Kisah Diaspora Indonesia Menghadapi Covid-19 di Negeri Orang
›
Kisah Diaspora Indonesia...
Iklan
Kisah Diaspora Indonesia Menghadapi Covid-19 di Negeri Orang
Para peneliti di sejumlah negara terus berupaya menemukan vaksin dan obat guna memperlambat penyebaran Covid-19 yang kini menyebar di 167 negara. Sementara menunggu, masyarakat diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
Perilaku bersih, sopan, dan peduli dinilai dapat menjadi ”vaksin” sementara untuk mengantisipasi penyebaran severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) penyebab coronavirus disease (Covid-19). Sambil menunggu vaksin Covid-19 siap, marilah kita menjaga diri untuk menghindari tertular dan menulari yang lain.
Begitulah setidaknya yang dilakukan oleh Nila Sukmaning Rahayu (32), warga negara Indonesia yang kini tinggal di Italia. Sudah seminggu hingga Rabu (18/3/2020), Nila bersama warga lainnya menjalani proses karantina di rumah.
”Kami sekarang hanya pergi untuk kebutuhan mendesak, misalnya ke supermarket atau apotek. Itu pun harus menunjukkan surat izin kepada petugas yang berjaga untuk mencegah warga tidak berkeliaran selama masa karantina domestik total,” kata Nila.
Nila yang tinggal di daerah Ogliastra, Sardinia, bagian selatan Italia, mengaku tidak menyangka penyebaran Covid-19 begitu masif. Tercatat sudah ada 31.506 kasus Covid-19 di Italia atau negara kedua terbanyak setelah China (80.894 kasus).
Sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, Nila selalu membersihkan rumah dengan larutan disinfektan, terutama membersihkan barang-barang yang sering disentuh. Selain itu, ia juga menerapkan jarak aman 1 meter dengan warga lain.
”Saya selalu berkabar dengan keluarga dan teman-teman melalui Whatsapp dan media sosial. Pesan paling sederhana adalah mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun. Ini sangat indah karena kita menjadi peduli satu dengan yang lain,” kata Nila yang bekerja sebagai tutor bahasa Inggris.
Di Italia, semua warga memiliki satu harapan yang sama, dengan masing-masing berdiam diri di rumah diharapkan dapat memutus rantai penyebaran Covid-19. ”Semoga segera ditemukan solusi atas pandemi ini,” kata Nila.
Upaya menghadapi Covid-19, kata Nila, harus lahir dari kesadaran masyarakat. Tidak ke luar rumah jika tidak mendesak; menggunakan masker saat batuk, flu, atau bersin; dan sering mencuci tangan diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat.
Tidak hanya di Italia, pengalaman serupa juga dialami oleh Juliver Napitupulu (25), warga negara Indonesia yang sedang menempuh pendidikan strata dua di salah satu universitas di Kaiserslautern, Rheinland-Pfalz, Jerman. Kasus Covid-19 di Jerman terus meningkat. Kini ada 9.367 kasus dan menjadi negara kelima dengan kasus terbanyak.
Atas kejadian ini, kegiatan perkuliahan pun dilakukan secara daring, tidak ada tatap muka secara langsung sejak Senin (16/3/2020). Ia pun berencana untuk mengisi masa karantina ini dengan menyelesaikan persiapan presentasi untuk sidang tesis.
Untuk kebutuhan stok makanan di Jerman, khususnya di kota Kaiserlautern, banyak orang yang sudah memperlihatkan kekhawatiran dengan berbelanja stok makanan untuk beberapa hari ke depan. ”Saya memilih untuk tidak panik karena pemerintah masih mengizinkan warga untuk berbelanja ke supermarket,” kata Juliver.
Menjaga pola hidup sehat agar tetap prima, kata Juliver, menjadi penting dilakukan untuk mengantisipasi terkena Covid-19. Selain itu, tetap mengikuti anjuran pemerintah dan tidak terpengaruh dengan kabar hoaks juga penting untuk menjaga situasi tetap kondusif.
Begitupun yang dirasakan oleh Shannaz Natassa (24), warga negara Indonesia yang juga sedang menempuh pendidikan strata dua di salah satu universitas di Nijmegen, Gelderland, Belanda. Saat ini, kasus Covid-19 di Belanda sudah mencapai 1.705 kasus.
Kegiatan perkuliahan secara langsung pun sementara diganti dengan metode daring setidaknya hingga 6 April 2020. ”Universitas saat ini terus menyiapkan perangkatnya supaya semua mata kuliah dapat diakses melalui internet,” ujarnya.
Saling mengingatkan, kata Shannaz, menjadi langkah penting saat ini untuk tetap menjaga keamanan dan kesehatan bagi semua. Jika tidak mendesak, lebih baik untuk tidak bertemu secara fisik.
”Sejauh ini kalau ada rapat, ya lewat Whatsapp dan Skype. Di sini, karena saya tinggal bersama seorang nenek berusia lebih dari 80 tahun, saya pun akan coba menyarankan agar beliau berada di rumah saja sebagai langkah preventif,” katanya.
Vaksin Covid-19
Saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi, orang-orang di seluruh dunia tentu berharap segera ditemukan vaksin. Sebab, hanya vaksin yang dapat mencegah orang terinfeksi Covid-19.
Melansir dari artikel The Guardian berjudul ”When will A Coronavirus Vaccine Be Ready?” yang ditulis pada Selasa (17/3/2020), dikatakan, uji coba vaksin terhadap manusia akan dilakukan pada April 2020. Namun, perlu dicatat masih akan ada banyak hambatan sebelum vaksin akhirnya layak untuk digunakan secara global.
Ada 5 perusahaan dan lembaga akademik yang kini terus berupaya membuat vaksin. Salah satunya perusahaan bioteknologi Moderna yang berbasis di Boston, Amerika Serikat, akan memasuki uji coba manusia pada bulan April.
Virus korona sebelumnya juga telah membuat epidemi, yakni SARS di China pada 2002-2004 dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) di Arab Saudi yang dimulai pada 2012. Sekitar 80 persen hingga 90 persen materi genetik dari SARS-CoV-2 dikatakan merupakan virus yang juga menyebabkan SARS.
Atas penelitian tersebut, perusahaan Novavax yang berbasis di Maryland, AS, kini telah menggunakan kembali vaksin-vaksin itu untuk SARS-CoV-2. Perusahaan ini juga sudah memiliki beberapa kandidat yang siap memasuki uji coba terhadap manusia.
Begitupun Moderna yang memulai penelitiannya untuk menemukan vaksin Covid-19 berdasarkan kerja sebelumnya terkait MERS. Perusahaan ini sebelumnya melakukan penelitian di National Institute of Allergy and Infectious Diseases di Bethesda, Maryland.
Sementara menunggu vaksin benar-benar siap untuk mencegah manusia terkena Covid-19, menjaga pola hidup sehat harus terus dilakukan. Menjaga diri sendiri juga berarti menjaga orang-orang yang kita cintai.