Sebagian pekerja imigran di Bali sudah menjalani rapid test. Mereka kesemuanya dinyatakan negatif covid-19. Rapid test akan dilanjutkan kembali hari ini dengan sisa jumlah pekerja migran dan petugas medis.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Alat periksa cepat (rapid test) Covid-19 bantuan pemerintah pusat ke Bali sudah langsung digunakan. Penggunaan awal diperuntukkan bagi puluhan pekerja migran Indonesia asal Bali yang menjalani karantina di dua fasilitas karantina milik Pemerintah Provinsi Bali di Kota Denpasar.
Pemerintah Provinsi Bali kembali mengeluarkan imbauan agar masyarakat tetap bekerja maupun belajar dari rumah serta mengurangi aktivitas di luar rumah.
Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Virus Corona Disease (Covid-19) Provinsi Bali I Dewa Made Indra mengatakan, sebanyak 21 orang dari 76 orang peserta karantina yang berada di dua tempat karantina sudah dites dengan menggunakan alat periksa cepat (rapid test) Covid-19 sejak Jumat siang. Adapun hasil uji rapid test Covid-19 terhadap 21 orang itu menunjukkan seluruhnya negatif.
“Proses pemeriksaan masih dilanjutkan,” kata Indra. “Bagi peserta karantina yang sudah diuji dengan rapid test dan dinyatakan hasilnya negatif serta sudah mendapat surat keterangan dari Dinas Kesehatan, maka yang bersangkutan dibolehkan pulang dengan tetap melanjutkan karantina mandiri di rumah masing-masing,” ujar Indra, yang juga menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bali.
Dari pantauan Kompas di sekitar Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pelatihan Kesehatan dan Masyarakat (Bapelkesmas) Dinas Kesehatan Provinsi Bali di Denpasar Timur, Kota Denpasar, Jumat, salah satu dari dua tempat karantina yang disiapkan Pemprov Bali itu sudah difungsikan. Areal di luar Kantor UPTD Bapelkesmas itu dijaga aparat, antara lain, dari kepolisian, tentara, dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali.
Bagi peserta karantina yang sudah diuji dengan rapid test dan dinyatakan hasilnya negatif serta sudah mendapat surat keterangan dari Dinas Kesehatan, maka yang bersangkutan dibolehkan pulang dengan tetap melanjutkan karantina mandiri di rumah masing-masing
Jumat sekitar pukul 11.00 Wita, sebuah bus Trans Sarbagita tiba di Kantor UPTD Bapelkesmas Bali itu. Dari bus turun sekitar 20 orang yang dinyatakan sebagai pekerja migran Indonesia asal Bali yang akan menjalani karantina. Warga, termasuk pihak keluarga yang mengantar, tidak diizinkan mendekat maupun masuk ke dalam kompleks Kantor UPTD Bapelkesmas Bali.
“Anak saya baru pulang dan dia ikut dimasukkan ke karantina,” kata Budiasih, ibu dari seorang pekerja migran Indonesia asal Bali, ketika ditemui di luar kompleks Kantor UPTD Bapelkesmas Bali, Jumat siang. Putrinya yang berusia 21 tahun termasuk dalam rombongan pekerja migran Indonesia asal Bali yang tiba pada Jumat. “Saya ikut saja mengantar sampai ke (fasilitas karantina) sini, tetapi tidak diperbolehkan masuk,” ujar perempuan asal Bangli itu.
Lebih lanjut Indra mengatakan, Bali menerima alat rapid test Covid-19 sebanyak 3.400 unit. Setelah pemeriksaan terhadap pekerja migran Indonesia asal Bali yang berada di tempat karantina, menurut Indra, pemeriksaan dengan alat rapid test Covid-19 akan dilanjutkan bagi petugas medis dan tenaga medis di rumah sakit.
Rumah sakit khusus
Indra juga menerangkan, Pemprov Bali mulai menyiapkan rumah sakit khusus penanganan penyakit Covid-19 sebagai tempat perawatan pasien dengan status dalam pengawasan maupun pasien positif Covid-19. Untuk itu, ujar Indra, Gubernur Bali I Wayan Koster mengadakan rapat dengan pihak Satgas Penanggulangan Covid-19 Bali dan pihak Universitas Udayana terkait rencana pemanfaatan Rumah Sakit Universitas Udayana di Kabupaten Badung sebagai rumah sakit khusus penanganan penyakit Covid-19.
“Sudah dicapai kesepakatan untuk menunjuk dan menugaskan RS Unud untuk menerima pasien berstatus dalam pengawasan Covid-19 dan pasien positif Covid-19,” kata Indra. Indra menambahkan, penunjukan rumah sakit khusus penanganan penyakit Covid-19 di Bali itu bertujuan mengurangi potensi risiko dan ancaman penyebaran penyakit Covid-19 yang saat ini penanganannya berada di 11 rumah sakit rujukan di Bali.
“Kami tetap memfungsikan RSUP Sanglah sehingga rumah sakit lain dapat mengarahkan penanganan penyakit Covid-19 ke RSUP Sanglah dan RS Unud,” ujar Indra. Indra menyatakan, fasilitas di RS Unud akan segera dilengkapi. Untuk itu, menurut Indra, Pemprov Bali akan membiayai penyiapan maupun pengoperasian RS Unud sebagai rumah sakit khusus penanganan penyakit Covid-19 di Bali.
Terkait upaya pencegahan penyebaran penyakit menular, termasuk penyakit Covid-19, pihak Polda Bali menjalankan proses disinfeksi di kawasan Jalan WR Supratman, Denpasar, Jumat. Selain melaksanakan penyemprotan disinfektan di badan jalan dan sekitarnya, aparat polisi juga memberikan imbauan agar warga membatasi kegiatan dan keramaian serta melaksanakan pembatasan jarak antarorang. Polda Bali mengerahkan personel dan kendaraan, di antaranya, mobil water canon milik Satuan Brigade Mobil Polda Bali dalam proses disinfeksi itu.
Adapun Indra mengatakan, Gubernur Bali melalui Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik sudah mengeluarkan imbauan, di antaranya melalui pembatasan aktivitas dan pengurangan interaksi dengan orang lain. Pemprov Bali juga mengimbau kepada pengelola pusat hiburan malam agar menghentikan sementara aktivitas mereka. Imbauan pembatasan dinyatakan itu berlaku sampai Senin (30/3).