Puskesmas di Surabaya Laksanakan Tes Cepat Covid-19
›
Puskesmas di Surabaya...
Iklan
Puskesmas di Surabaya Laksanakan Tes Cepat Covid-19
Sejak Selasa (31/3/2020), semua puskesmas yang ada di Surabaya, Jawa Timur, mulai melaksanakan tes cepat atau ”rapid test” Covid-19. Tes diutamakan untuk tenaga medis dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sejak Selasa (31/3/2020), semua puskesmas yang ada di Surabaya, Jawa Timur, mulai melaksanakan tes cepat atau rapid test Covid-19. Tes diutamakan untuk tenaga medis dan pasien dalam pengawasan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, sebanyak 620 alat tes cepat Covid-19 sudah dibagikan ke 63 puskesmas yang ada di Surabaya. Setiap puskesmas mendapatkan alat tes cepat sesuai dengan kebutuhan. Alat tes itu diutamakan untuk tenaga medis dan pasien dalam pengawasan (PDP).
”Para tenaga medis di puskesmas sangat rentan terpapar Covid-19 karena mereka mendeteksi pasien di awal dan memantau kondisi orang dalam pemantauan (ODP) di sekitar mereka,” katanya.
Febria mengatakan, tes cepat Covid-19 di Surabaya mulai dilakukan pada Minggu (29/3/2020). Selama dua hari pertama, ada 66 orang yang sudah diperiksa di RSUD Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada. Hasil tes menunjukkan mereka negatif Covid-19. ”Jika ditemukan positif, akan dilakukan tes ulang menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR),” ujarnya.
Para tenaga medis di puskesmas sangat rentan terpapar Covid-19 karena mereka mendeteksi pasien di awal dan memantau kondisi orang dalam pemantauan (ODP) di sekitar mereka.
Kepala Puskesmas Wonokromo Era Kartikawati mengatakan, ada empat tenaga medis yang dijadwalkan melakukan tes cepat Covid-19. Mereka pernah melakukan kontak dengan ODP dan PDP.
Hingga Selasa siang, tercatat ada 207 ODP, 66 PDP, serta 38 positif Covid-19 dengan enam di antaranya meninggal. Sementara di Jatim total ada 5.812 ODP, 368 PDP, serta 91 positif Covid-19. Sebanyak delapan di antaranya meninggal.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hingga saat ini ada 1.316 orang sudah menjalani tes cepat Covid-19. Hasilnya ada 28 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka kemudian mengikuti tes PCR untuk memastikan virus korona yang terdeteksi di tubuhnya.
”Kami meminta rumah sakit dan dinas kesehatan kabupatan/kota untuk segera melakukan tes sesuai jenjang prioritas, seperti tenaga medis, PDP, hasil penelusuran kontak pasien, ODP, hingga orang tanpa gejala,” ucapnya.
Sementara itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya mengembangkan bilik strerilisasi berbasis ozon (O3). Metode ini dinilai lebih aman dibandingkan dengan menggunakan penyemprotan dari bahan kimia. Saat ini, dua bilik disinfeksi berbasis ozon sudah digunakan di RS Universitas Airlangga dan Medical Center ITS.
”Prinsipnya, metode ozon mengubah oksigen yang ada di udara menjadi ozon,” ujar Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat ITS Agus Muhamad Hatta.
Dia menuturkan, ozon merupakan salah satu gas yang bisa digunakan untuk membunuh bakteri dan virus. Residu dari ozon yang digunakan untuk bilik sterilisasi tidak berbahaya bagi manusia karena setelah digunakan akan berubah kembali menjadi oksigen.
Cara penggunaannya hampir sama dengan bilik disinfeksi berbasis bahan kimia. Setiap orang masuk ke bilik berukuran 1 meter persegi selama sekitar 10 detik dan melakukan Gerakan memutar. Saat berada di dalam, orang diminta menahan napas. Untuk memudahkan memantau waktu, ada lampu hijau yang berarti tanda dimulai dan merah untuk berhenti.