Desa di Bantul Sediakan Gedung Karantina Plus Jatah Makan bagi Pendatang
›
Desa di Bantul Sediakan Gedung...
Iklan
Desa di Bantul Sediakan Gedung Karantina Plus Jatah Makan bagi Pendatang
Gedung karantina di Desa Sumbermulyo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, disediakan bagi warga yang baru datang di desa tersebut. Hal itu menjadi inisiatif desa mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Desa Sumbermulyo di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyediakan gedung karantina bagi warga pendatang di desa tersebut. Hal itu merupakan inisiatif desa mengantisipasi penyebaran Covid-19 karena warga dari luar daerah masih berdatangan.
Kepala Desa Sumbermulyo Ani Widiyati mengungkapkan, pendirian gedung karantina itu menjadi tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Desa Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa. Salah satu poin dalam surat tersebut adalah penyediaan ruang isolasi desa. Surat tersebut ditetapkan pada 24 Maret 2020.
”Sebelumnya, gedung ini adalah Gedung BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Sumbermulyo. Untuk sementara, kami gunakan sebagai ruang karantina atau ruang isolasi desa. Kapasitasnya bisa untuk 20 orang,” kata Ani di Gedung Karantina Covid-19 Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (2/4/2020).
Ani menjelaskan, saat ini gedung tersebut telah ditempati lima warga. Mereka merupakan pendatang dari Bandung, Jawa Barat. Kelima orang itu terdiri dari sepasang suami istri dan tiga anak. Mereka datang ke desa tersebut sejak Minggu (29/3/2020).
Keluarga itu sebenarnya sudah mengontrak sebuah rumah di desa tersebut. Namun, warga menolak apabila mereka langsung menempati kontrakan tersebut karena baru saja bepergian ke luar kota.
”Salah satu solusinya dengan adanya rumah karantina. Warga pendatang ini dikarantina 14 hari, setelah itu boleh kembali ke kontrakannya lagi,” kata Ani.
Selama tinggal di gedung karantina, konsumsi sehari-hari warga tersebut ditanggung pemerintah desa. Adapun jadwal makan tiga kali sehari.
Ani menyampaikan, selama tinggal di gedung karantina, konsumsi sehari-hari warga tersebut ditanggung pemerintah desa. Adapun jadwal makan tiga kali sehari. Anggaran makan besarannya Rp 12.500 per orang.
Fasilitas yang terdapat di gedung tersebut berupa kamar mandi, dapur, hingga ruang tamu. Gedung itu juga lokasinya dekat dengan Puskesmas Bambanglipuro sehingga kondisi kesehatan keluarga pendatang tersebut bisa terus dipantau. Saat ini, kondisi satu keluarga itu dipastikan sehat.
Selain itu, Ani mengatakan, masih ada dua tempat karantina lain yang disiapkan pemerintah desa, yakni Gedung Serba Guna Desa Sumbermulyo dan sebuah rumah kontrakan milik warga. Kedua gedung itu juga berkapasitas 20 orang. Lokasinya juga jauh dari permukiman. Sejauh ini, kedua tempat itu belum dihuni warga pendatang.
Kepala Puskesmas Bambanglipuro Tarsisius Glory mengatakan, warga pendatang juga diminta mengisi formulir daring yang dipantau setiap hari. Bergejala atau tidak, mereka tetap diminta mengisi formulir tersebut dan dilakukan pemantauan selama 14 hari, khususnya bagi warga pendatang dari wilayah penyebaran virus Covid-19, seperti Jakarta, Bandung, dan Solo.
”Pemantauan ini kami lakukan di tiga desa, yaitu Desa Sumbermulyo, Sidomulyo, dan Mulyodadi. Tautan formulir itu dikirimkan lewat Whatsapp. Ada nama, alamat, dan pertanyaan adakah gejala yang dialami atau tidak,” kata Glory.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Bantul Helmi Jamharis mengimbau warga pendatang melakukan isolasi mandiri selama 14 hari setelah tiba di Bantul. Pihaknya belum memikirkan mengenai gedung atau tempat karantina khusus bagi pemudik.