Ruang Isolasi Covid-19 di Sumut Mendesak untuk Ditambah
›
Ruang Isolasi Covid-19 di...
Iklan
Ruang Isolasi Covid-19 di Sumut Mendesak untuk Ditambah
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan menambah ruang isolasi untuk pasien Covid-19. Ruang isolasi Covid-19 di Sumut hanya ada di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik dengan kapasitas 11 pasien.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan menambah ruang isolasi untuk pasien Covid-19. Ruang isolasi Covid-19 di Sumut hanya ada di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik dengan kapasitas 11 pasien. Pemerintah Provinsi Sumut tengah mendata sejumlah rumah sakit yang memungkinkan menyediakan ruang isolasi penyakit menular
“Kami telah memanggil sejumlah rumah sakit untuk melihat rumah sakit mana saja yang siap menyediakan ruang isolasi,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Medan, Senin (16/3/2020).
Edy mengatakan, meskipun hingga saat ini belum ada pasien yang positif terjangkit Covid-19 di Sumut, ruang isolasi itu dinilai kurang untuk mengantisipasi apabila ditemukan kasus di Sumut. Saat ini, tiga orang pasien dalam pengawasan sedang dirawat di ruang isolasi RSUP H Adam Malik.
Edy mengatakan, Sumut menetapkan status siaga bencana non alam dalam menghadapi pandemi global Covid-19. Pihaknya pun telah membentuk Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Sumut yang diketuai oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumut Riadil Akhir Lubis. Selain beranggota jajaran Pemprov Sumut, tim juga beranggotakan TNI, Polri, dan rumah sakit pusat dan daerah di Sumut.
Sumut menetapkan status siaga bencana non alam dalam menghadapi pandemi global Covid-19.
Edy mengatakan, upaya penanggulangan yang dilakukan di Sumut hingga saat ini adalah menunda kegiatan yang mendatangkan banyak orang, membuat protokol keselamatan di kantor pemerintahan, perusahaan, sekolah, dan kampus. “Namun, sampai saat ini kami belum memutuskan untuk meliburkan sekolah atau tidak. Aktivitas belajar di sekolah masih berjalan seperti biasa,” kata Edy.
Edy mengatakan, salah satu kegiatan di Sumut yang ditunda sampai waktu yang belum ditentukan adalah Sumut Fair 2020. Acara itu seharusnya dilaksanakan pada 20 Maret sampai 20 April. Selain itu, rapat-rapat di kantor pemerintahan di Sumut yang menghadirkan banyak orang juga diminta untuk ditunda, khususnya yang dihadiri peserta dari daerah yang terjangkit.
Edy juga meminta agar masyarakat yang telah melakukan kontak dengan pasien yang positif Covid-19 untuk melapor dan memeriksakan diri segera. “Saya juga akan memeriksakan diri karena pernah ikut rapat bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution yang ikut dalam rapat itu juga telah memeriksakan diri,” kata Edy.
Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumut Alwi Hasibuan mengatakan, sebagai bentuk antisipasi terhadap penyebaran Covid-19 di Sumut, pihaknya berfokus menambah jumlah ruang isolasi. Rumah Sakit Putri Hijau yang berada di bawah Kodam I Bukit Barisan itu pun telah mendirikan tenda darurat untuk ruang isolasi. “Namun, itu tidak sesuai dengan standar ruang isolasi penyakit penular. Sirkulasi udara ruang isolasi harus bertekanan negatif,” kata Alwi.
Saat ini juga ada 105 orang dalam pemantauan di Sumut. Mereka mengikuti Tabligh Akbar di Malaysia.
Alwi mengatakan, selain pasien dalam pengawasan yang dirawat di ruang isolasi RSUP H Adam Malik, saat ini juga ada 105 orang dalam pemantauan di Sumut. Mereka mengikuti Tabligh Akbar di Malaysia. “Kami sudah mempunyai data dan terus memantau semua warga Sumut yang ikut Tabligh Akbar di Malaysia. Sampai sekarang belum ada yang mengalami gejala Covid-19,” kata Alwi. Mereka melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Isolasi mandiri sebelumnya juga telah diperlakukan pada 98 warga Sumut yang tiba dari daerah terjangkit dari Bandara Internasional Kualanamu.
Riadil mengatakan salah satu kendala terkait penetapan status siaga bencana non alam untuk menghadapi pandemi global Covid-19 adalah terbatasnya dana tanggap darurat yang dimiliki Pemprov Sumut. Sumut mengalokasikan Rp 30 miliar untuk dana tanggap darurat tahun 2020. Namun, sebanyak Rp 12 miliar di antaranya sudah digunakan untuk tanggap darurat bencana alam di Sumut.
Meskipun demikian pihaknya tetap akan mengalokasikan ulang dana tanggap darurat agar mencukupi untuk penanggulangan Covid-19 di Sumut. “Kami meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan, tetapi tidak panik,” kata Riadil.
Sementara itu, Universitas Sumatera Utara juga mengubah kegiatan belajar mengajar dari tatap muka menjadi daring terhitung sejak Selasa (17/3) sampai waktu yang belum ditentukan. “Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan pemerintah dan pengalaman berbagai negara yang telah menghadapi pandemi Covid-19, kami melakukan sejumlah tindakan kewaspadaan,” kata Rektor Universitas Sumatera Utara Runtung Sitepu.
Runtung mengatakan, pelaksanaan ujian tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi dapat juga dilaksanakan seperti biasa atau dengan media daring. Namun, kegiatan yang mendatangkan kerumunan diminta untuk ditunda.