Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengimbau para perantau, terutama dari daerah terjangkit Covid-19, tidak pulang kampung untuk sementara waktu. Kepulangan perantau dikhawatirkan meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengimbau para perantau, terutama dari daerah terjangkit Covid-19, tidak pulang kampung untuk sementara waktu. Kepulangan perantau dikhawatirkan meningkatkan risiko penularan Covid-19 ke keluarga dan masyarakat di kampung halaman.
Sejauh ini, belum ditemukan kasus positif Covid-19 di Sumbar. Berdasarkan data BPBD Sumbar per 24 Maret 2020, jumlah pasien diperiksa mencapai 34 orang dan enam orang di antaranya negatif. Sebanyak 28 pasien dalam pengawasan dan hasil pemeriksaan spesimennya belum keluar. Total orang dalam pengawasan mencapai 483 orang.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di Padang, Selasa (24/3/2020), mengimbau perantau tetap berada di rumah masing-masing. Sebab, jika pulang, bisa saja mereka menularkan virus Sars-Cov-2 selama perjalanan dan menyebar ke sanak saudara di kampung halaman.
”Perantau diimbau diam di rumah. Itu akan lebih menjamin keselamatan. Jika pulang kampung sekarang, bisa saja tertular selama perjalanan, jadi punya risiko. Sekali lagi kami mengimbau, tidak ada paksaan, akan lebih aman jika tetap berada di rumah masing-masing,” kata Nasrul.
Menurut Nasrul, saat ini, ada kecenderungan eksodus perantau dari Jakarta dan daerah lain dengan pesawat ke Padang, Sumbar. Kondisi ini mengkhawatirkan karena daerah rantau, seperti Jakarta, termasuk daerah terjangkit Covid-19. Kepulangan perantau dikhawatirkan meningkatkan risiko penularannya di Sumbar.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Nasrul mengatakan, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sudah sepakat mengirimkan surat ke Kementerian Perhubungan. Pemprov meminta Kemenhub menghentikan sementara aktivitas penerbangan dari daerah lain ke Padang dan sebaliknya.
”Kami meminta penerbangan disetop dulu. Penerbangan dari Jakarta ke Padang sekarang bertambah karena banyak yang pulang. Mohon maaf. Jakarta saat ini termasuk daerah terjangkit. Oleh sebab itu, diimbau perantau tidak pulang kampung. Jakarta daerah banyak kasus (Covid-19). Jangan pula orang dari daerah terjangkit masuk ke daerah yang belum terjangkit,” ujar Nasrul.
Sementara itu, terkait perantau yang telanjur tiba di Sumbar, Nasrul mengatakan, mereka akan diperiksa kondisi kesehatannya. Pemeriksaan orang yang masuk ke Sumbar diperketat. Nasrul juga meminta kerja sama bupati dan wali kota di daerah perbatasan.
Sebelumnya, Senin (23/3/2020), Pemprov Sumbar mengeluarkan surat imbauan agar perantau menunda atau mempertimbangkan kembali rencana kepulangan ke kampung halaman. Itu sebagai upaya antisipasi meluasnya penyebaran Covid-19. Dalam surat yang ditandatangani Kepala Biro Kerja Sama, Pembangunan, dan Rantau Pemprov Sumbar Luhur Budianda, imbauan itu berdasarkan hasil rapat dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar.
Respon perantau
Sekretaris Persatuan Warga Sungayang Wilayah Jakarta dan Sekitarnya Robby Yusri mengatakan, pihaknya sedang mengevaluasi rencana pulang baghayo (pulang bersama untuk berhari raya) perantau ke Nagari Sungayang, Tanah Datar, pada 20 Mei 2020. Saat ini, jumlah pendaftar sudah ada satu bus berkapasitas 40 orang.
”Kami sedang mendiskusikannya. Menyikapi imbauan gubernur, kami mengevaluasi kegiatan pulang baghayo. Keputusan akhirnya bulan ini apakah dibatalkan atau tidak. Namun, kecenderungannya dibatalkan karena wabah Covid-19 semakin luas dan ada imbauan dari pemda,” kata Robby.
Robby pun memahami imbauan Pemprov Sumbar. Sebab, penyebaran Covid-19 di Jakarta sudah semakin luas. Sementara di Sumbar masih belum ditemukan kasus positif. Ia khawatir ada perantau Sumbar yang pulang membawa virus ini sehingga menyebar ke keluarga di kampung halaman.
”Kami mematuhi imbauan Gubernur Sumbar dan Gubernur Jakarta agar tidak keluar dari Jakarta,” ujar Robby. Ditambahkannya, sejauh ini, belum ada anggota persatuan di Jakarta yang berstatus pasien dalam pengawasan ataupun orang dalam pemantauan.
Walaupun acara pulang bersama terancam gagal, Robby mengatakan, program pembagian sembako dari perantau untuk warga di Nagari Sungayang tetap berjalan. Pembagian sembako akan dikoordinasikan Wali Nagari Sungayang.
Kami mematuhi imbauan Gubernur Sumbar dan Gubernur Jakarta agar tidak keluar dari Jakarta.
Ketua Ikatan Keluarga Perantau Gunuang di Jakarta El Fajri Hanif Datuak Rangkay Labiah mengatakan, permintaan perantau tidak pulang kampung menjadi dilema. Di satu sisi perantau khawatir kondisi keselamatan anak-anaknya di rantau. Namun, di sisi lain, tidak dapat dibenarkan pula semua perantau pulang ke Sumbar, terutama yang mengalami sakit mirip Covid-19.
”Yang terbaik adalah perantau mengikuti anjuran dari pemda Sumbar untuk tetap di rantau masing-masing. Kalau ada yang memaksa untuk tetap pulang, sebaiknya pemda menyiapkan semacam screening di tempat kedatangan para pemudik tersebut,” kata El Fajri.
Ditambahkan El Fajri, sejauh ini, belum ada rencana dari Ikatan Keluarga Perantau Gunuang di Jakarta untuk pulang bersama ke Nagari Gunuang, Padang Panjang, pada momen hari raya Idul Fitri.