Presiden Jokowi meminta masyarakat mendoakan ibundanya dari rumah masing-masing dan tak perlu berbondong-bondong takziah ke rumah duka atau pemakaman. Presiden tetap meminta rakyat untuk melakukan ”physical distancing”.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kendati tengah berduka karena ibunda Sudjiatmi Notomihardjo wafat, Presiden Joko Widodo tetap memikirkan keselamatan para menteri dan masyarakat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun memohon kepada para pejabat dan masyarakat untuk tidak berbondong-bondong ke pemakaman, cukup mendoakan almarhumah dari rumah masing-masing.
Permintaan itu disampaikan Presiden Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kamis (26/3/2020).
”Tanpa mengurangi rasa hormat, mohon berkenan berdoa dari rumah masing-masing dan tidak perlu beramai-ramai melayat ke rumah duka atau ke pemakaman karena kita tetap harus menjalankan physical distancing (jaga jarak),” ujar Pratikno menyampaikan pesan Presiden melalui pesan singkat kepada wartawan.
Ibu Sudjiatmi meninggal di Rumah Sakit Slamet Riyadi (DKT) Surakarta pada Rabu (25/3/2020) sore. Menurut rencana, jenazah almarhumah Sudjiatmi dikebumikan makam keluarga di Mundu, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis pukul 13.00.
Permintaan agar masyarakat tidak ramai-ramai melayat disampaikan demi melindungi masyarakat, menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru.
Meski begitu, menurut Pratikno, Jokowi tidak bisa melarang pejabat atau masyarakat yang ingin hadir melayat atau mengantar ke pemakaman. Kepada para pelayat, Jokowi pun berpesan agar tetap menjaga jarak.
”Bagi yang hadir, mohon jaga jarak aman sebagaimana telah disampaikan oleh pemerintah,” katanya menjelaskan.
Tak lupa, Presiden menyampaikan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mendoakan almarhumah ibundanya.
”Bapak Presiden menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan seluruh rakyat Indonesia yang menyampaikan belasungkawa dan mendoakan almarhumah Ibu Sudjiatmi Notomihardjo. Semoga almarhumah husnul khotimah dan memperoleh tempat paling mulia di sisi Allah SWT,” ujar Pratikno.
Sementara Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, yang juga hadir di Solo, mengungkapkan bahwa Presiden relatif tabah meski ditinggalkan ibundanya. ”Semalam Mensesneg dan saya (Seskab) mendampingi Bapak Presiden sampai pukul 23.00. Beliau tabah sekali,” ujarnya.
Presiden bahkan tetap memikirkan urusan pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Kepala Negara pun tetap mempersiapkan diri untuk mengikuti sidang pemimpin KTT G-20 secara virtual yang rencananya digelar pada Kamis malam ini.
Secara terpisah, politikus Partai Persatuan Pembangunan, Syaifullah Tamliha, mengajak Muslim di Indonesia untuk melaksanakan shalat ghaib untuk mendoakan almarhumah ibu Sudjiatmi di rumah masing-masing. Menurut dia, shalat ghaib bisa menjadi jalan keluar karena keterbatasan pelaksanaan shalat jenazah di tengah wabah virus korona.