Setelah berpengalaman membantu para korban bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat dan kebakaran hutan dan lahan di Pulau Kalimantan, kini mereka ulurkan tangan kepada para pasien dalam pengawasan (PDP) kasus Covid-19.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
Lewat dua pekan sejak penyebaran virus korona baru dinyatakan sebagai pandemi global semangat masyarakat untuk saling membantu dan berbagi kasih sayang tidak surut. Bahkan semakin kuat dengan saling memotivasi melalui media sosial. Berbagai metode cara membantu sesama, terutama mereka dari kalangan ekonomi lemah, terus bermunculan.
Berawal dari grup Facebook untuk berbagi lawakan satire, Cocoklogi Science, akhirnya pada tahun 2017 lahir Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena). Setelah berpengalaman membantu para korban bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat dan kebakaran hutan serta lahan di Pulau Kalimantan, kini mereka mengulurkan tangan kepada para pasien dalam pengawasan (PDP) yang tengah dirawat di rumah sakit.
"Kami memberi bantuan berupa alat pelindung diri (APD) seperti hazmat suit, masker, dan cairan pembersih tangan yang nanti didistribusikan ke tenaga-tenaga kesehatan se-Indonesia," kata Ketua Yayasan Graisena Ngademin Agung Firmansyah ketika dikontak dari Jakarta, Senin (23/3/2020).
Data per Senin menunjukkan yayasan ini sudah menyalurkan dana Rp 80,7 juta dan menerima donasi sebanyak Rp 47 juta. Selain membagi-bagikan APD, mereka juga menopang sepuluh kepala keluarga berstatus PDP yang berasal dari kelompok ekonomi lemah.
Penanggung jawab program donasi PDP Yayasan Graisena Brian Fadli menjelaskan, dana berasal dari penjualan pernak-pernik bertema satire di grup Facebook tersebut, selain itu juga ada donasi dari masyarakat umum. Melalui laman Facebook dan Brian para PDP bisa mengontak yayasan. Mereka diminta melampirkan kartu tanda penduduk, kartu keluarga, bukti bahwa mereka dirawat dengan status PDP.
"Jika lolos verifikasi, kami akan memberi santunan Rp 20.000 per anggota keluarga untuk dua minggu PDP tersebut dirawat. Jangka waktu bisa ditambah kalau PDP perawatannya diperpanjang. Kami menyokong kehidupan keluarganya maksimal selama 45 hari," tutur Brian.
Menurut dia, 10 PDP terverifikasi pekerjaannya antara lain adalah oedagang asongan dan pengemudi ojek. Mereka bergantung dari pendapatan harian.
Dari level lembaga yang mapan, Gusdurian Peduli bersama Gerakan Islam Cinta melakukan inisiatif Bantu Ekonomi Warga. "Pada tahap awal ini kami menyasar 100 kepala keluarga dari 14 kota yang dinyatakan terdampak penyebaran Covid-19," kata Direktur Gusdurian Alissa Wahid di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Ia menerangkan kriteria penerima manfaat ialah mereka yang nafkahnya bergantung dari pendapatan harian seperti pedagang kaki lima dan asongan. Masyarakat kalangan ini mengalami dua kendala, apabila mereka tidak keluar rumah untuk bekerja, mereka tidak bisa makan. Kedua, kalaupun keluar rumah, belum tentu ada yang membeli dagangan mereka.
Oleh sebab itu, Gusdurian Peduli dan Gerakan Islam Cinta akan memberi paket sembilan bahan pokok (pokok) dan paket sanitasi yang terdiri antara lain masker serta sabun. Paket-paket itu akan disalurkan dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Adapun pengumpulan dana dari masyarakat menggunakan situs Kitabisa.com.
"Kami juga tengah mendekati berbagai pengusaha seperti toko dan pengepul sembako di berbagai kota agar mereka mau turut menyumbang minimal di wilayah masing-masing," tutur Alissa.
Traktir makan
Sementara itu, komedian dan pelatih literasi keuangan Ligwina Handoko melalui akun Twitternya berhasil menyebarluaskan ajakan bagi masyarakat agar mentraktir para pengemudi ojek daring. Caranya adalah dengan memesan makanan melalui aplikasi ojek daring, akan tetapi beritahu pengemudi bahwa makanan itu untuk dia konsumsi, bukan untuk si pemesan.
"Sebenarnya ini bukan ide sendiri karena saya terinspirasi akun @kekosarah dan @berhijabmerah. Kebetulan postingan saya yang jadi viral, tapi gerakan ini sudah cukup awam. Biasanya setiap Jumat atau setelah gajian banyak orang yang mentraktir pengemudi ojol (ojek online)," ujarnya.
Sebenarnya ini bukan ide sendiri karena saya terinspirasi akun @kekosarah dan @berhijabmerah. Kebetulan postingan saya yang jadi viral, tapi gerakan ini sudah cukup awam. Biasanya setiap Jumat atau setelah gajian banyak orang yang mentraktir pengemudi ojol
Setelah itu, ia dan suami memutuskan untuk mencobanya dan mengunggah pengalaman mereka di media sosial. Tak lama kemudian kerabat, teman, maupun pengikut Ligwina di Twitter juga melakukan hal serupa. Mereka saling memberitahu hasil inisiatif tersebut. Warung dan pengemudi ojol yang sepi pesanan mendapat banyak permintaan.
"Beberapa pengalaman seru yang diceritakan teman-teman sekarang para supir ojol membagi traktiran dengan rekan-rekan mereka. Bahkan, orangtua memberi tahu anak-anaknya yang beberapa mentraktir semampunya dari uang saku mereka," kata Ligwina.