Wabah Covid-19 berpotensi mengakibatkan ditundanya PON Papua jika penyakit akibat virus korona baru itu tidak kunjung mereda hingga mendekati akhir tahun ini. Pandemi itu sejauh ini telah menganggu persiapan arena PON.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Wabah Covid-19 ikut berdampak luas pada persiapan PON Papua 2020. Aktivitas pekerja dalam menyiapkan arena atau infrastruktur PON 2020 turun 50 persen akibat pandemi itu. Sebanyak 10-15 persen sisa material pendukung pun tidak bisa didatangkan ke Papua.
Iwan Suprianto, Penanggungjawab Sarana dan Prasarana Pendukung Infrastruktur PON Papua 2020 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dihubungi dari Jakarta, Jumat (27/3/2020), mengatakan, aktivitas penyiapan sejumlah arena PON Papua yang dibiayai APBN ikut terhambat akibat wabah korona.
Setidaknya ada empat arena PON 2020 yang kini masih dikerjakan Kementerian PUPR, yaitu arena akuatik dan Istora Papua Bangkit di Kompleks Olahraga Kampung Harapan di Distrik Sentani Timur serta arena kriket dan lapangan hoki dalam ruangan maupun luar ruangan di Kompleks Olahraga Doyo Baru di Distrik Waibu.
Guna mencegah penyebaran ataupun penularan virus korona baru, Kementerian PUPR turut membatasi ruang gerak para pekerja yang menyiapkan arena. Akibatnya, kinerja para pekerja pun turun 50 persen dari kemampuan optimal.
"Pembatasan ruang gerak ini sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan. Selain menggunakan alat pelindung diri dan menjaga kebersihan diri, pekerja tidak bisa beraktivitas dengan berkumpul. Untuk itu, mereka harus kerja bergilir," ujarnya.
Selain itu, alat berat dan material pun tidak bisa lancar didatangkan ke Papua. Sekitar 10-15 persen material pendukung didatangkan dari luar Papua, terutama dari Jawa. Namun, karena wabah Covid-19, pabrik-pabrik penghasil material itu pun tidak bisa berproduksi optimal. Kondisi kian pelik karena pemerintah juga membatasi ruang gerak keluar masuknya orang ke dan dari Papua.
"Sekarang, aktivitas penyiapan arena-arena PON Papua bisa dibilang slow down (berjalan pelan) karena situasi yang ada. Kami tidak bisa memaksakan situasi karena wabah yang ada adalah kejadian di luar prediksi. Kalau dipaksa, kami khawatir justru ada pekerja tertular korona. Kalau satu saja ada yang tertular, semua aktivitas yang ada bisa dihentikan sama sekali," kata Iwan.
Kendati demikian, Iwan menuturkan, pihaknya tetap bekerja optimal dengan segala keterbatasan yang ada. Dengan kinerja dan material yang ada, para pekerja kemungkinan bisa beraktivitas selama sebulan ke depan. Selanjutnya, mereka akan melihat situasi yang berkembang. Dalam waktu dekat, mereka akan melihat produksi material yang dibutuhkan dan akan berkomunikasi dengan pemerintah daerah agar memungkinkan mendatangkan material sisa di tengah pembatasan pergerakan ke atau dari Papua.
"Secara komitmen, apapun yang terjadi pada PON 2020 (tetap diselenggarakan sesuai jadwal yang ada ataupun ditunda), kami akan tetap kerja sesuai kontrak ataupun amanat Presiden. Semula, pekerjaan empat arena ini ditargetkan tuntas pada Juli ini. Namun, kami tetap melihat kondisi yang ada ke depan maupun instruksi pusat," tuturnya.
Target selesai Juli itu, lanjut Iwan, bukan mustahil untuk tercapai. Sebab, mereka memang sejak awal sudah memperhitungkan kendala yang muncul selama pengerjaan di luar wabah Covid-19, antara lain bencana alam dan gangguan sosial (kerusuhan ataupun konflik). Dengan perhitungan itu, sejak awal pengerjaan, mereka berupaya menggenjot pembangunan sebesar 10-20 persen dari target normal.
Sejatinya, saat ini, tahapan pembangunan secara normal empat arena itu rata-rata masih di 60-70 persen. Namun, dengan percepatan itu, kini tahapannya rata-rata sudah menembus 80-90 persen. Hingga 26 Maret 2020, pelaksanaan fisik arena akuatik mencapai 80,87 persen, Istora Papua Bangkit 82,95 persen, serta arena kriket maupun lapangan hoki dalam ruangan-luar ruangan 92,14 persen.
"Pembangunan struktur empat arena dari APBN itu sebenarnya sudah tuntas. Sekarang, tinggal penyelesaian akhir dan sertifikasi internasional saja. Sejauh ini, yang sudah disertifikasi baru lapangan hoki. Yang lain belum karena tim penilainya yang dari luar negeri (dari federasi internasional terkait) belum bisa datang ke Indonesia," ujarnya.
Potensi penundaan
Sementara itu, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengutarakan, sejauh ini, pemerintah pusat belum membahas secara pasti keberlanjutan PON Papua. Namun, Menpora Zainudin Amali telah dua kali minta arahan Presiden terkait keberlanjutan PON 2020.
Pada sidang kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo, 16 Maret lalu, Presiden hanya minta Menpora menyiapkan rencana A dan B dalam menyiapkan PON ke-20 itu. Rencana A maksudnya PON 2020 tetap dilaksanakan tepat waktu, sedangkan rencana B artinya ada potensi ditunda.
Pada rapat melalui telekonferensi 20 Maret lalu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta penyiapan PON Papua tetap sesuai rencana semula. Namun, penyiapannya tetap mengikuti perkembangan isu nasional, khususnya terkait wabah Covid-19 yang sedang berkecamuk.
Untuk itu, di tengah isu pengalihan anggaran semua kementerian atau lembaga guna penanganan Covid-19 di tingkat nasional, Kementerian Keuangan meminta agar anggaran Kemenpora sebesar Rp 500 miliar untuk PON 2020 tidak diganggu atau diubah.
"Secara keseluruhan, kami (pemerintah pusat) tetap berupaya agar PON kali ini tetap dilaksanakan tepat waktu. Namun, tidak tertutup kemungkinan, PON ini akan ditunda kalau wabah korona ini belum reda dalam waktu dekat. Kami perkirakan kepastian dari pemerintah pusat soal PON (Papua) ini akan muncul Juni mendatang," kata Gatot.
Secara keseluruhan, kami (pemerintah pusat) tetap berupaya agar PON kali ini tetap dilaksanakan tepat waktu. Namun, tidak tertutup kemungkinan, PON ini akan ditunda kalau wabah korona ini belum reda dalam waktu dekat.
Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua Alexander Kapisa berkata, pihaknya tetap berupaya optimal agar PON Papua tetap dilaksanakan sesuai rencana semula, yaitu pada 20 Oktober-2 November. Maka itu, pembangunan arena-arena PON Papua di bawah naungan APBD tetap berlanjut sesuai protokol kesehatan yang berlaku di tengah wabah Covid-19.
Tahapan pembangunan arena-arena itu tetap sesuai target, yaitu rata-rata mencapai 85-90 persen. Semua arena yang dikerjakan lewat anggaran daerah ittu juga ditargetkan tuntas pada Juli ini. Namun, jika memang pemerintah pusat meminta PON ditunda, mereka akan mengikuti kebijakan tersebut.
"Prinsipnya, kami menunggu arahan ataupun kebijakan dari pemerintah pusat, dalam hal ini bapak Presiden, mengingat PON adalah ajang nasional," ungkap Alexander kemudian.