Penumpang dari Malaysia yang Dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang Meninggal
›
Penumpang dari Malaysia yang...
Iklan
Penumpang dari Malaysia yang Dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang Meninggal
Penumpang dari Malaysia yang dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat, oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang, Senin, (16/3/2020) pagi, akhirnya meninggal. Ia merupakan terduga Covid-19.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Penumpang dari Malaysia yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat, oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang, Senin (16/3/2020) pagi, akhirnya meninggal. Selain menunjukkan gejala mirip Covid-19, pasien tersebut juga memiliki masalah kesehatan dengan ginjalnya.
Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi RSUP Dr M Djamil Padang Gustavianof, Senin malam, mengatakan, pasien tersebut meninggal pukul 21.10. Pasien sempat mendapatkan sejumlah perawatan di ruang isolasi, tetapi kondisinya tidak membaik.
”Pasien sempat dipasangkan alat bantu pernapasan. Namun, pukul 21.10, pasien meninggal. Dari awal, keadaannya sudah buruk juga. Pasien juga punya riwayat masalah kesehatan dengan ginjalnya,” kata Gustavianof.
Dari awal, keadaannya sudah buruk juga.
Pasien laki-laki berusia 47 tahun itu mendarat di Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman, Senin (16/3/2020) pukul 07.10. Ketika memasuki pintu kedatangan internasional, penumpang itu terpantau mengalami gejala klinis mirip pengidap Covid-19 sehingga dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang.
Gustavianof melanjutkan, selama di ruang isolasi, pasien tersebut telah menjalani pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan foto toraks, dan lain-lain. Sampel usap tenggorokan dan hidung pasien juga telah diambil dan dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk pembuktian ia positif Covid-19 atau negatif.
Menurut Gustavianof, jenazah pasien diantarkan ke kampung halamannya di provinsi tetangga Sumbar malam ini. Pengurusan jenazah diselenggarakan oleh rumah sakit sesuai prosedur standar operasi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan WHO. Jenazah dimandikan dan dishalatkan di rumah sakit, kemudian diantarkan langsung ke lokasi penguburan.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang Ildamsyah, Senin (16/3/2020), mengatakan, pasien itu dirujuk ke rumah sakit karena menunjukkan gejala mirip pengidap Covid-19. Riwayat perjalanan ke Malaysia, salah satu negara terjangkit, menguatkan kecurigaan itu.
Saat tiba di pintu kedatangan, penumpang terpantau batuk dan sesak napas, sakit tenggorokan, dan tubuhnya lemah.
”Saat tiba di pintu kedatangan, penumpang terpantau batuk dan sesak napas, sakit tenggorokan, dan tubuhnya lemah sehingga didorong dengan kursi roda oleh petugas AirAsia. Dari hasil wawancara, sudah tiga hari tenggorokannya sakit. Karena punya riwayat ke Malaysia, pasien dirujuk ke RSUP Dr M Djamil,” kata Ildamsyah.
Menurut Ildamsyah, suhu tubuh penumpang yang dirujuk itu normal, 36,6 derajat celsius, sehingga tidak terpantau di alat pemindai. Namun, petugas menemukan gejala klinis pada penumpang. Setelah observasi dan wawancara, kondisinya masih sama, akhirnya penumpang itu dirujuk.
Ildamsyah melanjutkan, penumpang itu berangkat ke Malaysia pada 14 Februari 2020. Dari hasil wawancara dengan petugas, penumpang bekerja sebagai buruh di Malaysia. Pada Senin (16/3/2020) pukul 07.10, ia mendarat di Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman dengan pesawat AirAsia dari Kuala Lumpur.
Meninggalnya pasien ini menambah daftar pasien dengan status dalam pengawasan terkait Covid-19 ataupun Mers-Cov yang meninggal di Sumbar.
Jumat (13/3/2020) pagi, pasien perempuan berusia 56 tahun yang baru kembali dari umrah meninggal setelah sehari dirawat di ruang isolasi RSUP Dr M Djamil. Hasil uji laboratorium sampel usap tenggorokan dan hidung pasien belum diumumkan apakah positif Covid-19 atau tidak.
Sementara itu, Jumat (7/2/2020), satu pasien bernama Sukirmin (55), warga Pasaman Barat, meninggal di RSUD Pasaman Barat sebagai terduga penderita Mers-Cov. Namun, sampel usap tenggorokan dan hidung pasien tidak sempat diambil sehingga tidak dapat dibuktikan ia positif menderita Mers-Cov atau Covid-19 atau tidak.