Kebijakan melakukan karantina wilayah menyebabkan jutaan warga India telantar di tengah upaya pemerintah memenuhi kebutuhan warganya. Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan kebijakan karantina wilayah selama 21 hari, empat jam sebelum kebijakan itu diberlakukan pada Selasa (24/3/2020).
Warga di beberapa kota besar, seperti Delhi dan Mumbai, berbondong-bondong berbelanja, khawatir kekurangan pasokan dan harga yang merangkak naik. Bahkan, pembelian elpiji naik 50 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Banyak pekerja harian yang tak lagi punya penghasilan dihadapkan pada pilihan sulit: berjalan pulang atau mati kelaparan di kota. Raghuram Rajan, bekas Gubernur Bank India, menyatakan, kebijakan karantina wilayah sebenarnya belum cukup untuk mengatasi penyebaran Covid-19 di negara dengan penduduk 1,3 miliar orang itu.
Namun, segera setelah pemerintah memutuskan karantina wilayah, jutaan orang kehilangan pekerjaan dan tanpa uang akibat penutupan beberapa jenis usaha, seperti pasar dan transportasi. Setiap tahun sekitar 9 juta warga India menyerbu pusat-pusat kota untuk mencari pekerjaan.
”Saya minta maaf karena mengambil langkah yang menyebabkan hidup Anda dalam kesulitan, terutama warga miskin. Saya tahu sebagian warga sangat marah, tetapi langkah ini harus diambil untuk memenangi pertempuran,” kata Modi dalam pidato yang disiarkan radio pemerintah.
Kamis lalu, Modi mengumumkan rencana stimulus ekonomi senilai 22,6 miliar dollar AS untuk menyediakan bantuan langsung tunai dan memberikan makanan kepada penduduk miskin India. Namun, itu pun dianggap belum cukup untuk mengatasi perlambatan ekonomi dan kesulitan warganya.
Sampai Minggu sore, jumlah warga India yang positif terinfeksi Covid-19 sebanyak 987 orang, meninggal 25 orang, dan sembuh 87 orang. Meski jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia (apalagi jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya), India menyiapkan gerbong kereta yang tak terpakai sebagai rumah sakit bagi warganya yang terinfeksi Covid-19.
Selain bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya, Pemerintah India sejak awal karantina berusaha memastikan ketersediaan energi dengan cara meminta Arab Saudi, pemasok utama energi ke India, untuk mengirim elpiji tanpa henti. Menteri Perminyakan Dharmendra Pradhan, Rabu (25/3), meminta sejawatnya dari Arab Saudi untuk memastikan kepastian dan keamanan pasokan elpiji ke India aman.
Seperti India, kebijakan karantina wilayah harus dilakukan Indonesia jika tidak ingin penyebaran Covid-19 makin masif. Seberapa luas wilayah yang harus dikarantina, pemerintah yang memutuskan. Kita dapat belajar dari kegamangan India, dengan mempersiapkan sebaik mungkin penetapan karantina wilayah sesegera mungkin. Jika tidak, biaya yang harus ditanggung pemerintah dan rakyat akan jauh lebih besar.