Hingga 70 persen bahan baku jenis tertentu pada industri farmasi India diimpor dari China. Sebagian bahan baku itu dibuat di Hubei yang beberapa waktu lalu diisolasi total. Isolasi itu mengganggu produksi obat di India.
Oleh
kris mada
·2 menit baca
NEW DELHI, MINGGU — India menyiapkan 1,3 miliar dollar AS untuk mendorong kemandirian industri bahan baku farmasi. Industri farmasi India kesulitan bahan baku gara-gara gangguan mata rantai pasok global yang dipicu isolasi China di tengah wabah SARS-CoV-2.
India merupakan eksportir 20 persen obat generik global. Hingga 70 persen bahan baku jenis tertentu pada industri farmasi India diimpor dari China. Sebagian bahan baku itu dibuat di Hubei yang beberapa waktu lalu diisolasi total. Isolasi itu mengganggu produksi obat di India.
Kabinet India menyetujui insentif untuk mendorong pertumbuhan industri bahan baku farmasi nasional. Menteri Urusan Kimia dan Pupuk Mansukh Mandaviya mengatakan, skema yang disebut Insentif Terkait Industri itu akan mendorong produksi bahan baku. ”Skema ini juga untuk mendorong produksi peralatan kesehatan yang bisa menghasilkan dampak hingga 34 miliar rupee,” ujarnya, sebagaimana dikutip Bloomberg, Minggu (22/3/2020).
Lewat rencana itu, India akan membangun tiga pusat industri bahan baku industri. Pusat-pusat pengembangan itu akan mendapat masing-masing hingga 10 miliar rupee. Insentif juga akan diberikan kepada pembuat hingga 53 jenis obat dan bahan baku utama obat. Pengembangan akan fokus pada 26 jenis bahan baku obat berbasis fermentasi dan 27 jenis berbasis kimia sintesis.
Kebijakan itu diharapkan juga mendorong produksi peralatan kesehatan. India akan membuat sedikitnya empat pusat produksi yang diharapkan bisa menghasilkan produk senilai 684 miliar rupee dalam lima tahun ke depan. ”Skema ini juga diharapkan bisa menciptakan hingga 33.750 pekerjaan baru dan mengurangi impor peralatan medis,” ujarnya.
Pengurus Asosiasi Produsen Obat India (IDMA) Yogin Majmudar mengatakan, kebijakan itu untuk solusi jangka panjang. ”Paling sebentar tiga tahun,” ujarnya, sebagaimana dikutip India Express.
Persoalan produksi bukan hanya keuangan. India perlu memperbaiki birokrasi untuk memudahkan persetujuan transaksi. Dalam kebijakan yang diumumkan pemerintah, tidak disinggung soal kualitas dan kuantitas produksi.
Sementara pengurus Asosiasi Produsen Peralatan Kesehatan India, Rajiv Nath, berharap kebijakan itu meningkatkan produk buatan India.
”Bisa mendorong pelayanan kesehatan lebih terjangkau untuk orang banyak. Kebijakan ini juga mudah-mudahan bisa menjadikan India masuk daftar produsen utama peralatan kesehatan global. Harus bisa juga mengakhiri ketergantungan impor hingga 90 persen peralatan yang membuat (India) harus membayar hingga 388 miliar rupee,” tuturnya.