Seorang pasien positif Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, akhirnya sembuh dan diperbolehkan pulang.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kabar baik kembali datang di tengah kewaspadaan bangsa ini terhadap pandemi Covid-19. Seorang pasien positif Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, R (20), akhirnya sembuh dan diperbolehkan pulang.
”Ya, benar, R sudah sembuh. Berdasarkan pemeriksaan klinis laboratorium dan rontgen, kondisi pasien semua baik, serta (sudah) negatif Covid-19. Saat ini pasien sudah dipulangkan,” kata juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif, Senin (23/3/2020).
Menurut Husnul, kunci kesembuhan pasien adalah kesabaran dan ketelatenan selama menjalani perawatan. ”Masyarakat pun harus disiplin mencegah penularan virus, yaitu dengan menjaga kesehatan lingkungan, menjaga jarak sosial, dan membatasi aktivitas di luar rumah,” katanya.
R adalah mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Malang, yang sejak minggu kedua Maret 2020 dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Malang, dengan status terkonfirmasi Covid-19. R adalah pasien ke-7 di RSSA dan saat itu menjadi satu dari dua pasien terkonfirmasi Covid-19.
Adapun pasien terkonfirmasi lainnya saat itu adalah Ny S (51), pasien ke-8 RSSA, yang meninggal sebelum statusnya diketahui. Saat itu, uji laboratorium Ny S belum keluar.
R dan Ny S sebenarnya tidak ada hubungan langsung. Ayah R (bernama HS) dan S (suami Ny S) adalah teman. Saat itu, HS dikirim perusahaan tempatnya bekerja mengikuti kegiatan kantor berskala internasional di Yogyakarta. Sepulang dari Yogyakarta, HS, R, S, dan Ny S berada dalam satu mobil.
Kabar ini memberikan rasa optimisme bahwa korona bisa disembuhkan.
Tak lama, HS pun jatuh sakit dan kemudian meninggal. Berikutnya, S pun sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Kota Malang. Saat dirawat itu, S ditunggui oleh Ny S. S kemudian sembuh, tetapi Ny S jatuh sakit dan akhirnya meninggal.
Sembuhnya seorang pasien Covid-19 di Kota Malang, menurut Wali Kota Malang Sutiaji, memberikan harapan bahwa penyakit itu bisa disembuhkan. ”Kita patut bersyukur. Kabar ini memberikan rasa optimisme bahwa korona bisa disembuhkan,” katanya.
Meski begitu, Sutiaji melanjutkan, setiap orang harus tetap waspada dan menjaga kesehatan secara mandiri. ”Kata kuncinya adalah membangun imun (daya tahan tubuh) serta sementara waktu membatasi beraktivitas di luar rumah,” ujarnya.
Dengan sembuhnya R, per 23 Maret 2020 siang terdapat enam pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Malang. ”Data ini memang baru masuk siang ini (Senin pukul 13.00). Yang dirawat di RSSA tinggal satu orang,” kata Widianto, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang.
Sementara itu, pakar kesehatan mental Universitas Brawijaya (UB), Dr Sumi Lestari, mengatakan, untuk mencegah masuknya virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 ke dalam tubuh, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan warga. ”Masyarakat diimbau untuk mengonsumsi makanan gizi seimbang, berolahraga, menjaga kebersihan, sering cuci tangan, dan jangan lupa selalu bahagia,” katanya.
Sumi menjelaskan, ketika seseorang merasa bahagia, tubuh akan memproduksi interferon, protein yang dapat membentuk imunitas, sehingga dapat berfungsi melawan virus.
”Untuk memunculkan rasa bahagia di tengah situasi seperti ini bisa dilakukan dengan bersyukur dan berpikir positif. Kunci bahagia itu akan muncul pada diri ketika kita mampu bersyukur. Bersyukur membuat hidup kita akan merasa tenang, nyaman, damai, dan bahagia tentunya,” katanya.
Rasa syukur yang ada di dalam diri manusia, menurut dia, ternyata juga mampu meminimalkan emosi negatif, seperti cemas, panik, khawatir, takut, dan gelisah. ”Rasa syukur akan mengganti perasaan negatif dengan emosi positif, yaitu tenteram, nyaman, dan damai. Individu tidak akan merasa takut dengan cobaan karena yakin akan adanya jalan keluar dari masalah yang dihadapi,” tutur Sumi.