Pemda DIY Terima Tambahan Stok APD dan ”Rapid Test”
›
Pemda DIY Terima Tambahan Stok...
Iklan
Pemda DIY Terima Tambahan Stok APD dan ”Rapid Test”
Pemda DIY menerima 4.000 APD, Sabtu (28/3/2020) sore. Mereka masih mengusahakan lagi APD tambahan dengan biaya sendiri untuk mencukupi seluruh kebutuhan APD bagi tenaga medis.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerima tambahan alat pelindung diri sebanyak 4.000 unit dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sabtu (28/3/2020) petang. Selain itu, terdapat pula tambahan alat rapid test atau tes cepat sebanyak 14.400 unit. Tambahan stok alat tersebut diharapkan mampu mengoptimalkan penanganan Covid-19 di daerah itu.
”Perkiraan kami, untuk minggu ini jelas tercukupi. Tetapi, kami juga terus melakukan upaya peningkatan stok sehingga selalu tercukupi kebutuhan APD (alat pelindung diri) dengan pengadaan-pengadaan. Pengadaan ini dasarnya kebutuhan rumah sakit dalam satu bulan,” kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Yogyakarta, Sabtu petang.
Bantuan APD yang diterima itu berupa pakaian coverall. Bantuan tersebut akan langsung didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan yang menangani langsung pasien dalam pengawasan (PDP). Sebelumnya, Pemerintah DIY juga sudah menerima bantuan APD dari pemerintah pusat sebanyak 1.000 unit.
Biwara mengungkapkan, pengadaan APD tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat. Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY juga melakukan pengadaan APD secara mandiri. Sebab, perkiraan kebutuhan rumah sakit rujukan terhadap APD mencapai sekitar 18.400 unit per bulan. Kebutuhan itu coba dipenuhi dengan anggaran tak terduga yang telah diajukan sebanyak Rp 9,2 miliar.
”APD yang kami adakan ini juga berupa APD lengkap. Tidak sekadar pakaian coverall. APD yang kami adakan termasuk kacamata pelindung. Tetap butuh pengadaan mandiri karena bantuan APD pusat hanya berupa pakaian coverall,” tutur Biwara.
Kemudian, ia menambahkan, alat rapid test yang sudah tiba akan diprioritaskan kepada tenaga medis yang berhadapan langsung setiap hari dengan PDP. Pihak lain yang juga diprioritaskan untuk dites adalah keluarga dan kerabat yang berkontak langsung dengan pasien positif Covid-19.
APD yang kami adakan termasuk kacamata pelindung. Tetap butuh pengadaan mandiri karena bantuan APD pusat hanya berupa pakaian coverall.
”Kami masih terus merapatkan soal hal ini (rapid test). Konsepnya memang tengah dirancang. Tetapi, memang yang diprioritaskan adalah tenaga medis dan keluarga pasien positif. Konsep ini tentu akan segera diselesaikan sehingga tes bisa segera dilakukan,” ujar Biwara.
Biwara menyatakan, pengawasan terhadap pemudik juga akan diperketat. Bus-bus yang masuk ke wilayah DIY akan dipastikan supaya masuk ke terminal. Tujuannya agar dapat dilakukan pemeriksaan serta pendataan terhadap penduduk dari luar daerah yang masuk ke DIY.
Terdapat tim gabungan yang akan dibentuk untuk mengawasi kedatangan warga dari luar wilayah DIY. Tim tersebut terdiri dari Dinas Perhubungan DIY, polisi, TNI, dan Dinas Kesehatan DIY. Tim tersebut akan bertugas di empat terminal yang ada di DIY, yakni Terminal Jombor, Terminal Giwangan, Terminal Wates, dan Terminal Wonosari.
”Tim itu akan berjaga tengah malam hingga pukul 02.00 atau 03.00. Tim itu akan bertugas mulai pukul 01.00 di mana banyak kedatangan bus. Ini semua untuk memantau kedatangan orang-orang dari luar kota,” ucap Biwara.
Kepala Dinas Perhubungan DIY Tavip Agus Rayanto, dalam keterangan tertulisnya, menyatakan, semua penduduk dari luar daerah yang datang ke DIY, dengan moda transportasi apa pun, akan diminta untuk mengisi formulir alamat asal dan tujuan yang akan ditinggali di DIY. Hal itu dilakukan guna memudahkan pelacakan apabila terdapat salah seorang penumpang yang ternyata menjadi pasien positif Covid-19. Pemeriksaan suhu setiap penumpang juga akan dilakukan untuk mengecek kondisi kesehatannya.
Sementara itu, pemantauan terhadap pendatang atau pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi dilakukan oleh warga. Tavip meminta warga yang baru datang dari luar kota melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Warga sekitar juga diharapkan ikut melakukan pendataan terhadap pendatang atau pemudik di kampung masing-masing.
Selain itu, Tavip mengharapkan para pemilik moda transportasi umum lebih memperhatikan lagi kebersihan angkutannya. Ia meminta supaya kendaraan-kendaraan umum itu disemprot disinfektan untuk menjamin kebersihan. Selain itu, pembatasan jumlah penumpang juga perlu diterapkan di setiap angkutan umum yang beroperasi.