Makanan Sehat Jadi Pilihan, Platform E-dagang Jadi Alternatif
›
Makanan Sehat Jadi Pilihan,...
Iklan
Makanan Sehat Jadi Pilihan, Platform E-dagang Jadi Alternatif
Penjualan makanan sehat secara daring menjadi pilihan di tengah pandemi Covid-19. Konsumen beralih belanja melalui platform e-dagang sebagai kanal ritel alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjualan makanan sehat secara daring menjadi pilihan di tengah menyebarnya virus korona tipe baru yang memicu pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Permintaan ikan dan bahan makanan pokok terus meningkat melalui aplikasi daring.
Pendiri Ikan Segar Indonesia, Mohamad Ronald David, menyatakan, omzet penjualan produk ikan beku dan ikan segar melalui aplikasi Ikan Segar Indonesia terus meningkat dalam pekan ini. Sejak awal pekan ini, pembelian produk ikan segar dan beku lewat aplikasi meningkat 15-20 persen dengan tujuan Jabodetabek.
Peningkatan pembelian produk ikan secara daring itu menyusul merebaknya wabah Covid-19. Produk yang banyak dicari meliputi ikan laut, seperti kembung dan tengiri, serta ikan air tawar, seperti nila, bawal, dan lele.
”Sejak wabah Covid-19 merebak, semakin banyak konsumen yang waspada (akan potensi tertular virus) sehingga terjadi peningkatan pembelian lewat aplikasi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (18/3/2020).
Ronald menambahkan, transaksi pembelian ikan secara langsung di pasar juga meningkat. Lapak Ikan Segar Indonesia di Pasar Ikan Modern Muara Baru, Jakarta Utara, mengalami peningkatan penjualan sepekan terakhir, yakni dari kisaran 2-3 ton per hari melonjak menjadi 4-5 ton per hari. Pembelinya antara lain reseller untuk pasar-pasar tradisional atupun konsumen akhir (end user).
Peningkatan pembelian dari konsumen akhir itu antara lain didorong pasokan ikan di pasar ritel modern yang tidak terlalu banyak dan beragam. Ikan yang diperoleh dari Pasar Ikan Modern Muara Baru itu bisa langsung dimasak atau diolah di area kuliner (food court) di pasar tersebut.
”Peningkatan pembelian oleh konsumen ini seiring diliburkannya sekolah dan kebijakan kerja dari rumah sehingga masyarakat datang ke pasar ikan untuk membeli langsung,” katanya.
Ia menambahkan, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat merupakan peluang untuk mendorong pemasaran ikan. Terkait dengan hal itu, pihaknya menggencarkan promosi harga ikan dan garansi pengembalian ikan jika produk yang dikirim ke konsumen mengalami penurunan kualitas.
Dalam rangka mengantisipasi peningkatan permintaan, pihaknya berkoordinasi dengan nelayan dan industri pengolahan ikan. Hingga saat ini pasokan bahan baku dari nelayan dinilai stabil. Sebaliknya, beberapa produk olahan ikan, seperti cumi kupas dan udang kupas, terhenti seiring dirumahkannya tenaga kerja akibat merebaknya wabah Covid-19.
Sementara itu, aplikasi e-dagang Blibli.com juga mencatat peningkatan permintaan bahan makanan, seperti sembako dan susu. Selain itu, produk kesehatan, seperti masker, gel pembersih tangan (hand sanitizer), sabun, dan sampo.
Vice President Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan mengemukakan, imbauan dari pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing) dan menghindari tempat keramaian dengan berdiam di rumah sebagai antisipasi wabah Covid-19 berpengaruh terhadap volume transaksi penjualan di Blibli.
Konsumen beralih belanja melalui platform e-dagang sebagai kanal ritel alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sejak awal 2020 hingga saat ini, pihaknya memperkirakan produk kebutuhan harian, termasuk bahan makanan, akan mengalami peningkatan terbesar. Meski demikian, pihaknya belum dapat memaparkan persentase peningkatan penjualan.
”Konsumen beralih ke belanja daring melalui platform e-dagang sebagai kanal ritel alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya dalam pesan singkat yang diterima Kompas.
Secara terpisah, Koordinator Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri menjelaskan, kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) perlu terus didorong di tengah pandemi Covid-19. Upaya konsumsi ikan dinilai sangat baik untuk daya tahan tubuh atau imunitas. ”Untuk mendapatkan manfaat terbaik, masyarakat diimbau memasak ikan dengan cara yang baik dan bersih,” ujarnya dalam siaran pers.
Direktur Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Machmud Sutedja mengemukakan, tingkat konsumsi ikan cenderung naik setiap tahun. Tahun 2019, jumlah konsumsi ikan 54,45 kilogram per kapita, sedangkan tahun 2018 sebanyak 50,9 kilogram per kapita. Tahun ini, tingkat konsumsi ikan ditargetkan 56,39 kilogram per kapita.