Penumpukan Kendaraan akibat Penutupan Akses di Tolitoli Ditangani
›
Penumpukan Kendaraan akibat...
Iklan
Penumpukan Kendaraan akibat Penutupan Akses di Tolitoli Ditangani
Aparat keamanan mengantisipasi risiko terburuk terkait penutupan akses masuk ke Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, untuk membendung penyebaran Covid-19. Ada penumpukan kendaraan di perbatasan.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Aparat keamanan mengantisipasi risiko terburuk terkait penutupan akses masuk ke Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, untuk membendung penyebaran Covid-19. Sejauh ini, situasi masih aman, tetapi ada penumpukan kendaraan di perbatasan karena pengendara ingin masuk.
Penumpukan kendaraan tersebut terjadi di perbatasan Desa Labonu, Kecamatan Basidondo, Tolitoli, dan Desa Kombo, Kecamatan Dampal Selatan, Donggala, pada Senin (30/3/2020), hari pertama kebijakan penutupan akses diberlakukan. Pengendara dan penumpang yang ingin masuk ke Tolitoli ditolak dan disarankan untuk kembali ke tempat awal mereka berangkat.
Berdasarkan video yang diperoleh Kompas, cukup banyak terlihat sepeda motor dan mobil diparkir di pinggir jalan. Kepala Kepolisian Resor Tolitoli Ajun Komisaris Besar Hendro Purwoko mengonfirmasi hal itu. ”Sampai saat ini masih ada (penumpukan kendaraan), tetapi tidak terlalu banyak lagi. Ada pengendara yang kembali, tetapi ada juga yang bertahan. Sekitar 200 orang masih bertahan,” ujarnya saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Selasa (31/3/2020).
Hendro menyatakan, pihaknya mengantisipasi kondisi tersebut di lapangan. Bersama dengan aparat keamanan lain, seperti TNI dan polisi pamong praja, situasi terus dikendalikan. Persuasi diutamakan agar pengendara kembali ke tempat awal mereka berangkat. Pemerintah Kabupaten Tolitoli menyediakan makanan untuk mereka yang bertahan di perbatasan Tolitoli-Donggala.
Pemerintah Kabupaten Tolitoli menyediakan makanan untuk mereka yang bertahan di perbatasan Tolitoli-Donggala.
Pemerintah Kabupaten Tolitoli memutuskan untuk menutup lalu lintas di titik-titik perbatasan darat yang menghubungkan wilayah itu dengan Kabupaten Parigi Moutong, Donggala, dan Buol mulai Senin hingga 13 hari ke depan. Di laut, kapal-kapal yang diizinkan masuk hanya yang mengangkut kebutuhan pokok dan logistik lainnya. Kapal penumpang tak diizinkan berlabuh. Frekuensi penerbangan juga dikurangi menjadi hanya dua kali seminggu dari sebelumnya setiap hari untuk rute Palu-Tolitoli dan sebaliknya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Tolitoli Arham Jacub menyatakan, masalah penumpukan tersebut sudah dibicarakan lintas instansi pada Senin malam. Salah satu poinnya, jumlah aparat keamanan yang bertugas di titik-titik perbatasan darat ditambah.
Ia kembali menegaskan, pengendara dan penumpang harus kembali ke tempat awal mereka berangkat karena kebijakan penutupan perbatasan masih berlaku. Kebijakan itu semata-mata untuk membatasi mobilitas orang agar meredam penyebaran Covid-19.
Masih terkait antisipasi penyebaran Covid-19, di Palu, Selasa pagi ini, jajaran Polda Sulteng, Komando Resor Militer 132/Tadulako, dan Pemerintah Provinsi Sulteng secara bersama-sama menyemprotkan disinfektan di jalan-jalan Kota Palu. Petugas mengerahkan mobil penyemprot air, mobil tangki, dan pikap dalam kegiatan itu. Rumah dan kendaraan warga di sepanjang jalan juga turut kebagian cairan steril kuman dan virus itu.
Kepala Polda Sulteng Inspektur Jenderal Syafril Nursal menyatakan, penyemprotan itu bagian dari upaya mengurangi penyebaran Covid-19. Selain dengan langkah itu, masyarakat juga diminta untuk tetap menghindari kerumuman.
Di Palu saat ini ada dua pasien positif Covid-19. Mereka dirawat di RSUD Undata, rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19. Kasus konfirmasi positif Covid-19 belum ada dari kabupaten lain di Sulteng.