Perbatasan Ditutup, Aktivitas Ekonomi di Tolitoli Tetap Normal
›
Perbatasan Ditutup, Aktivitas ...
Iklan
Perbatasan Ditutup, Aktivitas Ekonomi di Tolitoli Tetap Normal
Penutupan perbatasan dan titik-titik masuk di Kabupaten Tolitoli, Sulteng, mulai diberlakukan, Senin (30/3/2020), hingga 13 hari ke depan. Meski demikian, aktivitas ekonomi warga dilaporkan tetap berjalan normal.
Oleh
Videlis Jemali
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Penutupan perbatasan dan titik-titik masuk di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, mulai diberlakukan, Senin (30/3/2020), hingga 13 hari ke depan. Meski demikian, aktivitas ekonomi warga dilaporkan tetap berjalan normal.
Aktivitas ekonomi yang tetap berlangsung normal antara lain di pasar, kompleks pertokoan, warung makan, dan kios di pinggir jalan. Warga di pusat kota Tolitoli juga tetap hilir mudik untuk beraktivitas. Kabupaten itu berjarak sekitar 350 kilometer arah utara Palu, ibu kota Sulteng.
”Kondisi masih seperti biasa, orang jualan, ke sana kemari di tengah kota. Hanya, kalau ada kerumunan, aparat langsung membubarkan,” kata Sabran (34), waga kota Tolitoli, yang dihubungi dari Palu, Senin (30/3/2020). Sabran pun menyatakan setuju dengan penutupan perbatasan dan titik masuk tersebut demi mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Pemerintah Kabupaten Tolitoli memutuskan menutup lalu lintas di titik-titik perbatasan darat yang menghubungkan wilayah itu dengan Kabupaten Parigi Moutong, Donggala, dan Buol.
Di laut, kapal-kapal yang diizinkan masuk hanya yang mengangkut kebutuhan pokok dan logistik lainnya. Kapal penumpang tak diizinkan berlabuh. Frekuensi penerbangan juga dikurangi menjadi hanya dua kali seminggu dari sebelumnya setiap hari untuk rute Palu-Tolitoli dan sebaliknya.
Berdasarkan foto-foto dan video yang diterima Kompas, pelarangan masuk ke wilayah Tolitoli terlihat di perbatasan dengan Donggala. Jalur nasional tersebut dipalang dengan besi. Anggota kepolisian menjelaskan kepada pengendara sepeda motor dan mobil terkait penutupan tersebut.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten Tolitoli Arham Yacub menyatakan, kebijakan penutupan itu berjalan lancar pada hari pertama meski ada sedikit penumpukan kendaraan di perbatasan Tolitoli-Donggala. ”Petugas telah menyarankan agar pengendara kembali ke tempat asal mereka dan mereka patuhi,” katanya.
Dia menegaskan, kebijakan penutupan perbatasan tak disertai dengan larangan beraktivitas ekonomi di Tolitoli. Warga tetap diminta beraktivitas normal dan sejauh ini berjalan seperti biasa, tetapi dengan protokol, antara lain jangan berkumpul dan jaga jarak. Dengan begitu, lalu lintas kebutuhan pokok warga tetap terpenuhi.
Tolitoli merupakan kabupaten pertama yang menerapkan penutupan akses masuk secara radikal di Sulteng. Daerah lain hanya mengikuti kebijakan umum Pemerintah Provinsi Sulteng, yakni pembatasan arus kendaraan di titik-titik masuk darat dengan sistem buka-tutup dan pemberlakuan jam malam. Sementara pelabuhan dan bandara tetap beroperasi normal dengan pengetatan pemeriksaan kesehatan, terutama suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan.
Sejauh ini, Tolitoli belum memiliki kasus positif Covid-19, hanya satu orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di RSU Mokopido. Hasil pemeriksaan sampel pasien itu untuk tahap pertama negatif Covid-19. Hasil pemeriksaan sampel tahap kedua masih ditunggu.
Selain itu, ada lima orang dalam pengawasan di kabupaten penghasil cengkeh tersebut. Secara umum, terdapat dua pasien positif kasus positif Covid-19 di Sulteng. Mereka saat ini dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 di Palu. Kondisi kedua pasien terus membaik.