Atlet-atlet asal Inggris, Raya terutama cabang olahraga atletik, meminta penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 ditunda. Atlet tidak bisa mempersiapkan diri akibat pandemi pandemi virus korona atau Covid-19.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Atlet-atlet asal Inggris Raya meminta penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 ditunda hingga akhir tahun ataupun tahun depan. Ajang yang akan berlangsung pada Juli 2020 itu seharusnya ditunda karena atlet tidak bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin akibat pandemi pandemi virus korona atau Covid-19.
Atlet nomor lari 800 meter asal Inggris Raya, Guy Learmonth, menjadi yang pertama menyatakan Olimpiade perlu ditunda. Persiapan atlet yang terganggu akibat pandemi menjadi salah satu fokusnya. Persiapan yang terganggu itu, misalnya, para atlet tidak bisa mengikuti seri kejuaraan atletik tahunan Diamond League pada Mei 2020 di China yang telah dibatatlkan.
”Kita harus lebih realistis. Jika pemerintah Inggris mengatakan puncak virus ini akan berlangsung pada Mei sampai Juni, maka tidak akan ada percobaan menuju Olimpiade,” kata kapten tim Inggris Raya dalam European Indoor Championships 2019 tersebut kepada The Guardian.
Learmonth mengatakan, akan lebih masuk akal jika Olimpiade ditunda setidaknya sampai Oktober 2020 atau mungkin pada 2021 dan 2022. ”Setidaknya berikan atlet kesempatan untuk merencanakan latihan dan mepersiapkan diri. Utamanya, agar virus mulai mereda,” ucapnya.
Keraguan para atlet memang beralasan. Program latihan mereka berantakan karena banyak ajang kualifikasi Olimpiade yang dibatalkan. Beberapa ajang itu dipindah tempat dan ditunda hingga sebulan. Kualifikasi yang telah dipindah pun masih berpeluang dibatalkan lagi dengan memburuknya kondisi dunia akibat pandemi.
Dari perspektif atlet, jelas Learmonth, mereka membutuhkan transparansi dan fleksibilitas dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan tuan rumah penyelenggara. Itu karena dalam beberapa kali pernyataan di publik, Presiden IOC Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe seperti tidak menutup kemungkinan penundaan Olimpiade.
”Kami tidak tahu seberapa buruk ini (pandemi) akan terjadi. Bisa saja yang terlihat sekarang seperti gunung es. Pastinya, IOC menginginkan Olimpiade sukses. Namun, ini perlu ditunda karena saya tidak yakin penyelenggara bisa menjamin ajang berlangsung normal, seperti sebelumnya,” ucap Learmonth.
Atlet estafet asal Inggris Raya, Martyn Rooney, juga merasakan kegelisahan yang sama. Menurut dia, kesehatan atlet dan tim seharusnya menjadi prioritas bagi penyelenggara. Dengan situasi sekarang, akan sangat berisiko bagi atlet untuk berkumpul di ajang yang mengumpulkan banyak massa.
”Kekhawatiran lainnya, atlet tidak punya kesempatan untuk lolos seperti seharusnya. Saya akan sangat kesal jika sedang dalam kondisi sangat baik, tetapi tidak mendapatkan kesempatan untuk lolos (dari kualifikasi) karena keterbatasan waktu untuk mengejar poin,” ungkap Rooney.
Sebelumnya, spekulasi penundaan juga mulai berembus seusai pernyataan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia melihat Olimpiade lebih realistis jika ditunda hingga musim panas 2021.
IOC dikabarkan akan melakukan konferensi melalui telepon pada Selasa. Hal itu untuk membicarakan nasib Olimpiade di tengah ancaman Covid-19 bersama setiP komite nasional dan para atlet. (REUTERS)