Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo tiba di Kabul, ibu kota Afghanistan, Senin (23/3/2020), dalam kunjungan yang bertujuan untuk menyelamatkan kesepakatan damai AS dan Taliban.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
KABUL, SENIN — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo tiba di Kabul, Afghanistan, Senin (23/3/2020), dengan misi menyelamatkan kesepakatan damai AS dan Taliban. Kesepakatan itu disebutkan ”rusak” oleh perseteruan politik kubu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan saingannya Abdullah Abdullah.
Pompeo akan bertemu Ashraf Ghani dan Abdullah secara terpisah. Sebagaimana diketahui, Abdullah menentang hasil pemilihan presiden September 2019, yang dalam pengumuman Komisi Pemilihan Afghanistan Februari 2020, dimenangi oleh Ghani. Abdullah dan koalisinya mengklaim merekalah pemenang pemilu dan menyebut Ghani curang.
Karena itu, Abdullah membuat pemerintahan tandingan.
Sikap itu memperkeruh situasi politik di Afghanistan yang kini harus menghadapi Taliban dan pandemi Covid-19 secara bersamaan.
Kunjungan Pompeo itu dimaksudkan untuk menembus kebuntuan politik yang telah berlangsung selama berminggu-minggu. Pompeo dijadwalkan untuk bertemu Ashraf Ghani dan Abdullah secara terpisah dan kemudian mengadakan pertemuan dengan keduanya bersama-sama pada hari Senin.
Hingga saat ini–pasca-kesepakatan damai ditandatangani oleh AS dan Taliban, 29 Februari lalu di Doha, Qatar–Pemerintah Afghanistan dan Taliban belum memulai negosiasi formal seperti yang direncanakan. Hal itu terjadi karena terhalang perseteruan antara Ghani dan Abdullah.
Perselisihan mengenai pembebasan tahanan dan persaingan kedua politisi tersebut telah menghambat kemajuan dalam mediasi antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan.
Perjanjian damai
Kesepakatan damai itu antara lain bertujuan membuka jalan bagi Taliban bernegosiasi dengan pemerintah, termasuk pakta untuk menarik pasukan asing dari Afghanistan.
Selain itu, perjanjian damai tersebut juga menyepakati pembebasan 5.000 anggota Taliban yang ditahan Pemerintah Afghanistan, serta pembebasan 1.000 tentara Afghanistan dari tahanan Taliban. Namun, Pemerintah Afghanistan tidak menyetujui kesepakatan tersebut dan merasa tidak diwakili oleh AS.
Pekan lalu, Wakil Khusus AS Zalmay Khalilzad telah mendesak Pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk segera membebaskan tawanan dari tahanan mereka. Namun, upaya itu terhalang karena Pemerintah Afghanistan hanya sepakat membebaskan 1.500 anggota Taliban dan sisanya 3.500 tahanan akan dibebaskan saat berlangsung perundingan antara pemerintah dan Taliban.
Taliban dan Pemerintah Afghanistan, Minggu (22/3/2020), akhirnya mengadakan pertemuan ”virtual” pembebasan tahanan. (AFP/REUTERS/AP)