Wabah Covid-19 di satu sisi mencemaskan dunia, tetapi di Timur Tengah ”memaksa” negara yang berkonflik bekerja sama mengatasinya.
Oleh
·2 menit baca
Ada tiga poros besar di Timur Tengah (Timteng): poros Turki, poros Iran, dan poros Arab Saudi. Menghadapi Covid-19, negara yang ada dalam satu poros saling menutup perbatasan dan mencegah warga negara lain berkunjung. Sebaliknya, negara yang selama ini bermusuhan melupakan permusuhan dan bekerja sama melawan Covid-19 (Kompas, 16/3/2020).
Arab Saudi menutup perbatasannya dari semua negara tetangga, termasuk dengan negara sekutu dekatnya, seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Kuwait. Begitu juga Irak, menutup perbatasannya dengan Iran. Di sisi lain, Palestina dan Israel bekerja sama dengan cara bertukar informasi soal wabah ini.
Sampai Jumat (13/3/2020), berbeda dengan Tepi Barat, belum satu pun kasus virus korona terdaftar di Jalur Gaza. Dekat dengan perbatasan Rafah, Israel mendirikan rumah sakit mini, tempat orang-orang yang menyeberang ke Jalur Gaza dari Mesir diperiksa. Mereka yang ditemukan memiliki suhu tinggi dikirim ke Israel untuk dievaluasi.
Situasi di Tepi Barat sedikit berbeda. Sekitar 30 kasus Covid-19 terdaftar hingga saat ini. Satu kasus warga Tulkarm tampaknya terinfeksi saat bekerja di Israel. Hanya ada sekitar 31 kasus Covid-19 di Palestina.
Covid-19 merupakan wabah akibat virus korona kedua di Timteng. Sebelumnya, muncul virus MERS-CoV yang dilaporkan di Arab Saudi pada 2012. UEA merupakan negara Timteng pertama yang melaporkan kasus positif Covid-19 setelah virus korona mewabah di China.
Total ada 13 negara di Timteng yang menyatakan warganya positif Covid-19. Iran adalah negara dengan kasus positif terbanyak, yaitu 11.364 kasus, dan 514 orang meninggal. Selain Iran, hanya Irak yang melaporkan enam orang meninggal akibat wabah ini. Sementara di Turki terdapat 18 kasus positif Covid-19.
Covid-19 memiliki dampak ekonomi yang luas bagi negara di Timteng mengingat pemberlakuan larangan perjalanan dan penutupan perbatasan. Iran dan Irak amat terpengaruh wabah ini karena perekonomian dan stabilitas keduanya yang rapuh. Apalagi, Iran masih terkena sanksi dari Amerika Serikat.
Turki, Iran, dan Arab Saudi, yang saling bersaing berebut pengaruh di Timteng, agar untuk sementara melupakan persaingan itu dan bersama-sama mengatasi Covid-19.
Pendapatan negara Timteng dari perdagangan regional, penerbangan, dan pendapatan minyak. Wabah Covid-19 menurunkan pendapatan dari pariwisata religius dan mengancam ketahanan pangan. Ketergantungan negara di Timteng dari ekspor minyak membuat mereka harus menghitung kembali ekonominya.
Turki, Iran, dan Arab Saudi, yang saling bersaing berebut pengaruh di Timteng, agar untuk sementara melupakan persaingan itu dan bersama-sama mengatasi Covid-19. Cepatnya penyebaran wabah ini membutuhkan kerja sama untuk mengatasinya. Dengan kondisi ekonomi yang beragam, tidak setiap negara di Timteng bisa mengatasi wabah ini.