Ketika hilang pada 2007, Robert Levinson tengah mencari informasi mengenai dugaan tindak pidana korupsi terhadap mantan Presiden Iran Akbar Hasemi Rafsanjani dan keluarganya.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
TEHERAN, JUMAT — Pemerintah Republik Islam Iran membantah tudingan bahwa Robert Levinson, mantan agen penyidik Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), meninggal dunia di salah satu penjara Iran. Teheran meyakini, Levinson telah meninggalkan Iran bertahun-tahun yang lalu.
Bantahan mengenai keberadaan Levinson itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, Jumat (27/3/2020). ”Berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan, Levinson telah meninggalkan Iran beberapa tahun yang lalu,” kakta Mousavi.
Menurut Mousavi, daerah yang dituju Levinson seusai keluar dari Iran tidak jelas.
Detektif swasta yang juga merupakan mantan penyidik FBI, Robert Levinson, itu diyakini meninggal di penjara Iran setelah hilang selama 13 tahun.
Ketika hilang pada 2007, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Levinson tengah mencari informasi mengenai dugaan tindak pidana korupsi terhadap mantan Presiden Iran Akbar Hasemi Rafsanjani dan keluarganya.
Levinson hilang setelah dia terbang dari Dubai, Uni Emirat Arab, ke Pulau Kish di Teluk Persia, Maret 2007. Pihak keluarga dan FBI menduga dia diculik setelah melakukan pertemuan dengan Daoud Salahuddin, terdakwa kasus pembunuhan diplomat Kedutaan Besar Iran di Washington, AS.
Meski Pemerintah AS menyatakan saat penculikan terjadi Levinson merupakan penyelidik swasta dan tidak terkait dengan kerja intelijen Pemerintah AS, penyelidikan kantor berita AP pada 2013 menunjukkan bahwa Levinson dikirim untuk mengerjakan sebuah misi oleh seorang analis Badan Pusat Intelijen AS (CIA).
Pemerintah Iran berulang kali membantah terlibat dalam upaya penghilangan Levinson. Kementerian Luar Negeri Iran menyampaikan bahwa mereka seringkali mencoba mendeteksi keberadaan Levinson seusai adanya dugaan penculikan tersebut. ”Namun, keberadaan dia tidak bisa ditentukan,” kata Mousavi.
Keluarga Levinson, setelah upaya pencarian yang panjang, mengumumkan kematian bapak tujuh anak tersebut, Rabu (25/3/2020).
Tidak menyerah
Lembaga FBI sendiri menyatakan tidak mau menyerah begitu saja dalam upaya mereka mencari dan menelusuri keberadaan Levinson serta menolak begitu saja pernyataan Pemerintah Iran yang membantah keterlibatannya.
Dalam sebuah surat elektronik kepada seluruh agen penyidik federal yang berada di bawah kendalinya, Direktur FBI Chris Wray, Kamis (26/3/2020), menyatakan, dia telah bertemu dengan keluarga besar Levinson dan menjelaskan beberapa bukti yang mengagumkan dan memberi keyakinan bahwa Levinson meninggal dunia di salah satu penjara Iran.
”Menyakitkan ketika memberitahukan informasi tersebut kepada keluarga Levinson. Tapi, FBI memiliki utang untuk menjelaskan secara lengkap temuan kami kepada keluarga Levinson,” tulis Wray.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang bukti-bukti yang disebutnya sebagai sebuah informasi yang berharga soal keberadaan Levinson.
Surat elektronik tersebut dikirimkan kepada semua anggota FBI setelah keluarga Levinson mengungkapkan bahwa Pemerintah AS meyakini kalau Levinson telah tewas. Namun, keluarga tidak mendapat penjelasan lebih detail penyebab tewasnya Levinson.
Keluarga, berdasarkan informasi dari FBI, meyakini kalau Levinson tewas tidak lama setelah virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, merebak di Iran.
Di dalam surat yang sama, Wray juga menyatakan kalau lembaga yang dipimpinnya akan terus menggali informasi seputar penculikan Levinson.
”Kami akan terus berupaya untuk menggali informasi lebih banyak peristiwa-peristiwa terkait penculikan Levinson dan juga perjalanan dia setelah peristiwa penculikan tersebut,” kata Wray. (AP/REUTERS)