Pencatatan Saham Perdana Masih Berlanjut, IHSG Nyaman di Zona Hijau
›
Pencatatan Saham Perdana Masih...
Iklan
Pencatatan Saham Perdana Masih Berlanjut, IHSG Nyaman di Zona Hijau
Meski persepsi investor global sangat terganggu oleh sentimen pandemi Covid-19, bursa saham Indonesia menunjukkan kepercayaan diri dengan tetap menjalankan bisnis rutin, yakni pencatatan saham perdana.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar modal masih berlangsung relatif normal di tengah pandemi Covid-19 yang mengganggu persepsi investor global. Ini terlihat dari aksi bisnis PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk yang tetap mencatatkan saham perdana atau IPO pada Selasa (31/3/2020).
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kompas, dengan menggunakan kode saham SAMF, perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran dan industri pupuk itu melepas 775 juta lembar saham baru. Jumlah itu setara dengan 15,12 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Melalui harga penawaran sebesar Rp 120 per saham, SAMF meraup dana segar hasil IPO mencapai Rp 93 miliar. Saraswanti Anugerah juga melakukan employee stock allocation (ESA) atau alokasi saham untuk karyawan, yakni dengan memberikan alokasi pasti sejumlah 22,6 juta lembar saham kepada karyawan dan entitas anak usaha.
Saraswanti Anugerah juga melakukan employee stock allocation (ESA) atau alokasi saham untuk karyawan, yakni dengan memberikan alokasi pasti sejumlah 22,6 juta lembar saham kepada karyawan dan entitas anak usaha.
Sayangnya, saham perusahaan ini mengalami pembatalan transaksi otomatis (auto rejection) karena harga saham melesat 35 persen dari harga pencatatan saham perdana menjadi Rp 162 per lembar.
Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik mengatakan, proses penjaminan emisi (book building) dan penawaran umum saham telah berjalan lancar meskipun saat ini kondisi nasional, regional, dan global sedang tidak kondusif akibat ancaman penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru.
”Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha perseroan,” ujar Yahya.
Sejalan dengan aksi IPO dari Saraswanti Anugerah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berada di zona hijau di sepanjang perdagangan sesi I. Pada jeda perdagangan siang, IHSG berada di level 4.489,7 naik 1,7 persen dari posisi pembukaan di level 4.414,5.
Sejak perdagangan kemarin, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan pemangkasan waktu perdagangan untuk mencegah terjadi pelemahan indeks lebih dalam. Perdagangan sesi I berlangsung pukul 09.00-11.30 dari sebelumnya hingga pukul 12.00. Sementara perdagangan sesi II berlangsung pukul 13.30-15.00, sebelumnya hingga pukul 16.00.
BEI menerapkan pemangkasan waktu perdagangan untuk mencegah terjadi pelemahan indeks lebih dalam.
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasal menilai, perubahan jadwal perdagangan membuat waktu yang dimiliki investor, khususnya asing, menjadi lebih sempit. Dalam jadwal perdagangan normal, para investor biasanya dapat melihat kondisi global, seperti pasar Eropa pada sore hari.
”Dampak pemangkasan waktu perdagangan terlihat dari transaksi investor asing yang lebih kecil sehingga jumlah pembelian saham juga bisa berkurang,” ujarnya.
BEI mencatat, nilai pembelian investor asing sepanjang perdagangan kemarin senilai Rp 2,12 triliun dan penjualan Rp 2,18 triliun. Investor asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) Rp 53,26 miliar.
Sentimen global yang cukup positif pula yang menjadi pemicu menghijaunya indeks saham Tanah Air pagi ini. Penguatan IHSG pada awal perdagangan kali ini ditopang oleh sentimen eksternal, yakni penutupan bursa saham AS dengan apresiasi tinggi. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 3,2 persen, S&P 500 naik 3,4 persen, dan Nasdaq Composite melesat 3,6 persen.
Kabar lain yang juga menjadi sentimen positif, lanjut Frederik, adalah penguatan harga minyak. Pagi ini waktu Asia, harga minyak mentah bergerak naik lebih dari 1 persen. Hal ini terjadi seusai Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat membahas anjloknya harga minyak.
”Sebelum terjadi pembicaraan antara AS dan Rusia, Trump menilai, perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia yang membuat harga anjlok signifikan adalah sebuah tindakan yang gila,” ujarnya.