Pertama sejak Kasus Merebak, Empat Pasien di Sulsel Sembuh
›
Pertama sejak Kasus Merebak,...
Iklan
Pertama sejak Kasus Merebak, Empat Pasien di Sulsel Sembuh
Empat pasien positif Covid-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan, dilaporkan sembuh, Rabu (1/4/2020).
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Empat pasien positif Covid-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan, dilaporkan sembuh, Rabu (1/4/2020). Sementara pasien positif lainnya juga dilaporkan sudah mengalami perbaikan hingga rata-rata 75 persen. Pasien sembuh ini merupakan yang pertama sejak kasus Covid-19 dilaporkan di Makassar pada 19 Maret lalu.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari dalam konferensi video di Makassar, Rabu malam. Selain Ichsan, konferensi video juga diikuti Kepala Kesehatan Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel (Ckm) Soni Endro Cahyo Wicaksono.
”Hari ini ada empat pasien positif yang sembuh. Pasien yang lain dilaporkan umumnya mengalami perbaikan kondisi hingga 75 persen. Kami berharap beberapa waktu ke depan akan makin banyak pasien yang sembuh,” kata Ichsan.
Ichsan sendiri merupakan salah seorang yang positif Covid-19, tetapi tanpa gejala. Dia mengikuti konferensi video itu dalam kondisi isolasi mandiri di rumah.
Walau ada yang sembuh, penambahan pasien positif juga terjadi. Berdasarkan data posko Covid-19 di Sulsel, hingga Selasa (31/3/2020), jumlah pasien positif bertambah 16 orang dari sehari sebelumnya sehingga kini menjadi 66 orang.
Penambahan juga terjadi pada jumlah orang dalam pemantauan (ODP), yakni dari 691 orang menjadi 1.072 orang. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) juga bertambah dari 106 orang menjadi 110 orang.
Dari 66 pasien positif itu, sebanyak 40 orang berada di Makassar, ibu kota provinsi. Di luar Makassar, Kabupaten Gowa adalah daerah dengan kasus tertinggi kedua dengan jumlah 11 pasien positif. Gowa merupakan daerah tetangga Makassar. Selebihnya, pasien tersebar di beberapa kabupaten/kota dengan jumlah rata-rata satu pasien.
Menurut Ichsan, lebih dari 60 persen penyebaran Covid-19 di Sulsel berasal dari transmisi luar. Beberapa yang terdata misalnya orang-orang yang datang dari Jakarta, Bogor, Raha (Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara), hingga dari luar negeri, seperti Dubai dan Singapura.
Karena itu, Ichsan berharap pemeriksaan ketat dilakukan di pintu-pintu masuk, mulai dari bandara, pelabuhan, hingga jalur darat. Terkait pengawasan di pintu-pintu masuk daerah, Soni Endro Cahyo Wicaksono mengatakan, berbagai upaya dilakukan Gugus Tugas Pencegahan Covid-19. Upaya itu antara lain membagi zona kedatangan di bandara dalam kategori merah, kuning, dan hijau.
”Jadi, saat penumpang datang akan menjalani pencatatan terkait asal daerah, deteksi suhu tubuh, serta sterilisasi pakaian dan barang. Dari pencatatan ini, akan dipisah mana orang yang masuk ODP dan PDP. Selanjutnya akan dilakukan karantina dan pemeriksaan. Ini juga berlaku untuk pelabuhan laut,” katanya.
Terkait pembatasan kendaraan masuk melalui jalur darat, terutama di perbatasan antarprovinsi di Sulawesi, Soni mengatakan, sejauh ini belum ada pembatasan. Menurut dia, pembatasan ini diatur oleh pemerintah daerah. Walau belum ada pembatasan, di sebagian perbatasan, tim gugus tugas Covid-19 sudah melakukan langkah-langkah seperti pemeriksaan suhu tubuh hingga sterilisasi kendaraan.