Selama ini di Bogota, Kolombia, telah tersedia jalur khusus sepeda sepanjang 550 kilometer. Jalur khusus sepeda itu kini diharapkan bisa menjadi sarana menangkal pandemi Covid-19.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
”Cuci tangan dengan sabun. Tinggal saja di rumah. Apabila betul-betul terpaksa harus ke luar rumah, lebih baik naik sepeda saja.”
Begitu pesan Wali Kota Bogota Claudia López kepada warganya terkait upaya melawan virus korona baru penyebab Covid-19, Selasa (17/3/2020). Bogota, pekan lalu, membuka 117 kilometer tambahan jalur khusus sepeda baru untuk mengurangi kepadatan dan kontak antarmanusia di dalam angkutan kota bus TransMilenio.
Lopez mengatakan, Bogota menghadapi tiga persoalan genting, yakni kualitas udara yang buruk, penyakit pernapasan musiman, dan kini Covid-19. Jika tidak ada solusi, ketiganya bisa menyebabkan rumah sakit kewalahan dan sistem layanan kesehatan tumbang.
”Kita tidak kuat menghadapi tekanan itu,” kata Lopez melalui video yang diunggah di media sosial Twitter-nya.
Selama ini di Bogota telah tersedia jalur khusus sepeda sepanjang 550 kilometer. Jalur khusus sepeda itu kini diharapkan bisa menjadi sarana menangkal pandemi Covid-19. ”Bersepeda bisa memainkan peran penting dalam situasi seperti sekarang,” kata pesepeda Andrea María Navarrete Mogollón (37).
Sampai saat ini tercatat 33 kasus positif Covid-19 di Kolombia. Seperti negara-negara lain di Amerika Latin, sistem layanan kesehatan Kolombia sudah kewalahan menyediakan ranjang rumah sakit, alat bantu pernapasan, dan tenaga medis karena gelombang pasien dengan penyakit komplikasi.
Selama ini di Bogota telah tersedia jalur khusus sepeda sepanjang 550 kilometer. Jalur khusus sepeda itu kini diharapkan bisa menjadi sarana menangkal pandemi Covid-19
Kolombia sudah melakukan hampir semua langkah antisipatif untuk menangkis Covid-19. Mulai dari melarang pendatang masuk Kolombia, menutup semua sekolah, sampai memberlakukan jam malam di beberapa daerah.
Direktur Konsorsium Kesehatan Global di Florida International University Carlos Espinal mengatakan, Kolombia termasuk negara yang paling cepat tanggap dan matang strateginya dalam mengendalikan Covid-19. Salah satunya seperti ide penggunaan sepeda sebagai alat transportasi pengganti transportasi umum.
”Ide ini bagus, tetapi yang lebih penting harus dipastikan banyak yang pakai sepeda,” kata Espinal.
Pada hari pertama jalur khusus sepeda dibuka, jumlah pengguna TransMilenio turun 23 persen pada pagi hari. Ini juga mungkin karena warga mematuhi imbauan untuk tetap tinggal di rumah. Warga Bogota selama ini bergantung sepenuhnya dengan angkutan umum. Sekitar 85 persen warga dari 7,7 juta penduduk di Bogota berjalan kaki dan memakai sepeda atau bis.
Karena kondisi udara yang kurang sehat, sedikitnya 2.000 orang tewas karena sakit pernapasan setiap tahun di Bogota. Lopez khawatir situasi ini akan makin parah dengan adanya Covid-19. Selama ini Pemerintah Bogota berusaha mengubah perilaku warganya, termasuk penggunaan sepeda.
Pada hari pertama jalur khusus sepeda dibuka, jumlah pengguna TransMilenio turun 23 persen pada pagi hari.
Ribuan warga berdesak-desakan di dalam bus TransMilenio setiap hari dan stasiun selalu padat hingga sulit bergerak. Beberapa hari terakhir, para pengguna bus berbagi video yang menunjukkan bus penuh sesak dan diakhiri dengan pesan imbauan menghindari berdekatan dengan orang lain. ”TransMilenio menjadi inkubator Covid-19,” tulis salah seorang pengguna bus.
Namun, ide penggunaan sepeda sebagai sarana utama bepergian ini juga tidak lantas disambut hangat. Ada yang mendukung, tetapi ada juga yang mengeluhkan sepeda yang justru membuat jalanan semakin macet.
Navarrete Mogollón, yang sejak tahun lalu mengampanyekan perempuan bersepeda, mengatakan, bersepeda mempunyai banyak manfaat selain badan lebih sehat. ”Terasa lebih aman dan nyaman pakai sepeda karena minim berinteraksi dengan orang lain,” kata Mogollon. (AP)