Jumlah anggaran penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan bertambah dari awalnya Rp 100 miliar menjadi Rp 120 miliar. Salah satu peruntukannya guna membiayai hidup masyarakat yang rentan miskin akibat wabah Covid-19.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jumlah anggaran penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan bertambah dari awalnya Rp 100 miliar menjadi Rp 120 miliar. Salah satu peruntukannya adalah untuk membiayai hidup masyarakat yang rentan miskin akibat wabah penyakit yang disebabkan oleh virus korona tipe baru itu.
”Penambahan dana ini didapat dari hasil realokasi dan refokus anggaran, dimulai dari meniadakan perjalanan ke luar negeri dan mengurangi perjalanan dinas dalam negeri hingga 50 persen,” kata Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Rabu (1/4/2020).
Herman berharap penambahan anggaran itu bisa meringankan beban warga. Mengenai jumlah orang yang berhak menerimanya, dia mengatakan, pendataannya masih terus dilakukan. Ke depan, dia mengingatkan agar penggunaan anggaran harus tetap didasari prinsip kehati-hatian dan pengelolaan keuangan daerah. ”Jangan seenaknya menggunakan anggaran,” ucapnya.
Sejauh ini, Herman mengatakan, berbagai upaya penanggulangan Covid-19 terus dilakukan. Beberapa pihak juga terus menawarkan bantuan. Dia berharap bantuan itu berbentuk alat pelindung diri dan alat tes cepat (rapid test).
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengatakan, pihaknya tengah melakukan tes cepat (rapid test). Ada 2.400 unit alat rapid test yang sudah disebar ke sejumlah fasilitas kesehatan di daerah. Prioritasnya diberikan kepada tenaga medis, orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19, pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP).
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri menyatakan, belum ada transmisi lokal di Sumsel. Lima warga Sumsel yang positif Covid-19 tertular dari luar daerah. Mereka adalah warga Palembang, Ogan Komering Ulu, Prabumulih, dan Ogan Komering Ilir. Dua di antaranya meninggal.
”Semua daerah asal warga positif Covid-19 masuk zona kuning. Semua kasusnya terjangkit dari daerah di luar Sumsel,” kata Yusri. Selain itu, ada 892 ODP dan 14 PDP yang masih dirawat.
Hal ini berbeda dengan ucapan juru bicara penanggulangan Covid-19 Sumsel, Yuwono. Dia mengatakan, salah seorang pasien positif Covid-19 tertular ketika merawat pasien positif asal Prabumulih yang meninggal beberapa hari lalu.