Gubernur Tewas Setelah Dirawat akibat Serangan Bom Bunuh Diri
›
Gubernur Tewas Setelah Dirawat...
Iklan
Gubernur Tewas Setelah Dirawat akibat Serangan Bom Bunuh Diri
Para dokter sudah berusaha menyelamatkan nyawa Gubernur Hersi, tetapi sayangnya dia meninggal karena luka-lukanya.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·4 menit baca
MOGADISHU, SENIN — Setelah mobilnya menjadi target serangan bom bunuh diri yang klaim oleh kelompok ekstremis Al Shabaab, Minggu (29/3/2020), Abdisalan Hassan Hersi, Gubernur Nugaal di Puntland, Somalia, akhirnya meninggal di rumah sakit, Senin (30/3/2020).
Hersi meninggal karena cedera parah setelah dilarikan ke rumah sakit di Garowe, ibu kota Puntland, lokasi ledakan pada Minggu. ”Para dokter sudah berusaha menyelamatkan nyawa Gubernur, tetapi sayangnya dia meninggal karena luka-lukanya,” kata Mohamed Weli, perwira polisi di Puntland. ”Dia dalam kondisi kritis ketika dirawat di rumah sakit,” kata Weli lagi.
Sebuah sumber di rumah sakit di Garowe mengatakan, Gubernur Hersi meninggal kurang dari satu jam setelah dirawat di bangsal perawatan intensif.
”Dia terluka parah dalam ledakan itu dan peluangnya untuk selamat dari cedera serius seperti itu,” kata sumber itu.
Dua lainnya terluka
Seorang mantan komandan polisi dan seorang warga sipil juga terluka dalam ledakan itu dan masih dirawat di rumah sakit. Beberapa saksi menggambarkan penyerang berlari menuju kendaraan yang ditumpangi Gubernur sebelum meledakkan rompi bunuh diri dan memicu ledakan.
Al Shabaab, kelompok militan yang melakukan pemberontakan di Somalia, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Al Shabaab yang berafiliasi dengan Al Qaeda itu terusir dari Mogadishu, ibu kota Somalia, pada 2011 dan kehilangan sebagian besar wilayah yang mereka kuasai, tetapi masih mengendalikan wilayah perdesaan.
Al Shabaab tertekad untuk menggulingkan pemerintah yang didukung dunia internasional dan telah melakukan banyak serangan di Mogadishu.
Al Shabaab
Al Shabaab didirikan pada tahun 2006. Nama Al Shabaab jika diterjemahkan dari bahasa Arab menjadi ”pemuda” atau ”gerakan pemuda mujahidin”, dimulai sebagai kelompok militan Persatuan Pengadilan Islam (ICU), aliansi kelompok syariah garis keras di Somalia selatan yang berusaha menyaingi parlemen federal transisi untuk menguasai negara tersebut.
Al Shabaab berambisi menumbangkan Pemerintah Somalia yang mendapat dukungan Barat. Somalia berada dalam situasi perang sejak tahun 1991 ketika komandan-komandan perang yang memiliki basis dukungan suku menggulingkan diktator Siad Barre. Mereka kemudian saling menyerang.
Milisi garis keras Al Shabaab kerap melancarkan serangan dengan target pasukan keamanan dan pegawai pemerintah. Mereka juga menyasar warga sipil dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika. Saat ini mereka masih menguasai beberapa area perkotaan di wilayah selatan dan tengah Somalia.
Beberapa serangan yang telah dilakukan Al Shabaad, antara lain, menyebabkan 15 orang tewas dan 51 orang terluka dalam serangan bom mobil dan baku tembak di Hotel Dayah, Mogadishu, Rabu (25/1/2017).
Pejabat polisi Somalia, Kolonel Mogamoud Abdi, mengatakan, empat anggota Al Shabaab juga tewas dalam serangan di Hotel Dayah yang sering dijadikan lokasi menginap pejabat Somalia dan warga asing itu.
Mereka yang berhasil selamat dalam serangan tersebut menceritakan peristiwa yang terjadi. Dikatakan, para tamu hotel bersembunyi di bawah tempat tidur atau melompat keluar melalui jendela bangunan hotel setinggi empat lantai itu untuk menghindari para penyerang.
”Mereka menendang pintu-pintu kamar dan beberapa orang di antaranya mengaku sebagai tim penyelamat dan meminta tamu hotel yang bersembunyi untuk keluar. Setelah keluar, akhirnya kelompok militan itu membunuh para tamu hotel,” kata Hassan Nur, warga senior Somalia.
Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Farmajo, Minggu (15/10/2017), mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari. Hal itu dilakukan setelah bom kembar yang meledak di pusat kota Mogadishu, Sabtu lalu, menewaskan sedikitnya 85 orang.
Serangan bom tersebut merupakan serangan paling mematikan yang dilancarkan kelompok Al Shabaab di Somalia sejak 2007. Presiden Farmajo mengimbau warga agar menyumbangkan darah dan dana bagi para korban. Sedikitnya 100 korban mengalami cedera.
Polisi mengatakan, sebuah truk berisi bom meledak di luar sebuah hotel di persimpangan K5, yang merupakan area pusat kantor-kantor pemerintah, restoran, dan kios-kios. Akibat ledakan bom tersebut, beberapa bangunan flat dan puluhan kendaraan terbakar.
Dua jam setelah ledakan di persimpangan K5 itu, terjadi lagi ledakan lain yang mengguncang Distrik Medina di Mogadishu. Polisi Mogadishu, Mohamed Hussein, mengatakan, jumlah korban tewas bertambah menjadi 85 orang, sedangkan korban luka-luka 100 orang. (AFP/AP/REUTERS)