Dua pekan tanpa gemerlap kompetisi, sepak bola berubah dari panggung rivalitas menjadi etalase solidaritas. Atlet, pelatih, dan pemilik klub berjuang lewat jalan kemanusiaan di tengah pandemi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Bill Shankly, legenda Liverpool abad ke-20, meyakini sepak bola jauh lebih berarti daripada hidup dan mati. Shankly sudah lama meninggal dan tak bisa hidup lagi. Namun, ungkapannya kembali hidup dan terbukti di tengah pandemi yang merenggut keindahan sepak bola.
Kata-kata Shankly sering disalahartikan. Banyak yang menyiratkan hidup tak penting dibandingkan dengan sebuah permainan. Akan tetapi, maknanya lebih dari itu. Bahwa hidup dan mati adalah sebuah keniscayaan yang pasti terjadi.
Oleh karena itu, sepak bola, yang sering dijadikan sebagai lambang perjuangan, lebih berarti dan layak diprioritaskan. Perjuangan itu bermula dari persaingan antarpemain di lapangan hingga pendukung dengan segala totalitasnya.
Pandemi yang semakin mengancam dunia membuat gemerlap sepak bola meredup dalam dua pekan terakhir. Nyaris semua kompetisi dibekukan. Dalam situasi senyap tersebut, sepak bola sebagai simbol perjuangan mulai mengambil peran. Hanya saja perjuangan itu sedikit bergeser, dari mengejar prestasi menjadi menyebar inspirasi.
Stadion tempat bertarung para tim terbaik mulai beralih fungsi. Markas Real Madrid, Stadion Santiago Bernabeu, beberapa pekan lalu masih dipenuhi puluhan ribu penonton yang menyaksikan duel rivalitas terhebat, el classico, saat Real bertarung melawan rival abadi, FC Barcelona.
Kini, stadion itu beralih fungsi menjadi posko medis penanganan pandemi di Spanyol. Penanganan virus yang melibatkan seluruh negara dimulai dari sana. Langkah ini kemudian diikuti sang rival yang memberikan markas mereka, Stadion Camp Nou, untuk menampung pasien positif Covid-19 dan petugas medis.
Dua tim dengan sejarah rivalitas terbesar dan terpanjang itu meleburkan urusan persaingan. Mereka bahu-membahu membantu penanganan pandemi yang telah merenggut nyawa lebih dari 28.000 jiwa.
Solidaritas pun ditunjukkan dua pemain terbaik dunia, Lionel Messi dan Cristiano Ronalo. Rival dalam perebutan status greatest of all time (GOAT), atau terbesar sepanjang masa itu turun tangan bersama membantu penangangan krisis pandemi. Keduanya masing-masing menyumbang 1 juta euro (Rp 17 miliar) untuk rumah sakit dan tenaga medis di Barcelona dan Lisabon.
”Dunia dalam periode yang sangat sulit karena itu butuh perhatian dari semua orang. Saya hadir (hari ini) bukan sebagai pesepak bola, tetapi manusia yang peduli dengan kondisi dunia,” kata Ronaldo yang sangat bersimpati karena rekan klubnya, Danielle Rugani, dinyatakan positif Covid-19.
Aksi kemanusiaan dari aktor lapangan hijau datang tanpa henti. Mantan bek andal Inggris, Gary Neville, menyumbangkan 176 tempat tidur hotelnya untuk tempat istirahat para tenaga medis. Taipan Rusia pemilik Chelsea, Roman Abramovich, menawarkan membayar hotel di London untuk penginapan tenaga medis setempat.
Tangisan Klopp
Sepak bola begitu berarti buat para penggemarnya. Di tengah pandemi di Inggris, para petugas medis bernyanyi ”You’ll Never Walk Alone” bagi rekan-rekan mereka yang bertugas di bagian karantina rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
Lagu wajib para pendukung Liverpool beralih menjadi simbol solidaritas melawan pandemi karena memiliki arti tidak ada yang akan berjalan sendiri, semua bergandengan tangan lewati suka atau duka.
Aksi itu meluluhkan perasaan manajer Liverpool, Juergen Klopp. Manajer yang garang di pinggir lapangan itu tak kuasa menahan tangis. ”Sangat luar biasa, sangat hebat. Ketika mereka menyanyikan ’You’ll Never Walk Alone’, saya menangis,” ucapnya.
Klopp kagum dengan para petugas medis yang berjuang menyelamatkan orang lain meskipun turut mengancam keselamatan diri mereka. ”Mereka dalam bahaya karena menolong orang yang sakit. Saya tidak bisa berkata-kata apalagi, selain mengagumi dan mengapresiasi apa yang mereka telah perbuat,” katanya.
Dukungan Klopp menularkan semangat positif di tengah krisis. Pada saat bersamaan, pelatih asal Jerman itu seolah tidak peduli nasib timnya yang bisa saja gagal juara Liga Inggris jika kompetisi terus ditunda.
Pemberian dukungan moril kepada petugas medis juga diberikan nyaris oleh seluruh stadion di Inggris. Stadion Wembley, Stadion Tottenham Hotspur, Stadion Principality (Cardiff), dan Stadion Molineux (Wolverhampton) mengungkapkan rasa terima kasih dengan menampilkan tulisan, ”Terima kasih NHS (Layanan Kesehatan Nasional)”.
Dukungan para aktor lapangan hijau ini seperti membalas perhatian penuh yang diberikan dunia saat mereka berlaga. Kini mereka mengambil alih, menyebarkan inspirasi lewat jalan kemanusiaan. (REUTERS)