Praktik meditasi bisa meredakan stres yang selama ini mempercepat penuaan secara psikologis dan di tingkat sel. Hal itu membuat otak menjadi lebih muda.
Oleh
M Zaid Wahyudi
·3 menit baca
Praktik meditasi terbukti mampu menghambat proses penuaan biologis. Meditasi meredakan stres, sedangkan stres mempercepat penuaan, baik secara psikologis maupun di tingkat sel.
Studi terbaru yang dilakukan Pusat Pikiran Sehat, Universitas Wisconsin-Madison (UWM), Amerika Serikat, makin mengukuhkan manfaat meditasi. Pemindaian otak seorang biksu Tibet, Yongey Mingyur Rinpoche, menunjukkan meski umur kronologis atau umur kalendernya sudah mencapai 41 tahun, usia otaknya mirip orang yang berumur 33 tahun.
Pemindaian otak Mingyur Rinpoche itu dilakukan menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) struktural sebanyak empat kali selama 14 tahun, sejak sang biksu berumur 27 tahun. Selama proses itu, 105 warga Madison, Wisconsin, yang seumuran dengan Mingyur Rinpoche juga dipindai otaknya sebagai pembanding atau kontrol.
Setelah hasil pemindaian dikumpulkan, para peneliti kemudian menggunakan mesin penganalisis otak yang disebut Brain Age Gap Estimation (Brain AGE). Mesin ini akan memperkirakan umur otak seseorang dengan melihat materi abu-abu yang ada di otak mereka. Salah satu isi dari materi abu-abu adalah sel-sel saraf. Hasilnya, otak Mingyur Rinpoche menua lebih lambat hingga delapan tahun dibandingkan otak kontrol.
”Materi abu-abu adalah mesin saraf otak. Ketika otak mengalami atrofi (ukurannya berkurang), maka akan ada penurunan jumlah materi abu-abu,” kata profesor psikologi UWM sekaligus pendiri dan Direktur Pusat Pikiran Sehat Richard Davidson kepada Live Science, Selasa (17/3/2020).
Selain itu, Brain AGE menunjukkan wilayah spesifik otak Mingyur Rinpoche tidak berbeda dengan otak kontrol. Itu menunjukkan perbedaan penuaan otak tersebut timbul dari perubahan terkoordinasi yang menyebar ke seluruh materi abu-abu.
Materi abu-abu adalah mesin saraf otak. Ketika otak mengalami atrofi (ukurannya berkurang), maka akan ada penurunan jumlah materi abu-abu.
Kondisi itu diyakini buah dari meditasi yang dilakukan Mingyur Rinpoche karena berbagai studi sebelumnya menunjukkan meditasi membuat tubuh seseorang lebih muda. Sang biksu sudah bermeditasi lebih dari 60.000 jam sepanjang hidupnya, sejak Mingyur Rinpoche berumur sembilan tahun.
Matang lebih awal
Davidson menambahkan, BrainAGE juga menemukan otak Mingyur Rinpoche matang lebih awal. Sejumlah bagian otak, seperti otak yang berperan dalam pengaturan diri, baru matang pada pertengahan hingga akhir umur 20-an tahun. Namun pada orang yang terbiasa bermeditasi, bagian itu matang lebih dulu. Meditasi diyakini mampu memperkuat sejumlah area dan fungsi otak.
Meski banyak bukti yang menunjukkan manfaat meditasi, studi ini juga memiliki sejumlah kelemahan. Studi ini hanya mempelajari otak satu biksu, yang merupakan biksu terkemuka. Di usia remaja, ia telah menjadi master yang bertanggung jawab membimbing biksu dan biksuni melalui seluk-beluk meditasi.
Kondisi itu membuat kondisi otak Mingyur Rinpoche menjadi tidak jelas, apakah itu berasal dari meditasi yang selama ini dilakukan atau faktor-faktor lain yang dialami sepanjang hidupnya. Meski demikian, kata Davidson, belum diketahui apakah dengan memiliki umur biologis otak yang lebih muda dibandingkan umur kronologisnya akan membuat pemiliknya berumur lebih panjang.
Ahli saraf dari Pusat Kedokteran Wexner, Universitas Negeri Ohio, AS, Kiran Rajnessh, yang tidak terlibat dalam studi, menilai hasil studi itu masuk akal. Secara biologis, orang yang terbiasa melakukan meditasi akan memiliki otak yang lebih muda. Meditasi mampu meredakan stres dan stres adalah salah satu hal pemicu penuaan.
”Stres tidak hanya mempercepat penuaan secara psikologis, tetapi juga stres dalam tingkat sel,” katanya. Meditasi beberapa menit akan membuat kehidupan sedikit melambat. Bahkan dalam beberapa kasus, meditasi juga membantu kesehatan manusia.