Pemudik dari Jakarta Masih Mengalir ke Jawa Tengah
›
Pemudik dari Jakarta Masih...
Iklan
Pemudik dari Jakarta Masih Mengalir ke Jawa Tengah
Para pemudik dari Jakarta dan sekitarnya terus mengalir ke Jawa Tengah di tengah pandemi Covid-19. Di Kabupaten Blora, sekitar 20 bus masuk setiap malam.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Para pemudik dari Jakarta dan sekitarnya terus mengalir ke Jawa Tengah di tengah pandemi Covid-19. Di Kabupaten Blora, sekitar 20 bus masih masuk setiap malam.
Oleh karena itu, untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, Pemerintah Kabupaten Blora mulai rutin memeriksa kondisi kesehatan penumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Pemeriksaan dilakukan di Kunduran, daerah perbatasan Blora dengan Grobogan.
”Setiap malam, sejak 20 Maret lalu, bus kami berhentikan. Penumpang diperiksa tim dinas kesehatan. Armada bus kami semprot (disinfektan),” kata Kepala Seksi Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang di Dinas Perhubungan Blora Ngadiyanto dihubungi dari Semarang, Kamis (26/3/2020).
Ia menambahkan, prosedur itu sudah sesuai dengan imbauan Bupati Blora terkait dengan antisipasi penyebaran Covid-19 di wilayah itu. Dalam semalam, lanjut Ngadiyanto, ada 20 bus dari arah Jakarta yang masuk. Rata-rata penumpangnya 25-30 orang.
Meski belum sebanyak pada masa puncak mudik, gelombang arus pemudik sudah terasa di Blora. ”Banyak penumpang bus dari Jakarta. Mereka khawatir mudik (Lebaran) ditiadakan, jadi pulang duluan. Di sana pun sudah tak diizinkan kerja,” ucap Ngadiyanto.
Menurut dia, sejauh ini belum ada penumpang bus yang menunjukkan gejala-gejala Covid-19. Satu penumpang sempat diketahui memiliki suhu tubuh hingga 38 derajat celsius. Namun, setelah dicek, tidak terinfeksi Covid-19. Namun, ia tetap didata dan dipantau.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, pergerakan pemudik sudah tampak. Pada Minggu (22/3), misalnya, ada 2.323 penumpang turun di Terminal Bulupitu, Purwokerto, dan 2.625 penumpang turun di Terminal Giri Adipura, Wonogiri.
Banyak penumpang bus dari Jakarta. Mereka khawatir mudik (Lebaran) ditiadakan, jadi pulang duluan. Di sana pun sudah tak diizinkan kerja,
Ia pun meminta bupati dan wali kota di Jateng mencermati hal itu. ”Mohon lebih tegas dan ketat menerapkan protokol kesehatan. Data setiap perantau yang pulang, lalu cek kesehatannya dan pantau terus,” kata Ganjar.
Berdasarkan data nasional di Covid19.go.id, hingga Kamis (26/3) pukul 15.30, terdapat 40 kasus positif di Jateng. Enam orang di antaranya meninggal dunia. Sebelumnya, pada Rabu, jumlah kasus positif melonjak dua kali lipat, dari 19 kasus menjadi 38 kasus.
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop IV Semarang membatalkan sejumlah perjalanan KA dari Semarang untuk antisipasi penyebaran virus korona. Perjalanan yang dibatalkan antara lain pemberangkatan ke Jakarta, seperti KA Argo Muria pukul 16.00, Menoreh (08.00), dan Tawang Jaya (13.29). Selain itu, ada juga KA menuju Bandung, yaitu Ciremai (19.10).
”Dengan pembatalan perjalanan tersebut, para pengguna yang telah memiliki tiket mendapat pengembalian 100 persen dengan ketentuan berlaku,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro. Penumpang yang tetap ingin melakukan perjalanan dapat beralih ke KA lainnya.