Sebagian warga yang merantau bekerja di Jakarta dan sekitarnya mudik ke Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19 pun diterapkan.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Sebagian warga yang merantau bekerja di Jakarta dan sekitarnya mudik ke Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Pengelola Terminal Giri Adipura dan gugus tugas penanganan Covid-19 pun mengambil langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru penyebab penyakit tersebut.
Koordinator Terminal Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, di Wonogiri, Jumat (27/3/2020), mengatakan,pengelola terminal bekerja sama dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonogiri melakukan penapisan terhadap para penumpang. Hal itu dilakukan terhadap semua penumpang bus AKAP (antarkota antarprovinsi) dan AKDP (antarkota dalam provinsi) yang datang ataupun berangkat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Semua langkah strategis untuk mengantisipasi penyebaran virus korona sudah disiapkan.
Para tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Wonogiri setiap hari memeriksa suhu tubuh seluruh penumpang. Penumpang juga diwajibkan masuk ke dalam bilik disinfektan.
”Semua langkah strategis untuk mengantisipasi penyebaran virus korona sudah disiapkan. Kami menyediakan tempat cuci tangan di ruang terbuka, melakukan penyemprotan disinfektan, dan menyediakan hand sanitizer,” kata Agus.
Berdasarkan data Terminal Giri Adipura, sepanjang 15-22 Maret, penumpang datang bus AKAP tercatat berturut-turut yaitu 1.364 orang, 1.401 orang, 1.422 orang, 1.404 orang, 1.797 orang, 2.124 orang, 2.003 orang, dan melonjak 2.625 orang. Selama delapan hari tersebut, total penumpang bus AKAP yang tiba sebanyak 14.140 orang.
Pada periode berikutnya, yaitu 23-26 Maret, jumlah penumpang datang tercatat menurun, yaitu berturut-turut 1.681 orang, 1.065 orang, 1.866 orang, dan 1.493 orang. Total kedatangan penumpang selama kurun waktu 15-26 Maret sebanyak 20.245 orang. Adapun jumlah penumpang bus AKAP yang berangkat dari terminal yang sama pada kurun waktu 15-26 Maret sebanyak 16.230 orang.
Pada periode yang sama bulan lalu, yaitu 15-22 Februari, jumlah kedatangan penumpang bus AKAP sebanyak 13.483 orang. Sementara itu, periode 23-26 Februari, kedatangan penumpang bus AKAP sebanyak 6.936 orang sehingga total kedatangan penumpang 15-26 Februari sebanyak 20.419 orang. Adapun jumlah penumpang berangkat pada periode tersebut sebanyak 21.806 orang.
Menurut Agus, banyaknya kedatangan penumpang bus AKAP dari wilayah Jabodetabek saat fase penanganan Covid-19, 15 -26 Maret, dipengaruhi faktor adanya sebagian warga di Wonogiri yang menggelar hajatan. Telah menjadi tradisi warga setempat, para perantau akan pulang untuk menghadiri hajatan yang digelar saudara ataupun tetangga mereka.
”Kami tidak tahu apakah warga yang merantau dan mudik itu akan tinggal cukup lama di Wonogiri atau langsung kembali ke tempat kerja setelah hajatan selesai,” kata Agus.
Secara terpisah, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, kebijakan belajar di rumah bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat di Solo diperpanjang hingga 13 April 2020. Sebelumnya, kebijakan itu diberlakukan pada 16-29 Maret 2020.
Hal ini disebabkan Pemerintah Kota Solo belum mencabut penetapan status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19. Selama kebijakan ini diterapkan, para siswa diminta tidak keluar rumah, misalnya ke tempat persewaan game.
”Kalau sampai keluar rumah, saya akan razia dan karantina di Satpol PP. Dua kali ketangkap razia akan dikarantina selama satu hari satu malam. Nanti orangtua yang mengambil. Karena dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19, salah satunya adalah dengan tidak keluar dari rumah,” kata Hadi.