Permintaan bahan pangan melalui platform dalam jaringan meningkat. Pengelola aplikasi berupaya menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Imbauan membatasi jarak fisik dan tinggal di rumah selama pandemi Covid-19 berdampak pada peningkatan pemesanan bahan pangan melalui aplikasi ponsel secara dalam jaringan atau daring. Layanan daring disediakan pelaku usaha sebagai strategi untuk tetap melayani konsumen dan mengambil suplai dari petani.
Head of RegoPantes Wilda Romadona menyampaikan, kenaikan transaksi di aplikasi ponsel yang dikelolanya mencapai 3-4 kali lipat dari masa normal. ”Sebelumnya, pengiriman ke konsumen berlangsung satu kali dalam seminggu. Kini pengiriman kami berjalan tiga kali dalam seminggu. Barang sudah dapat diterima konsumen paling lambat dua hari setelah pemesanan,” tuturnya saat dihubungi, Selasa (31/3/2020).
RegoPantes memperoleh pasokan buah-buahan dari petani di Jawa Timur, sayur dari Jawa Barat, dan beras dari Jawa Tengah. Menurut Wilda, usahanya dapat menjaga stabilitas suplai karena telah memasok 3-5 kali lipat lebih besar daripada volume pengiriman ke konsumen untuk kebutuhan antarbisnis berbasis kontrak.
Alur distribusi RegoPantes diawali dari petani yang mengirim hasil panen ke gudang penyimpanan di Bekasi, Jawa Barat. Pengiriman petani dapat mengandalkan sumber daya di kelompok tani ataupun jasa logistik sebagai pihak ketiga.
Terkait hal itu, Wilda menyoroti pengiriman yang melibatkan pihak ketiga. Keterlibatan pihak ketiga ini berpotensi menyebabkan keterlambatan pengiriman ke konsumen jika tidak berjalan dengan lancar atau terbentur aturan yang membatasi.
Menurut Wilda, aplikasi penjualan bahan pangan berperan strategis, baik untuk petani maupun konsumen. ”Kami menengahi situasi ini dengan teknologi sehingga petani dapat menjual hasil panen kepada konsumen yang berada di rumah,” katanya.
CEO dan Founder Etanee Cecep Muhammad menyebutkan, transaksi melalui perusahaan aplikasinya naik hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan kondisi normal. Secara harian, pertumbuhan transaksi saat ini 5-10 persen.
Untuk mengakomodasi peningkatan itu, Cecep menyatakan, Etanee memanfaatkan sistem pemesanan yang memastikan konsumen memesan barang yang sudah tersedia di tingkat petani. Sistem ini juga membuat petani memiliki kepastian pembelian.
Sistem pemesanan memastikan konsumen memesan barang yang sudah tersedia di tingkat petani.
Cecep menambahkan, Etanee memasok sayuran, buah, dan daging ayam dari Jawa Barat untuk disalurkan kepada konsumen di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Menurut dia, kehadiran teknologi penjualan pangan secara daring membantu petani yang pendapatannya tergerus karena permintaan dari hotel, restoran, dan kafe anjlok.
CEO dan Co-Founder TaniHub Group Ivan Arie Sustiawan mengatakan, aplikasi daring untuk pemesanan dan pengiriman bahan pangan langsung ke lokasi pelanggan sangat penting dalam kondisi seperti saat ini. Sebab, platform daring membantu masyarakat memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus meninggalkan rumah. Untuk mencegah penularan Covid-19, TaniHub menyediakan opsi penerimaan barang tanpa perlu bersentuhan secara langsung dengan kurir.
Untuk menjaga stok bagi konsumen dan memastikan hasil panen petani terjual, Direktur TaniSupply Sariyo menyampaikan, perusahaan memiliki sistem internal untuk menganalisis suplai dan permintaan. Perusahaan juga memperkuat koordinasi tim rantai pasok dengan perusahaan jasa penyedia logistik untuk menjaga ketepatan waktu pengiriman bahan pangan kepada konsumen.