Sebanyak 23 Tahanan di Penjara Modelo-Bogota Tewas akibat Kerusuhan
›
Sebanyak 23 Tahanan di Penjara...
Iklan
Sebanyak 23 Tahanan di Penjara Modelo-Bogota Tewas akibat Kerusuhan
Sebanyak 23 tahanan tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Lapas La Modelo, Kolombia. Ombudsman Kolombia mengusulkan agar pemerintah membebaskan tahanan yang berusia 60 tahun ke atas.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BOGOTA, SENIN — Setidaknya 23 tahanan tewas setelah kerusuhan melanda Lembaga Pemasyarakatan La Modelo di Bogota, Kolombia, Minggu (22/3/2020) waktu setempat atau Senin (23/3/2020) waktu Indonesia. Kerusuhan ini dipicu kekhawatiran menyebarnya virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit coronavirus disease 2019 atau Covid-19.
Kerusuhan di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) juga mengakibatkan 83 tahanan dan tujuh sipir terluka. Kementerian Kehakiman Kolombia mengatakan, semua tahanan dan sipir yang terluka tengah mendapatkan perawatan. Tidak ada tahanan yang melarikan diri dalam kejadian tersebut.
Pascakerusuhan di lapas yang terletak sekitar 12 kilometer barat daya ibu kota Bogota itu, sejumlah keluarga mendatangi tempat kejadian untuk mengetahui kabar sanak-saudara mereka yang tengah ditahan. Mereka melanggar ketentuan untuk mengisolasi diri di rumah masing-masing untuk mencegah semakin luasnya penyebaran virus SARS-CoV-2 di negara tersebut.
Keluarga yang tengah mencari informasi juga tidak dapat terlalu dekat dengan lokasi karena polisi antihuru-hara memblokade jalur menuju lokasi. ”Dalam kondisi seperti ini, kita tidak mengetahui siapa yang meninggal dan siapa yang selamat,” kata Yinna Gordilo, seorang warga, Senin (23/3/2020). Dia tengah menanti kabar saudara laki-lakinya yang berada di dalam lapas tersebut.
Menteri Kehakiman Margarita Cabello menjelaskan, kerusuhan tersebut bermula sejak akhir pekan kemarin. Berdasarkan keterangan dari sejumlah petugas lapas, kerusuhan tersebut telah direncakan beberapa orang tahanan yang mengupayakan kerusuhan terencana di 13 lapas lainnya di Kolombia.
Cabello membantah sejumlah tudingan yang menyatakan kerusuhan terjadi karena kurangnya alat-alat kebersihan di lapas yang berdampak pada kebersihan lingkungan di dalam lingkungan lapas. Ujungnya adalah kesiapan manajemen lapas menghadapi kemungkinan menyebarnya virus di dalam lokasi tersebut.
”Tidak ada masalah kesehatan yang membuat tahanan melarikan diri dan berakhir rusuh. Sampai sekarang, belum ada satu pun tahanan yang positif terinfeksi. Begitu juga dengan para sipil, petugas administrasi lapas, serta manajeman yang terinfeksi virus ini,” kata Cabello.
Otoritas Lapas Negara (semacam Dirjen Lembaga Pemasyarakatan sebagai pemegang otoritas lapas tertinggi di Indonesia) Jenderal Norberto Mujica menyatakan, pihaknya telah mampu mengontrol situasi di dalam lapas Modelo, yang dihuni sekitar 11.000 tahanan. Bersama polisi antihuru-hara, menurut Mujica, pihaknya berhasil mencegah terjadinya pelarian besar-besaran dari lapas tersebut.
Kementerian Kehakiman menyatakan beberapa orang tahanan yang diduga menjadi dalang kerusuhan telah diisolasi dan akan menghadapi tuntutan baru, mulai dari percobaan pembunuhan hingga perusakan properti milik negara.
Wali Kota Kolombia Claudia Lopez mengkritisi lambatnya informasi yang diperoleh keluarga para tahanan. Menurut dia, seharusnya Kementerian Kehakiman bisa mengumumkan lebih cepat kondisi setiap tahanan kepada keluarganya agar mereka tidak khawatir.
Jaksa Agung Fernando Carrillo telah meminta pemerintah mengumumkan ”kondisi kedaruratan di lapas”. Pengumuman itu menurut Castillo untuk memberikan jaminan keamanan serta kesehatan bagi para tahanan yang tengah menjalani masa hukuman di sejumlah lapas di seantero Kolombia, juga sebagai jaminan kepastian bagi publik. Ombudsman Kolombia juga dilaporkan mendukung usulan Carillo itu.
Bahkan Ombudsman mengusulkan agar Kementerian Kehakiman membuat pembebasan bersyarat bagi para tahanan yang telah berusia di atas 60 tahun, untuk melindungi tahanan tersebut dan juga tahanan lainnya. (AP)