logo Kompas.id
”Quarantine Shaming”? Tetaplah...
Iklan

”Quarantine Shaming”? Tetaplah Santun

Para ahli psikologi sosial menilai upaya mempermalukan orang yang tak mematuhi karantina berperan penting dalam membentuk norma-norma sosial di era wabah Covid-19. Namun, harus dengan santun dan tidak melukai perasaan.

Oleh
Luki Aulia
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/l8cJeXui52VpC-e0bBBuVMqmleo=/1024x681/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200328AFP-korona4_1585364458.jpg
AFP/MARVIN RECINOS

Seorang pesepeda, dengan maskernya yang tergantung di sepedanya, melewati depan sebuah mural di San Salvador, Jumat (27/3/2020), di tengah wabah Covid-19.

Sejak aturan ”tinggal di rumah” diberlakukan sebagai salah satu cara mencegah penyebaran pandemi Covid-19, muncul fenomena baru di masyarakat, yakni mempermalukan orang lain yang tidak tinggal di rumah atau tidak menjaga jarak sosial. Istilah yang digunakan, quarantine shaming.

Di media sosial, belakangan ini beredar foto-foto yang menunjukkan taman, pasar, dan pantai di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada yang masih padat pengunjung. Ini membuat banyak orang, yang merasa sudah patuh pada aturan, marah dan menuding mereka yang masih keluyuran itu egois, arogan, dan merusak diri sendiri.

Editor:
samsulhadi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000