Ratusan Anggota Jemaah Dikarantina di Masjid Jami Kebon Jeruk, Menolak ke RS Wisma Atlet
›
Ratusan Anggota Jemaah...
Iklan
Ratusan Anggota Jemaah Dikarantina di Masjid Jami Kebon Jeruk, Menolak ke RS Wisma Atlet
Pemerintah Kota Jakarta Barat dan aparat keamanan baru dapat membujuk 39 anggota jemaah yang diisolasi di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakbar, untuk dipindah ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan anggota jemaah Masjid Jami Kebon Jeruk, Taman Sari, Jakarta Barat, diisolasi pemerintah daerah di dalam masjid setelah tiga anggota jemaah yang ada di antara mereka ditemukan positif coronavirus disease 2019 atau Covid-19 dalam tes cepat, Rabu (25/3/2020). Ketiganya sudah dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat ini, ratusan anggota jemaah lain masih dibujuk agar bersedia dikarantina di tempat yang sama.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Jakarta Barat dan aparat keamanan baru dapat membujuk 39 anggota jemaah dan bersedia dipindah ke RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet. ”Semua statusnya orang dalam pemantauan (ODP) dan dipindah pada Sabtu kemarin,” kata Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi saat dihubungi, Minggu (29/3/2020).
Sabtu kemarin, petugas menjaga ketat sekitar masjid itu. Wartawan tidak dizinkan mengambil gambar dengan alasan jemaah menolak.
Menurut Rustam, jemaah yang baru bersedia dipindah merupakan warga negara Indonesia. Sementara jemaah warga negara asing (WNA) belum bersedia dipindah dan masih memutuskan diisolasi di Masjid Jami Kebon Jeruk.
”Maunya saya mereka semua dipindahkan ke RS Darurat Wisma Atlet. Namun, mereka belum mau dan saat ini masih kami bujuk. Padahal, di Wisma Atlet lebih terkontrol, dokter dan fasilitasnya pun lebih bagus dibandingkan di masjid. ODP itu, kan, harus diisolasi,” tuturnya.
Masjid itu masih terus aktif di tengah seruan darurat Covid-19. Aktivitas keagamaan berjalan, termasuk shalat Jumat lalu. Kajian dan diskusi agama juga masih digelar, yang diikuti ratusan anggota jemaah dari dalam dan luar negeri.
Rustam mengaku kesulitan membujuk jemaah pindah ke Wisma Atlet. Jemaah yang belum bersedia dipindah memiliki alasan bermacam-macam. Namun, mayoritas karena mereka merasa masih sehat dan menganggap tidak melanggar aturan dari pemerintah terkait pembatasan sosial.
Sebelumnya, sebanyak lebih dari 200 orang diisolasi di Masjid Jami Kebon Jeruk, sejak Kamis (26/3/2020). Mereka diisolasi setelah tiga anggota jemaah asal Sumatera Utara dan Aceh dinyatakan positif Covid-19 saat tes cepat yang dilakukan Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat, Rabu (25/3/2020).
Ketua RW 005 Kebon Jeruk, Tamansari, Umar Dani mengatakan, tiga orang itu termasuk dalam 200 lebih anggota jemaah yang berkumpul untuk pengajian dan shalat Jumat. ”Ada 94 warga negara asing datang ke sini bersama 124 warga negara Indonesia. Saat ini, bersama Polres Jakarta Barat dan Dandim sedang membujuk para anggota jemaah untuk dibawa ke Wisma Atlet. Saat ini, mereka belum mau dievakuasi,” kata Umar, sebelum para anggota jemaah dibawa ke RS Darurat Wisma Atlet, Sabtu kemarin.
Ratusan anggota jemaah tersebut berkumpul untuk menghadiri tabligh akbar dan ziarah yang rutin diadakan setiap tahun. Sebagian anggota jemaah yang hadir merupakan WNA dari Malaysia, Bangladesh, Pakistan, dan India.
Camat Taman Sari Risan Mustar mengatakan, Dinas Sosial DKI Jakarta menjamin kebutuhan makanan untuk semua anggota jemaah yang tengah diisolasi. Sebab, selama isolasi, mereka tidak diizinkan keluar dari area masjid yang telah dijaga aparat keamanan.
Tanggapan peserta dan warga
Zulkarnain, salah satu anggota jemaah yang datang dari Aceh, menilai, penjagaan petugas satpol PP, polisi, dan TNI berlebihan terhadap mereka. Ia menolak jika disebut tidak mengindahkan aturan pemerintah terkait pembatasan sosial.
”Hampir semua masjid di Tamansari ditutup. Kegiatan shalat berjemaah dilarang. Satu-satu masjid yang masih buka dan menjalankan shalat hanya di Masjid Jami. Kami hanya ingin shalat berjemaah dan shalat Jumat, bukan berarti kami melanggar atau melawan kebijakan pemerintah,” kata Zulkarnain.
Ia melanjutkan, upaya menekan penyebaran Covid-19 sudah dilakukan dengan memasang instalasi bilik disinfektan. Sebelum masuk masjid, jemaah satu per satu harus masuk bilik dan disemprot disinfektan.
Rosid (32) dan Abdil (40), warga Tamansari yang tinggal tak jauh dari kompleks Masjid Jami Kebon Jeruk, mengatakan, ia mendukung upaya pemerintah, polisi, dan TNI yang sejak awal langsung mengisolasi jemaah hingga dibawa ke Wisma Atlet. Itu perlu dilakukan agar tidak ada warga sekitar yang tertular Covid-19.
”Untuk sementara waktu tidak masalah masjid ditutup untuk kegiatan shalat berjemaah. Saya juga jadi tidak bisa ke sana. Namun, demi kebaikan kita bersama, langkah pemerintah tepat. Saya juga setuju ratusan anggota jemaah dibawa ke Wisma Atlet,” kata Rosid.
Menurut Abdil, penutupan itu demi kebaikan bersama. ”Kalau kita membahayakan warga dan banyak yang sakit, justru Allah marah,” katanya.