Empat anggota kelompok kriminal bersenjata tewas dalam kontak senjata di Tembagapura, Mimika, Papua, Sabtu dan Minggu (14-15/3/2020). Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka mengakui mereka anggotanya.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kontak tembak antara aparat gabungan TNI/Polri dan kelompok kriminal bersenjata di pedalaman Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, kembali terjadi pada Sabtu hingga Minggu (15/3/2020). Empat anggota kelompok tersebut dikabarkan tewas.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw saat dikonfirmasi membenarkan informasi adanya kontak senjata di Kali Bua, Distrik Tembagapura. Identitas empat anggota kelompok kriminal bersenjata yang tewas adalah Pentium Muda Waker (45), Moni Waker (30), Lani Magai (30), dan Lera Magai (28).
Paulus mengatakan, mereka yang tewas dinilai mengancam keselamatan tim gabungan yang berupaya menegakan hukum di daerah Tembagapura. ”Saya mengapresiasi kerja keras tim di lapangan. Mereka juga berhasil mengamankan tiga pucuk senjata laras panjang milik anggota kelompok kriminal bersenjata,” katanya.
Ia pun menegaskan, tim gabungan Polri bersama TNI akan terus melakukan upaya penegakan hukum untuk menghadapi kelompok tersebut.
”Saat ini total sekitar 3.000 personel gabungan Polri dan satuan tugas lainnya berada di Tembagapura. Mereka masih mengejar kelompok tersebut,” ujar Paulus.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menambahkan, tiga senjata laras panjang yang diamankan tersebut merupakan hasil rampasan anggota kelompok kriminal bersenjata di Polsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, pada tahun 2012 dan di Pos Kulirik, Kabupaten Puncak Jaya, tahun 2014.
”Tim juga mengamankan sejumlah senjata tajam di lokasi kontak tembak, antara lain tiga buah busur panah, lima buah anak panah, dan satu kapak. Saat ini, situasi di Tembagapura telah kondusif,” katanya.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata menebar teror terhadap warga sipil di perkampungan Distrik Tembagapura. Selain merampas bahan makanan dengan menodongkan senjata, mereka juga melakukan kekerasan terhadap warga sipil.
Teror kelompok ini menyebabkan 1.572 warga dari lima kampung mengungsi ke kota Timika sejak Jumat (6/3/2020). Ribuan warga ini terdiri dari 256 warga Kampung Waa Banti, 702 warga Kimbeli dan Kali Kabur, serta 612 warga Kampung Banti 1 dan sekitarnya.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, ketika dikonfirmasi mengakui empat anggotanya tewas dan dua anggota lain mengalami luka tembak dalam kontak senjata dengan pihak keamanan di Tembagapura.
”Kedua anggota kami yang terluka adalah Epina Magai dan Sikop Magai. Kejadian ini tidak akan menghentikan perjuangan kami untuk menghentikan operasional PT Freeport di Tembagapura,” kata Sebby.