nilai kekayaan para pemilik saham AS merosot hingga triliunan dollar AS hanya dalam hitungan hari.
Jika bursa terus anjlok dan orang terdampak secara keuangan, Presiden Donald Trump akan terdampak secara politis.
Sejumlah ekonom menilai pemerintahan Trump tidak menangani dampak wabah korona baru terhadap ekonomi dengan baik. ”Obama dan Bush punya tim luar biasa. Tim Fed (bank sentral AS) sekarang sangat kuat, walakin mereka tidak memegang peran utama untuk merespons. Mereka hanya bisa membantu dari pinggir,” kata ekonomi Harvard, Kenneth Rogoff.
Rogoff meyakini, peluang resesi global semakin meningkat seiring krisis kesehatan sekarang. Karena itu, ia khawatir dengan kemampuan tim ekonomi Trump menangani potensi tersebut. Salah satu kekhawatirannya ialah Trump melemahkan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin yang kini sedang merundingkan paket kebijakan dengan DPR. Di sisi lain, ia khawatir Demokrat menjegal Trump karena kepentingan politis.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi menampik hal itu. Ia menyebut DPR, yang dikontrol Demokrat, sedang menyepakati perincian kebijakan penanganan wabah. Bahkan, DPR telah menyetujui alokasi 8,3 miliar dollar AS untuk mengatasi wabah itu.
Mantan penasihat ekonomi Joe Biden, Jared Bernstein, sudah menghubungi Larry Kudlow, penasihat ekonomi Trump. Kepada Kudlow, ia membahas soal pekerja lepas yang akan terdampak wabah. ”Mereka (tim ekonomi Trump) bilang bisa memitigasi masalah karena punya banyak orang berpengalaman. Pertanyaannya, kapan mereka mulai keluar? Tidak ada yang benar-benar berpengalaman dan memahami stimulus fiskal di tim itu,” tuturnya.
Mantan penasihat kebijakan Trump, Paul Winfree, menyebutkan, Pemerintah AS punya banyak senjata untuk mengatasi krisis. Walakin, ia mengaku prihatin cara penangangan krisis terkait wabah tidak benar-benar tepat sasaran.
”Andai saya menteri keuangan atau pemimpin tim pemerintah untuk penanganan masalah ini, saya menganggap kita mendekati penurunan permintaan. Itulah dampak ekonomi sebenarnya. Akan tetapi, pertama-tama mari atasi penyebab masalah ini, dan penyebabnya sekarang adalah wabah,” tutur ekonom pada Heritage Foundation itu.
Tunda kampanye
Wabah membuat rangkaian kampanye terdampak. Trump, Sanders, dan Biden—yang kini menjadi bakal calon terkuat untuk bersaing di pemilu—menunda aneka pertemuan massa. Padahal, Demokrat akan menggelar Super Tuesday III pekan depan, yang memperebutkan 577 dukungan delegasi. Dukungan itu diperebutkan lewat pemilu internal dan kaukus di Arizona, Florida, Illinois, dan Ohio.
Tim Biden mengubah kampanye di Florida dan Illionis menjadi pertemuan dunia maya. Bahkan, sejumlah anggota tim pemenangan Biden mulai bekerja dari rumah.
Tim pemenangan Trump juga telah menunda semua kampanye massa. Selama ini, Trump sangat memaksimalkan kampanye jenis itu. Lewat pertemuan massa, ia bisa membakar semangat pemilih sekaligus melontarkan serangan kepada lawan-lawan politiknya. (AP/REUTERS)