Pemuka Agama Diimbau Ingatkan Umat untuk Menjaga Jarak
›
Pemuka Agama Diimbau Ingatkan ...
Iklan
Pemuka Agama Diimbau Ingatkan Umat untuk Menjaga Jarak
Pemuka agama juga tokoh-tokoh agama diimbau untuk menerapkan pembatasan sosial kepada umatnya masing-masing. Ibadah maupun acara lainnya dihindari sementara waktu untuk membantu mencegah wabah Covid-19.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemuka agama juga tokoh-tokoh agama diimbau menerapkan pembatasan sosial kepada umatnya masing-masing. Ibadah maupun acara lainnya yang melibatkan massa banyak diharapkan ditunda sementara waktu untuk membantu mencegah penyebaran wabah Covid-19.
Dalam beberapa waktu belakangan ini berbagai acara yang melibatkan kerumunan baik pesta nikah hingga acara keagamaan dibatalkan karena merebaknya virus korona yang kian memprihatinkan. Wakil Walikota Samarinda Muhammad Barkati membatalkan resepsi pernikahan putrinya. Acara Ijtima Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan juga dibatalkan.
Tak hanya itu beberapa agenda keagamaan yang belum dijalankan pun dibatalkan. Seperti acara tahunan Semana Santa di Larantuka, Nusa Tenggara Timur yang rencananya dilaksanakan pada Jumat Agung 10 April 2020 mendatang.
Kardinal Vatikan di Indonesia Mgr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menjelaskan, pihak keuskupan Larantuka sudah membatalkan kegiatan itu. Tak hanya itu, mereka juga sudah meniadakan pelayanan pastoral lainnya yang melibatkan kerumunan umat.
“Ini tantangan tradisi, karena acara itu (semana Santa) digelar setiap tahun. Keuskupan di sana (Larantuka) juga akan membuat surat gembala terkait itu,” kata Kardinal Ignatius Suharyo saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Ignatius mengungkapkan, selain di Larantuka, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) juga sudah membuat keputusan untuk membuat ibadah secara daring sementara. “Pandemi ini mendesak kami untuk refleksi dan membershikan devosi agar sungguh berguna bagi sesama,” ungkapnya.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menjelaskan pemimpin agama diimbau menunjukkan sikap dan menerapkan pembatasan sosial sesuai protokol pemerintah. Pihaknya pun sudah menginstruksikan semua karyawan, staf, dan anggota untuk bekerja dan beraktivitas di rumah.
“Terus mengingatkan umatnya, jangan berhenti menanamkan hal-hal baik di kondisi sekarang ini, tidak lupa juga untuk selalu tawakkal dan waspada,” kata Marsudi.
Hal senada juga dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Menurutnya, kondisi saat ini menjadi momentum untuk memperkuat semangat persatuan dan gotong royong.
“Semangat untuk saling mengingatkan soal pembatasan sosial dan wabah apa yang dihadapi sekarang ini. Terus mengingatkan soal persatuan meski dalam keadaan menjaga jarak,” ungkap Haedar.
Solidaritas Sosial
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo yang juga tokoh agama Katolik mengungkapkan, umat beragama dipimpin oleh para pimpinan umat diharapkan disiplin menerapkan pembatasan sosial. Di satu sisi, meski berjarak, solidaritas sosial sebaiknya tetap diutamakan.
“Solidaritas sosial itu saling mengingatkan antar tetangga di lingkungan rumah, kantor, keluarga untuk memberi kekuatan atau motivasi dan saling memberikan bantuan, demi melawan wabah ini,” kata Benny.
Benny menjelaskan, dalam keadaan saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan besar sehingga para pemimpinnya dituntut untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah. Justru di dalam tantangan ini nilai-nilai Pancasila menjadi nyata dirasakan masyarakat.
“Beberapa keuskupan sudah mulai membuat dapur umum, membagikan makanan bergizi dari rumah ke rumah, dari jalan ke jalan untuk mereka yang kecil dan lemah, ini bukti dari kekuatan solidaritas sosial itu,” kata Benny.