Kevin/Marcus kembali ke final ganda putra All England setelah mengalahkan Wang Chi Lin/Lee Yang (Taiwan) pada semifinal di Arena Birmingham, Inggris. ”Minions” berpeluang menjuarai All England untuk ketiga kalinya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, SABTU — Setelah tersingkir pada babak pertama pada 2019, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon kembali ke pentas final All England. ”Minions” berpeluang menuntaskan misi tertunda, yaitu menjuarai All England untuk ketiga kalinya.
Kevin/Marcus sebenarnya berpeluang menjadi ganda putra kedua Indonesia yang menjuarai All England tiga kali atau lebih pada 2019, seperti Tjun Tjun/Johan Wahjudi yang enam kali menjadi juara pada era 1970-an. Namun, setelah menjadi yang terbaik pada 2017 dan 2018, mereka justru tersingkir pada laga awal 2019.
”Kami akan berusaha keras tahun ini setelah tahun lalu mendapat hasil buruk dengan tersingkir pada babak pertama. Semoga tahun ini bisa lebih baik,” ujar Marcus dalam BWF, sebelum turnamen.
Upaya itu setidaknya telah mengembalikan mereka ke ”habitat”, final All England. Kevin/Marcus mencapainya setelah mengalahkan Wang Chi Lin/Lee Yang (Taiwan), 21-18, 21-13 pada semifinal di Arena Birmingham, Birmingham, Inggris. Dalam perjalanan menuju final, ganda putra yang tak tergeser dari puncak peringkat dunia sejak September 2017 itu tak kehilangan satu gim pun.
”Pada pertandingan tadi, kami langsung siap dari awal. Kami tidak mau lengah dan berhasil menekan lawan terus. Walaupun pada gim kedua mereka unggul, kami tetap optimistis bisa membalikkan keadaan,” ujar Kevin dalam laman resmi PP PBSI.
Lawan ”Minions” pada final adalah pemenang semifinal lainnya, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) melawan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia), yang berlangsung Minggu dini hari waktu Indonesia.
Keunggulan 6-0 atas Ivanov/Sozonov membuka peluang Kevin/Marcus untuk menambah gelar. Namun, pertemuan dengan Endo/Watanabe akan menjadi tantangan berat karena ”Minions” tertinggal, 2-5. Mereka, bahkan, kalah dalam lima pertemuan terakhir.
”Pastinya kami ingin membayar kesalahan tahun lalu, tetapi kami tidak mau berlebihan juga. Kami sudah ke final, jadi mau melakukan yang terbaik aja,” kata Kevin.
Jika bisa membawa kembali gelar juara dari turnamen bulu tangkis tertua itu, Kevin/Marcus akan menyamai Li Yongbo/Tian Bingyi, ganda putra terakhir yang tiga kali menjuarai All England. Legenda asal China itu juara pada 1987, 1988, dan 1991.
Indonesia, juga, diwakili ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, yang berhadapan dengan Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris) pada semifinal. Pemenang pertandingan tersebut akan melawan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) di final.
Adapun pada tunggal putra, kejutan yang dibuat pemain muda Malaysia, Lee Zii Jia, terhenti pada semifinal. Pemain berusia 21 tahun itu dikalahkan Viktor Axelsen (Denmark), 21-17, 13-21, 19-21. Dalam perjalanan menuju semifinal, Lee, yang menjalani debut di All England, menyingkirkan unggulan ketiga, Chen Long (China), pada perempat final dan Jonatan Christie (6) di babak pertama.
Aturan poin
Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky berharap BWF segera mengeluarkan kebijakan tentang perolehan poin pemain terkait ditangguhkannya turnamen pada 16 Maret-12 April. Kebijakan ini dibutuhkan untuk menghitung peluang Hafiz/Gloria untuk lolos ke Olimpiade Tokyo.
Menjelang akhir kualifikasi Olimpiade, pada 26 April, sektor ganda campuran Indonesia masih harus berburu poin untuk target mendapat kuota maksimal dua wakil. Mengacu pada daftar peringkat yang terakhir dikeluarkan BWF pada 10 Maret, Hafiz/Gloria harus mempertahankan posisi pada peringkat kedelapan untuk mewujudkan target.
BWF menetapkan syarat dua pasangan dalam posisi delapan besar, pada peringkat 28 April, agar satu negara bisa mengirim dua wakil pada nomor ganda. Selain Hafiz/Gloria, saat ini ada Praveen/Melati di peringkat kelima dunia.
Semula, Hafiz/Gloria bersiap mengikuti enam turnamen dalam enam pekan beruntun, pada Maret-April, untuk mengamankan posisi dalam peringkat dunia. Dalam agenda mereka terdapat Jerman Terbuka, All England, Swiss, India, Malaysia, dan Singapura Terbuka. Itu belum ditambah Kejuaraan Asia, dua pekan kemudian. Namun, setelah BWF menangguhkan turnamen karena wabah virus korona, ajang yang bisa diikuti hanya All England dan, kemungkinan, Kejuaraan Asia.
Sehari setelah penangguhan turnamen dari BWF, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) mengumumkan, Malaysia Terbuka ditunda untuk waktu yang belum ditentukan. Semula, kejuaraan yang berada satu tingkat di bawah All England ini akan digelar 31 Maret-5 April. Adapun pada hari yang sama saat BWF mengumumkan penangguhan, Asosiasi Bulu Tangkis Singapura (SBA) telah membatalkan Singapura Terbuka, 7-12 April.