Keharusan tetap berada di rumah, beraktivitas di dan atau bekerja dari rumah menjadi bagian dinamika pandemi Covid-19 saat-saat ini. Pribadi, perusahaan, hingga suatu negara butuh penyesuaian.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
Merebaknya pandemi Covid-19 mendorong banyak perusahaan, kantor, dan lembaga negara mewajibkan karyawan mereka bekerja dari rumah. Pembatasan mobilitas fisik ini dinilai sebagai salah satu cara efektif untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Munculnya ”kantor virtual” itu memicu lonjakan permintaan terhadap alat pendukung, seperti komputer jinjing atau laptop dan jaringan internet. Kebutuhan makanan dan minuman pun melonjak.
Produsen alat elektronik, seperti Samsung Electronics Co Ltd, Senin (23/3/2020), mengatakan, permintaan ekspor semikonduktor naik hingga 20 persen. ”Dengan lebih banyak orang yang bekerja dan belajar dari rumah selama wabah, ada peningkatan permintaan untuk layanan internet. Itu artinya, pusat data membutuhkan jaringan lebih besar untuk mengangkut data,” kata analis Park Sung-soon di Cape Investment & Securities.
Seorang pejabat Kementerian Perdagangan Korea Selatan mengatakan, cloud computing telah meningkatkan penjualan chip server. Diungkapkan bahwa permintaan tinggi antara lain datang dari China dan Amerika Serikat.
Di Jepang, perusahaan pembuat laptop Dynabook melaporkan lonjakan permintaan dan pengiriman segera. Lonjakan permintaan juga diakui manajemen NEC Corp. Sementara di Australia, manajemen perusahaan JB Hifi Ltd juga mengakui hal yang sama. Lonjakan permintaan terjadi beberapa pekan terakhir, khususnya terkait perangkat yang pendukung kerja jarak jauh dan peralatan penunjang.
Efek berantai
Para analis melihat China memperoleh manfaat dari praktik bekerja dari rumah itu. ”Perusahaan Cloud membuka platform mereka, memungkinkan pelanggan baru dan lama menggunakan lebih banyak sumber daya secara gratis untuk membantu mempertahankan layanan,” kata analis Yih Khai Wong di lembaga Canalys. ”Ini menjadi preseden bagi perusahaan teknologi di seluruh dunia yang menawarkan layanan berbasis cloud sebagai respons mereka guna membantu organisasi yang terkena dampak virus korona.”
Peningkatan infrastruktur Cloud China telah membantu naiknya harga cip. Harga spot chip DRAM naik lebih dari 6 persen sejak 20 Februari 2020, merujuk dari catatan DRAMeXchange. Lembaga UBS pekan lalu memperkirakan harga kontrak rata-rata cip DRAM naik 10 persen pada triwulan kedua karena lonjakan lebih dari 20 persen chip server.
Rentan
Akan tetapi, di sisi lain, kenaikan permintaan produk antivirus menunjukkan kerentanan keamanan saat bekerja dari rumah. Para pakar keamanan dunia maya mengatakan, para peretas akan mengikuti, mencari cara untuk mengambil keuntungan, dan menyusup ke dalam data perusahaan. Pejabat AS, Inggris, dan sejumlah negara lain telah mengeluarkan peringatan tentang risiko bekerja dari luar lingkungan perusahaan.
Wendy Nather, seorang penasihat senior pada perusahaan teknologi Cisco’s Duo Security, mengatakan, transisi yang tiba-tiba akan berarti lebih banyak ruang kesalahan, lebih banyak tekanan pada staf teknologi informasi, dan lebih banyak kesempatan bagi penjahat siber yang berharap bisa menipu karyawan untuk ”memberikan” kata sandi mereka.