Survei Unsyiah, 94 Persen Warga Aceh Masih Keluar Rumah
›
Survei Unsyiah, 94 Persen...
Iklan
Survei Unsyiah, 94 Persen Warga Aceh Masih Keluar Rumah
Larangan keluar rumah dan menjaga jarak belum sepenuhnya ditaati oleh warga Provinsi Aceh. Hasil survei Pusat Riset dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala, 94 persen warga masih beraktivitas di luar rumah.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Larangan keluar rumah dan menjaga jarak belum sepenuhnya ditaati oleh warga Provinsi Aceh. Berdasarkan survei Pusat Riset dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, sebanyak 94 persen warga masih beraktivitas di luar rumah. Kondisi ini membuat pencegahan penyebaran virus korona semakin sulit.
Survei ini dilakukan oleh Rina Suryani Oktari dan Syamsidik, keduanya anggota peneliti pada Pusat Riset dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala. Survei dilukan pada 22-23 Maret 2020, melibatkan 4.628 responden secara acak dengan cara menyebar kuesioner daring.
Rina Suryani Oktari di Banda Aceh, Rabu (25/3/2020), menuturkan, sebanyak 95 persen responden menyebutkan masih beraktivitas di luar rumah. Bahkan sebanyak 34 persen atau 1.573 orang di antaranya menghabiskan waktu lebih tiga jam di luar rumah. Tempat yang paling banyak didatangi adalah tempat kerja/kantor 39 persen, pasar 39 persen, rumah ibadah 32 persen, dan warung kopi 20 persen.
”Kondisi ini cukup mengkhawatirkan mengingat semakin sering seorang beraktivitas di luar rumah, semakin meningkatkan risiko terpapar virus korona,” kata Rina.
Pantauan Kompas di Banda Aceh dan Aceh Besar pada Rabu (25/3/2020), pasar-pasar masih cukup ramai. Ibadah shalat berjemaah di masjid masih berlangsung seperti biasa, tetapi tanpa menggunakan karpet. Warung kopi juga masih banyak yang buka sehingga menjadi tempat warga berkumpul.
”Bahkan ada sekitar 8,47 persen yang menyatakan dalam sepekan terakhir sering menghadiri resepsi pernikahan,” ujar Rina.
Warung kopi juga masih banyak yang buka sehingga menjadi tempat warga berkumpul.
Rina menuturkan, imbauan jaga jarak dan di rumah saja belum berjalan dengan baik. Padahal, jaga jarak secara fisik adalah cara untuk memutus rantai penularan Covid 19. Perlu upaya lebih serius dari pemerintah untuk membatasi warga berada di luar rumah. Dalam survei itu, sebanyak 2.455 responden atau 53 persen ragu dengan kemampuan pemerintah setempat dapat menangani Covid-19.
Hingga saat ini, di Aceh, sebanyak 216 orang menjadi orang dalam pemantauan (OPD) dan enam ] pasien dalam pengawasan (PDP). Belum ada warga di Aceh yang positif Covid 19.
Juru Bicara Pemprov Aceh Penanganan Covid 19, Saifullah Abdulgani, menuturkan, tidak ada daerah yang siap menghadapi bencana tersebut. Namun, pemerintah berusaha maksimal untuk mencegah penyebaran virus korona di Aceh. Saifullah meminta warga mematuhi imbauan pemerintah membatasi keluar rumah dan menerapkan pola hidup sehat.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah menetapkan status Darurat Bencana mulai 20 Maret sampai 29 Mei 2020.