Karena berada di rumah terus, sekarang warga Italia susah sekali menahan nafsu makan. Bahkan, mereka mulai ketakutan tidak bisa berhenti ngemil atau makan besar.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Stres berat dan bosan tingkat tinggi ditambah lagi dengan kecintaan pada makanan menyeret jutaan warga Italia, yang harus tinggal di rumah karena pandemi Covid-19, ke satu titik tujuan yang sama: kulkas.
Pemerintah Italia meminta warga tinggal dan bekerja di rumah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit Covid-19. Ada daerah yang baru memberlakukan aturan itu minggu lalu. Ada yang bahkan sudah hampir satu bulan lalu.
Karena berada di rumah terus sekarang warga Italia susah sekali menahan nafsu makan. Bahkan, mereka mulai ketakutan tidak bisa berhenti ngemil atau makan besar.
Ketakutan berat badan akan tambah dan menjadi gemuk bahkan melebihi ketakutan akan tertular Covid-19 yang sudah menewaskan 6.000 orang di Italia.
Semula mereka hanya khawatir soal pendapatan dan aktivitas anak di rumah, kini mereka khawatir soal berat badan.
”Saya bisa habis camilan Pringles satu bungkus sekali makan. Sekarang saya lebih takut jadi gemuk ketimbang kena #coronavirus,” tulis Chiara di akun Twitter-nya.
Tips antibosan
Berbagai artikel berisi tips-tips mencegah kegemukan bertebaran di jaringan sosial dan media sosial bersaing dengan cara-cara makan sehat untuk meningkatkan sistem ketahanan tubuh.
Begitu pula dengan video-video memasak dan olahraga. Sebenarnya lari dan jalan-jalan sendiri di lingkungan sekitar rumah saja tetap boleh, tetapi itu dirasa kurang.
Masalahnya, tempat-tempat olahraga ditutup. Warga mengaku tidak bisa tinggal diam di rumah saja dalam waktu lama. Apalagi kalau tidak banyak yang bisa dikerjakan. Yang terjadi malah kepingin ngemil terus.
”Kita semua akan jadi gemuk. Orang-orang seminggu ini banyak beli kue-kue, es krim, dan camilan tidak sehat. Mereka bosan,” kata Manuel, kasir di sebuah minimarket di tengah kota Roma.
Ada satu video yang beredar di media sosial Facebook yang menunjukkan ada seorang laki-laki yang berdiri di depan kaca kamar mandi. Lalu, ada suara di luar kamar mandi yang teriak, ”Mau ke mana?” Si laki-laki itu menjawab, ”Saya mau ke dapur. Banyak yang akan kita lakukan di sana.”
Banyak warga Italia yang suka memasak ketika mereka di rumah. Setelah aturan pembatasan karena Covid-19, penjualan tepung terigu melonjak 80 persen. Penjualan gula juga naik 28 persen dan susu 20 persen.
Asosiasi Petani Nasional Coldiretti menyebutkan penjualan tepung tinggi itu karena orang-orang Italia suka sekali membuat sendiri roti, pasta, dan kek.
Yayasan The Campagna Amica yang mempromosikan pertanian nasional, Selasa, mengunggah ke situsnya seri tutorial memasak masakan-masakan tradisional Italia yang terbaik. Situs itu mengajak warga yang ada di rumah untuk betah bertahan di depan oven dan dapur sambil ikut tur kuliner Italia.
Beragam resep-resep tradisional dibagi seperti ravioli dari daerah Piedmont, spinach gnocchi dari Lombardia, atau Morello cherry torte dari Calabria.
Namun, ketakutan akan kegemukan tidak hanya dirasakan warga Italia, tetapi juga ternyata di Inggris. Seorang perempuan yang mengidentifikasikan dirinya sebagai wartawan hiburan bernama Jess Morcom menuliskan status di Twitter-nya setelah diharuskan bekerja di rumah sejak Selasa lalu.
”Di hari pertama saja saya sudah buka tutup kulkas sampai 10 kali lebih,” ujarnya. (AFP)