Antisipasi Lonjakan Pasien, Sulsel Siapkan Rumah Sakit Tambahan
›
Antisipasi Lonjakan Pasien,...
Iklan
Antisipasi Lonjakan Pasien, Sulsel Siapkan Rumah Sakit Tambahan
Pemprov Sulsel menyiapkan sebuah rumah sakit tambahan untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan pasien akibat pandemi Covid-19.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan sebuah rumah sakit tambahan untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan pasien akibat pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Langkah pencegahan penyebaran virus korona jenis baru juga digencarkan di berbagai sudut kota Makassar, ibu kota Sulsel.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Ichsan saat melakukan konferensi video kepada pers, di Makassar, Senin (23/3/2020), mengatakan, sebuah gedung empat lantai di RSUD Sayang Rakyat, Makassar, akan disulap jadi ruang isolasi untuk penanganan pasien Covid-19. Namun, dia belum bisa memastikan berapa kapasitas tampung pasiennya.
”Sedang dibenahi. Anggarannya dari dana penanggulangan bencana. Kami harap bisa rampung secepatnya dan juga berharap tak terjadi lonjakan pasien,” kata Ichsan.
Saat ini, terdapat delapan rumah sakit rujukan dalam penanganan pasien Covid-19 di Sulsel. Rumah sakit itu adalah RSUP Wahidin Sudirohusodo, RS Universitas Hasanuddin, RSUD Labuang Baji, RS Dr Tadjuddin Chalid, RS Pelamonia di Kota Makassar, RSUD Sinjai di Kabupaten Sinjai, RSUD Lakipadada di Kabupaten Tanah Toraja, dan RSUD Andi Makkasau di Kota Parepare.
Sementara itu, terkait perlengkapan alat pelindung diri (APD) bagi tim medis, Ichsan mengakui masih kekurangan. Kelangkaan tersebut membuat pihak dinas kesehatan membagi APD berdasarkan jumlah pasien yang ditangani oleh rumah sakit.
”Intinya, setiap ada (pasokan APD) yang datang, langsung kami bagi. Pembagiannya bukan berdasarkan rumah sakit, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan, terutama jumlah pasien. Kami berharap APD yang dipesan akan terus datang untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis,” kata Ichsan.
Terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Sulsel, Ichsan mengatakan, hingga hari ini sebanyak 114 orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) serta 29 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dengan dua orang positif.
Dari dua pasien yang positif Covid-19 itu, satu meninggal. Sementara satu pasien lainnya masih diobservasi dan dilaporkan dalam keadaan sudah membaik.
Sementara itu, terkait pencegahan Covid-19, penyemprotan disinfektan terus dilakukan berbagai pihak. Di pasar-pasar tradisional, operasional pasar mulai dibenahi dengan pembatasan jam buka hingga pengaturan pintu masuk-keluar. Di sejumlah tempat umum dan perkantoran, pembatasan jarak juga dilakukan dengan memberi tanda pada kursi.
”Sekarang diupayakan pasar-pasar tradisional buka dari pagi hingga siang hari saja. Setiap tutup atau malam hari dilakukan penyemprotan disinfektan. Jalur masuk-keluar pengunjung juga diatur agar tidak sama, untuk menghindari penumpukan dan menjaga jarak,” kata Saharuddin Ridwan, Direktur Operasional PD Pasar Makassar.