Klub Liga Super China, Wuhan Zall, menderita enam pekan di Spanyol karena karantina Covid-19 di China. Di sisi lain, sejumlah bintang Eropa bersikeras kembali ke negara asal, meskipun masih diwajibkan menjalani isolasi.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Wabah Covid-19 menimbulkan kekhawatiran bagi setiap orang yang berada di wilayah pandemi, termasuk para pesepakbola. Meskipun mayoritas bintang lapangan hijau memiliki jaminan program kebugaran dan fasilitas kesehatan dari klub, mereka tetap memendam rasa takut di dalam hati akibat wabah itu.
Di tengah persiapan jelang Liga Super China 2020, tim Wuhan Zall melakukan pemusatan latihan di Kota Guangzhou, China, sejak pertengahan Januari. Pada 22 Januari, tim sempat dibubarkan untuk memberikan kesempatan kepada para pemain untuk merayakan Hari Raya Imlek, 25 Januari lalu.
Tetapi, kesempatan libur dan kembali ke kampung halaman tidak berlaku bagi sang kapten, Yao Hanlin, dan 12 anggota tim, termasuk pelatih dan staf klub, yang berasal dari Kota Wuhan dan kota lain di Provinsi Hubei, China. Mereka tidak bisa keluar dari Guangzhou seiring keputusan Pemerintah China menutup akses masuk dan keluar di Wuhan.
Setelah tim kembali berkumpul di Guangzhou, 29 Januari, pelatih baru Wuhan Zall, Jose Gonzalez Lopez, memutuskan membawa tim asuhannya ke Marbella, Provinsi Malaga, Spanyol, untuk melanjutkan persiapan pramusim seiring kondisi wabah Covid-19 yang semakin parah di China. Seluruh tim dijadwalkan berada di Spanyol hingga pekan kedua Februari, yaitu sebelum liga dimulai 22 Februari lalu.
Lopez, yang bermukim di Marbella, telah lebih dahulu berada di kota itu untuk mempersiapkan kebutuhan timnya selama pemusatan latihan. Tetapi, ketika kabar kehadiran Wuhan Zall ke kota itu tersiar luas, seluruh pihak di kota itu menolak kehadiran sekitar 30 pemain serta belasan staf dari tim yang berjuluk “Han Army” itu.
Akibatnya, pihak hotel membatalkan pesanan kamar yang telah dilakukan Wuhan Zall. Tim-tim calon lawan, yang berasal dari Skandinavia dan Rusia, juga menolak melakukan laga persahabatan dengan Zall, tim peringkat keenam di Liga Super China 2019 itu.
“Semua orang di Spanyol merasa kami adalah virus yang membawa wabah itu,” kata Lopez kepada The New York Times. Lopez baru dikontrak oleh Wuhan Zall pada Januari lalu untuk menggantikan Li Tie.
Akibat penolakan itu, tim terpaksa menyewa resor mewah di Costa del Sol, Marbella, untuk bermukim dan berlatih selama di Spanyol. Cilakanya, mereka pun juga tidak bisa kembali ke China karena penutupan akses penerbangan ke “Negeri Tirai Bambu” menyusul memburuknya penyebara virus korona baru di negara itu, khususnya Provinsi Hubei.
Selama enam pekan di Spanyol, Hanlin dan kolega hanya berlatih rutin dan tanpa uji coba tanding. Mereka lantas mendapat "kado" pelipur lara dari Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF), yakni menjadi tamu undangan untuk menyaksikan laga el clasico antara Real Madrid kontra Barcelona di Stadion Santiago Bernabeu, 1 Maret lalu.
Meskipun bisa menikmati pemandangan garis pantai Laut Medditerania serta sinar matahari yang sejuk di Marbella, Hanlin harus berjuang mengikis rasa khawatir terhadap kondisi istri dan putranya yang berada di Wuhan. Hanlin dan rekan senegaranya memang bisa berkomunikasi melalui layar telepon pintar. Tetapi, itu tidak cukup.
“Kami sangat merindukan keluarga, anak-anak kami. Mungkin mereka (anak) telah lupa wajah kami,” ucap pemain bernomor punggung delapan yang telah satu dekade membela Wuhan Zall. Adapun “Han Army” berdiri pada 2009.
Situasi Berbalik
Kondisi yang dialami Wuhan, akhir Januari lalu, kini dialami oleh Spanyol seiring mulai masifnya penyebaran virus korona baru. Ketika pemerintah China secara bertahap telah menarik situasi darurat dan membuka kembali penerbangan dari luar negeri, satu pekan terakhir, seluruh punggawa Wuhan Zall harus kembali menjauhi wabah Covid-19, yaitu untuk kedua kalinya.
“Saya akhirnya berada di kondisi para pemain, Januari lalu. Kini, giliran saya yang khawatir dengan kondisi keluarga, istri, empat putra, saudara perempuan, dan ibu saya yang saya tinggalkan di Spanyol,” ucap Lopez yang pernah melatih tim Liga Spanyol, Malaga.
Mereka akhirnya meninggalkan Spanyol untuk kembali ke China, 14 Februari lalu. Han Army menempuh perjalanan udara dari Kota Madrid, lalu transit di Kota Istanbul, Turki, dan tim tiba di Kota Shenzen, China, 16 Februari.
Menurut China Daily, pemerintah Kota Shenzen telah memberlakukan kebijakan karantina kepada seluruh anggota tim Wuhan Zall selama 14 hari. “Setelah menyelesaikan proses karantina, tim akan kembali melanjutkan program latihan, awal April,” bunyi pernyataan resmi klub itu.
Neymar mudik
Keputusan untuk menjauh dari wilayah pandemi Covid-19 juga dilakukan sejumlah pemain bintang di liga bergengsi Eropa. Dua bintang tim Liga Perancis, Paris Saint-Germain (PSG), yaitu, Neymar dan Thiago Silva, Rabu (18/3/2020), menyewa pesawat jet pribadi untuk meninggalkan Paris menuju Brasil. Hal itu dilakukan pula oleh penyerang Edinson Cavani yang mudik ke Uruguay.
Setelah Liga Perancis dihentikan sementara, PSG mempersilahkan seluruh pemainnya untuk meninggalkan Paris. “Situasi di Paris semakin menyedihkan. Saya tidak bisa mendapatkan apapun di pasar, sehingga kami memutuskan kembali ke Brasil karena masih mudah membeli kebutuhan pokok,” ujar istri Silva, Isabelle.
“Situasi di Paris semakin menyedihkan. Saya tidak bisa mendapatkan apapun di pasar, sehingga kami memutuskan kembali ke Brasil karena masih mudah membeli kebutuhan pokok.
Hingga 20 Maret, terdapat 10.891 kasus positif Covid-19 di Perancis, adapun di Brasil hanya tercatat 621 kasus positif.
Sementara itu, penyerang Real Madrid, Luka Jovic, dianggap melanggar kewajiban isolasi diri oleh klub setelah memutuskan pulang ke Kota Belgrade, Serbia, Kamis lalu. Padahal, Real Madrid telah memerintahkan seluruh skuad tim untuk melakukan isolasi diri selama 14 hari sejak akhir pekan lalu setelah pebasket Real Madrid didiagnosa positif Covid-19.
Keputusan Jovic itu pun dikecam Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic. “Kita melihat contoh yang buruk dari bintang sepakbola yang menerima jutaan Euro dan mengabaikan kewajiban isolasi diri untuk pulang ke Serbia,” ucap Brnabic seperti dikutip AS.
Di Italia, empat pemain Juventus yaitu Gonzalo Higuain, Sami Khedira, Rodrigo Bentancur, dan Miralem Pjanicm telah meninggalkan Turin untuk kembali ke negara asal mereka, Kamis kemarin. La Repubblica melaporkan, Higuain sempat ditahan otoritas bandara Turin. Namun, setelah memberikan surat keterangan sehat yang dikeluarkan tim medis Juve, Higuain diperbolehkan pergi dengan jet pribadi.
Higuain beralasan ingin menemani ibunya yang sakit di Argentina. Alasan keluarga juga digunakan Khedira, Bentancur, dan Pjanic, untuk ramai-ramai meninggalkan Turin dan wilayah Italia utara lainnya yang tengah berjuang dari kepungan Covid-19.
Keempat pemain “Si Nyonya Besar” itu baru 10 hari menjalani isolasi diri setelah bek, Danielle Rugani, positif mengidap Covid-19. Selain Rugani, gelandang Blaise Matuidi juga positif terpapar virus korona.(AFP/AP)