Semua kegiatan perkumpulan, termasuk upacara keagamaan dan pernikahan, dilarang. Pengecualian hanya untuk pemakaman dengan jumlah pelayat amat dibatasi
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
London, Selas - Semakin banyak negara menutup diri dan memerintahkan warganya tinggal di rumah. Semua demi meredam penularan virus korona baru.
Perintah terbaru diluncurkan Inggris pada Senin (23/3/2020) malam waktu London atau Selasa dini hari WIB. “Saya terpaksa memberi perintah sederhana bagi warga Inggris, tinggal di rumah. Jika tidak patuh, polisi akan memaksa,” ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Ia menolak menggunakan istilah isolasi total. London akan sangat membatasi orang keluar rumah. Bahkan, belanja untuk kepentingan pokok pun harus sangat dibatasi. Keluar rumah dimungkinkan antara lain jika pekerjaan dan layanan kesehatan sama sekali tidak bisa didapat atau dilakukan di rumah. “Untuk memastikan kepatuhan, kami akan segera menutup toko yang tidak menjual barang sangat penting seperti pakaian dan elektronik. Perpustakaan, taman bermain, tempat olah raga, dan tempat ibadah juga,” ujarnya.
Semua kegiatan perkumpulan, termasuk upacara keagamaan dan pernikahan, dilarang. Pengecualian hanya untuk pemakaman dengan jumlah pelayat amat dibatasi. Orang boleh ke taman untuk jalan atau olah raga sendiri. Jika berkumpul, akan langsung dibubarkan.
Dunia
Inggris menyusul sejumlah negara dan kota yang memerintahkan pembatasan gerak. Italia, Jerman, Perancis, Spanyol, sejumlah negara bagian di Amerika Serikat, India, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia, India, hingga Jordania menerapkan pembatasan gerak.
Malaysia menerjunkan 50.000 tentara untuk memastikan pembatasan gerak dipatuhi. Hal serupa dilakukan Italia dan Spanyol. Sementara Perancis dan India mengerahkan ratusan ribu polisi di berbagai penjuru negara untuk memastikan orang-orang tidak keluar rumah di tengah wabah Covid-19.
Jordania memulai pembatasan sejak Sabtu lalu. Tentara dikerahkan ke berbagai penjuru negeri untuk memastikan pembatasan dipatuhi. Dalam beberapa hari ini, 800 orang ditahan karena nekat keluar rumah. “Orang-orang tidak tahu bahaya dengan melanggar hukum dan keluar rumah,” kata juru bicara tantara Jordania, Brigadir Jenderal Mukhles al Mufleh.
Sementara Denmark memutuskan perintah isolasi akan berlangsung sampai 13 April 2020. Denmark sudah memulai isolasi nasional sejak 11 Maret 2020.
Sejumlah negara, seperti Singapura dan Uni Emirat Arab, melarang orang asing masuk. Maskapai-maskapai UEA yang pulang hanya boleh ditumpangi warga UEA atau diplomat. Sementara Singapura melarang warga asing singgah apalagi masuk ke sana.
Penutupan berbagai bandara dan penghentian penerbangan membuat Kementerian Luar Negeri Indonesia terus mengingatkan WNI untuk segera pulang. Imbauan terutama diberikan kepada pemegang visa kunjungan singkat. Hanya jika karena alasan tertentu sudah tidak bisa meninggalkan suatu wilayah, WNI diharapkan menghubungi perwakilan Indonesia yang paling dekat dari lokasinya. KBRI atau KJRI akan mencoba berkoordinasi dengan imigrasi setempat terkait izin tinggal.
Hubei Terbuka
Dari China dilaporkan, pembatasan perjalanan di Hubei akan dicabut pada Rabu (25/3/2020). Provinsi itu diisolasi total sejak Januari 2020 karena menjadi pusat awal wabah. Seiring penurunan jumlah infeksi, China terus mengendurkan aturan di sana. Pengenduran tidak berlaku untuk Wuhan, ibu kota Hubei sekaligus pusat wabah pertama.
Beberapa waktu lalu, Presiden China Xi Jinping sudah melawat ke Wuhan. Ia menemui sejumlah tenaga kesehatan yang terlibat penanganan wabah di sana. Xi juga mengunjungi beberapa lokasi Wuhan.
Kini, Beijing dicemaskan dengan infeksi yang dibawa para pelawat. Jumlah kasus baru mayoritas terkait orang-orang yang baru pulang dari luar negeri. Karena itu, China mengetatkan pengawasan terhadap setiap yang baru pulang dari luar negeri. Apalagi, ada laporan sebagian dari mereka menulari orang-orang yang tidak ke luar negeri. (AP/REUTERS)