Stok Alat Pelindung Diri di RSUP Dr M Djamil Padang Tinggal Puluhan Unit
›
Stok Alat Pelindung Diri di...
Iklan
Stok Alat Pelindung Diri di RSUP Dr M Djamil Padang Tinggal Puluhan Unit
Stok alat pelindung diri atau APD di RSUP Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat, menipis. Pemerintah Provinsi Sumbar meminta bantuan ke pemerintah pusat.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Stok alat pelindung diri atau APD di RSUP Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat, menipis. Pihak rumah sakit berharap bantuan segera datang karena ketiadaan APD membuat tenaga medis dan paramedis semakin rentan tertular virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Pemerintah Provinsi Sumbar pada hari ini mengirim surat permohonan bantuan APD ke pemerintah pusat.
Direktur Umum Sumber Daya Manusia Pendidikan RSUP Dr M Djamil Padang Dovy Djanas di Padang, Senin (23/3/2020), mengatakan, stok APD di rumah sakit tinggal puluhan unit. Stoknya akan semakin menipis jika jumlah pasien terus bertambah, sedangkan APD hanya untuk sekali pakai.
”Sekali masuk ke ruangan pakai satu APD. Untuk satu pasien, (tenaga medis) bisa butuh puluhan APD. Kondisi saat ini, (stok APD) mungkin tidak sampai seminggu. Mudah-mudahan kami segera dapat (kiriman) APD,” kata Dovy.
Menurut Dovy, keberadaan APD sangat penting bagi tenaga medis dan paramedis guna merawat pasien dalam pengawasan Covid-19. APD dapat mengurangi risiko tenaga medis dan paramedis tertular virus dari pasien.
Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19, tenaga medis dan paramedis merupakan ujung tombak pelayanan. Jika mereka ikut tertular virus, pelayanan terhadap pasien tentu akan terkendala.
Ia mengonfirmasi kebenaran foto yang beredar dua hari lalu bahwa tenaga medis di RSUP Dr M Djamil Padang menggunakan jas hujan karena kehabisan APD. Namun, sekarang hal itu tidak lagi dilakukan. ”Kemarin (kami) sempat menggunakan mantel hujan. Sekarang tidak lagi,” kata Dovy.
RSUP Dr M Djamil merawat 15 pasien dalam pengawasan Covid-19 di ruang isolasi. Dua belas pasien dalam kondisi baik, sedangkan tiga lainnya kondisinya sedang (belum terlalu baik).
Seminggu terakhir, ada dua perawat yang menangani pasien penyakit paru, termasuk pasien dalam pengawasan Covid-19, dikarantina di rumah masing-masing. Kedua perawat itu batuk dan pilek dan masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP).
Dovy melanjutkan, dalam menjaga kondisi tenaga medis dan paramedis, rumah sakit sedang menyiapkan ruangan khusus. Paviliun Embun Pagi di RSUP Dr M Djamil Padang yang biasanya digunakan merawat pasien biasa akan dijadikan ruangan karantina bagi tenaga medis dan paramedis yang membutuhkan.
”Itu langkah kami dalam menjaga imunitas tenaga medis dan paramedis dengan memonitor perkembangan kesehatan mereka sehari-hari,” ujarnya.
Saat ini, RSUP Dr M Djamil merawat 15 pasien dalam pengawasan Covid-19 di ruang isolasi. Dua belas pasien dalam kondisi baik, sedangkan tiga lainnya kondisinya sedang (belum terlalu baik). Daya tampung ruang isolasi di rumah sakit tersebut maksimal 17 pasien.
Meminta bantuan
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, pihaknya segera mengirimkan surat permohonan bantuan APD ke pemerintah pusat. Sumbar total meminta 40.000 unit APD untuk kebutuhan empat bulan ke depan bagi rumah sakit di daerah, seperti RSUPD Dr M Djamil Padang, RS Universitas Andalas, RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, RSUD Pariaman, dan RSUD M Natsir Solok.
”Sekarang sedang dihitung (kebutuhan tiap-tiap rumah sakit). Siang ini suratnya selesai dan langsung dikirim ke Jakarta. Ada dua alamat surat, pertama ke BNPB, kedua ke Kementerian Kesehatan. Permintaan sekitar 40.000 APD,” kata Nasrul.
Nasrul belum dapat memastikan kapan APD itu akan sampai ke Sumbar. Namun, ia memperkirakan bantuan APD dari pemerintah pusat tiba besok atau lusa.
Beberapa waktu lalu, Sumbar membeli 420 unit APD dan telah dibagi-bagikan ke rumah sakti yang membutuhkan. Namun, sekarang stoknya menipis, apalagi jumlah pasien dalam pengawasan terus bertambah.
Berdasarkan data BPBD Sumbar, hingga Senin (23/3/2020), jumlah pasien dalam pengawasan Covid-19 sebanyak 30 orang. Dari jumlah total itu, semuanya sudah diperiksa atau diambil sampel untuk pengujian. Enam pasien yang diperiksa dinyatakan negatif Covid-19, sedangkan 24 pasien menunggu hasil laboratorium. Adapun jumlah orang dalam pemantauan mencapai 352 orang.