Selama Pandemi Covid-19, Konser Musik Pindah ke Ruang Tamu
›
Selama Pandemi Covid-19,...
Iklan
Selama Pandemi Covid-19, Konser Musik Pindah ke Ruang Tamu
Selama pandemi Covid-19, sejumlah musisi dalam dan luar negeri menggelar konser secara ”streaming”. Hal ini dilakukan mengikuti anjuran otoritas untuk menghindari kerumunan.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·4 menit baca
Wabah virus korona membatalkan banyak jadwal pertunjukan musik: konser reuni, konser peluncuran album, atau rangkaian tur. Ikatan emosional antara penampil dan penggemar yang biasa muncul di ruang pertunjukan sedang diuji kekuatannya. Sejumlah musisi berupaya mempertahankan itu sampai ke rumah-rumah pendengarnya.
Band metal Code Orange sedianya menggelar konser peluncuran album anyar mereka, Underneath, di Roxian Theatre di kota asal mereka, Pittsburg, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu (14/3/2020). Wabah virus korona membuat orang-orang tak dianjurkan berkumpul. Tetapi, konser tetap berlangsung, tanpa penonton.
Mereka menyiarkan konser itu lewat platform Twitch—hingga kini masih bisa disimak. Energi pertunjukan musik metal tetap terasa meski disimak lewat layar ponsel, laptop, atau televisi.
Vokalis Reba Meyers, Eric Balderose (gitar/kibor/vokal), Jami Morgan (drum), Joe Goldman (bas), dan Dominic Landolina (gitar) tampil penuh energi. Rambut gondrong berkibas-kibas, badan tak berhenti bergerak, keringat bercucuran. Tata suara menggelegar. Lampu berkilauan.
Tayangan di layar berganti-ganti antara aksi para personel—dari beragam sudut—dan visual yang ada di belakang para musisi. Kamera menyoroti seluruh panggung, lalu berganti dengan gambar gitaris, lalu berganti dengan tayangan visual di layar belakang. Ini adalah konser sungguhan, dengan keuntungan bisa menyimak detail aksi setiap personel.
Penontonnya tak berkerumun di sana, tetapi di tempatnya masing-masing. Kami menyimak pertunjukan ini di ruang tengah di rumah, lewat layar laptop 13 inci.
Keriuhan konser terasa dari komentar penonton di rumah, yang tak berhenti sepanjang konser. ”Aku menonton ini terlalu keras, sampai orangtuaku bangun!” tulis MaleficForm di kolom komentar. ”Istriku sepertinya sebal dengan aksi gilaku di ruang tamu,” timpal Chaospagan, penonton lainnya.
Hingga Kamis (19/3/2020) petang, tayangan konser itu telah ditonton sebanyak 79.389 kali. Jumlah itu jauh lebih besar dari kapasitas gedung untuk 1.400-an orang saja. Bisa jadi, bagi Code Orange, itu adalah salah satu pertunjukan dengan penonton terbanyak mereka.
Kolom komentar memang jadi ”penghangat” bagi konser dengan interaksi satu arah itu. Personel tak menanggapi sahutan penonton. Permintaan memainkan lagu tertentu tak digubris. Memang, tak terlihat satu personel pun sibuk dengan ponsel mereka. Mereka tancap gas memainkan lagu sesuai daftar yang telah mereka susun.
Kampanye dari rumah
”Pertunjukan” melalui livestreaming juga disuguhkan Chris Martin, pentolan band Coldplay, lewat platform Instagram Live—kemudian diunggah pula ke kanal Youtube resmi Coldplay. Chris siaran langsung dari studio di rumahnya pada Senin (16/3/2020) waktu AS.
Chris tak menggelar konser ”betulan” seperti yang dilakukan Code Orange. Sambil memainkan piano atau gitar akustik, dia menyanyikan beberapa lagu Coldplay yang sudah terkenal, seperti ”Viva La Vida”, ”Trouble”, dan ”Yellow”, namun cuplikan-cuplikan saja. Tayangannya berlangsung sekitar 30 menit.
Lagu-lagu itu adalah usulan dari pemirsa yang turut berkomentar sepanjang ”konser mini” itu. Chris membaca komentar-komentar penonton. Ada yang meminta dia membawakan lagu ”Amazing Day”, tetapi Chris tak siap. ”Semalam aku menyiapkan (lagu itu), tetapi sekarang lupa. Coba lain kali, ya,” balas Chris, tidak melalui teks.
Chris menyisipkan cerita pada lagu yang dia bawakan. ”Lagu ini muncul sebelum aku pergi tidur. Aku agak kurang suka tidur, karena hidup itu terlalu… menyenangkan,” katanya sebelum membawakan lagu ”Viva La Vida” lewat pianonya. Dia juga berceloteh perihal lagu ”Life on Mars” milik David Bowie yang dia bawakan bahwa lagu itu merupakan interpretasi Bowie atas lagu ”My Way” milik Frank Sinatra.
Siaran langsung Chris Martin itu merupakan bentuk kampanye bernama Together, at Home besutan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Global Citizen. Kampanye itu bermaksud mempromosikan persatuan warga dunia ketika menghadapi protokol jaga jarak sebagai upaya mencegah penularan virus korona. Kampanye itu juga dilakukan penyanyi John Legend yang siaran langsung sehari kemudian.
Pertunjukan musik lewat platform siaran langsung (livestreaming) adalah hal yang paling masuk akal dilakukan pada masa pandemi saat ini. Musisi dunia lainnya yang melakukan hal serupa, di antaranya, adalah Keith Urban, Yungblud, Christine and the Queens, dan menurut rencana band punk Dropkick Murphys.
Bukan saatnya menyerah
”Kehilangan kesempatan berjumpa penggemar bukanlah pilihan yang menyenangkan,” kata Yungblud, seperti dilansir BBC. ”Ini bukan saatnya menyerah, melainkan memeras kreativitas. Justru keputusasaan dan hal buruk biasanya melahirkan seni luar biasa, apa pun bentuknya,” kata Yungblud yang konser tunggalnya dibatalkan 72 jam sebelum naik panggung itu.
Pembatalan pertunjukan terjadi di mana-mana, tak terkecuali di Jakarta, yang hampir saban hari ada konser. Band Zeke and the Popo semula berencana menggelar konser ”reuni” di aula Kuningan City, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Karcis gelombang pertama seharga Rp 75.000 telah ludes sejak dua pekan lalu. Namun, situasi akibat wabah virus korona yang tak kunjung membaik membuat konser itu terpaksa dialihrupakan.
Mereka akan menayangkan pertunjukan tanpa penonton dari Black Studio di Jakarta ke kanal Youtube. Para pembeli tiket akan diberikan tautannya sehingga pertunjukan bisa disimak di mana pun penonton berada. Mereka juga akan memberikan lagu baru kepada pembeli tiket.
Band rock asal Bali, Navicula, juga berencana menyiarkan langsung konser mereka dari Denpasar melalui kanal Youtube pada Jumat ini mulai pukul 20.00. Dalam keterangan persnya, Navicula menyampaikan bahwa untuk menahan laju rantai penyebaran wabah korona, kita harus kompak sebisa mungkin diam di rumah. ”Daripada mengutuki gelapnya panggung yang dibatalkan, mari kita menyalakan speaker!” ujar mereka.