Situasi yang dihadapi para tenaga medis di India jauh lebih berat. Tenaga medis di India yang seharusnya menjadi pahlawan Covid-19 malah dikucilkan, bahkan diusir dari rumah mereka.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Tidak mudah menjadi dokter dan perawat atau siapa saja yang saat ini berjuang mati-matian di garis depan peperangan melawan pandemi Covid-19. Mereka banyak berkorban dan tidak gentar menghadapi risiko terinfeksi dari pasien-pasien yang mereka rawat hingga sakit, bahkan meninggal.
Situasi yang dihadapi para tenaga medis di India jauh lebih berat. Tenaga medis di India yang seharusnya menjadi pahlawan Covid-19 malah dikucilkan, bahkan diusir dari rumah mereka, oleh masyarakat yang panik dan takut seakan para pahlawan itu paria sosial.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengakui banyaknya tenaga medis di sejumlah daerah di India yang mengalami kekerasan. Kasusnya semakin banyak setelah pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan wilayah selama 21 hari.
Sanjibani Panigrahi (36), dokter di kota Surat, menceritakan, dalam perjalanan pulang ke rumah setelah seharian merawat pasien Covid-19 di rumah sakit, ia dicegat oleh beberapa tetangganya. Mereka mengancam akan berbuat tidak baik jika Panigrahi masih tetap bekerja.
”Padahal, mereka semua itu kalau sakit atau ada masalah apa saja, saya yang bantu. Saya paham mereka sedang takut, tetapi kenapa tiba-tiba saya seperti tidak dianggap,” katanya.
Kelompok dokter di All India Institute of Medical Sciences meminta bantuan pemerintah untuk segera menangani kasus ini. Banyak tenaga medis yang diusir keluar dari rumahnya oleh warga dan penyewa gedung apartemen.
”Banyak dokter yang terdampar di jalanan dengan semua barang milik mereka. Tidak tahu harus ke mana,” ujar kelompok itu.
PM Modi meminta warga untuk tidak memperlakukan tenaga medis seperti paria karena apa yang tenaga medis lakukan saat melawan Covid-19 sangat berat. ”Mereka itulah yang bisa menyelamatkan kita dari kematian. Setiap hari mereka menghadapi risiko kematian,” ujarnya.
Penerbangan
Bukan hanya tenaga medis yang diserang dan diancam oleh masyarakat yang tinggal di lingkungan yang dihujani salah informasi dan rumor. Anggota staf bandara dan maskapai penerbangan pun tak luput. Padahal, mereka masih harus bekerja untuk mengevakuasi warga India yang terjebak di luar negeri.
Seorang pramugari Air India mengatakan, saat sedang terbang menuju Amerika Serikat, ia diancam tetangga-tetangganya akan diusir dari rumahnya. Alasannya, ia akan bisa menulari orang lain.
”Saya sampai tidak bisa tidur karena takut kalau ada yang mendobrak pintu, lalu menendang saya ke luar,” ujarnya.
Ia mengatakan ada temannya yang sudah diusir dan sekarang harus tinggal bersama orangtuanya. Ia menduga ini semua gara-gara informasi, berita, atau kabar menyesatkan melalui aplikasi Whatsapp yang disebarkan.
”Mereka sebenarnya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Hanya karena takut saja,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pilot Komersial India T Praveen Keerthi sudah menerima lebih dari 50 aduan dari kru maskapai. Semua anggota staf maskapai tidak boleh masuk ke wilayah rumahnya yang dijaga petugas satpam.
”Masyarakat harus tahu, kami pun menderita karena harus meninggalkan keluarga untuk membantu warga India yang butuh pertolongan,” ujarnya. (AFP)