Pemerintah daerah masih kekurangan alat tes cepat untuk tenaga medis di lapangan. Koordinasi penanganan antarwilayah di daerah perbatasan pun sangat penting agar warga bisa segera dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar/Stafanus Ato/Johanes Galuh Bimantara/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan tes cepat atau rapid test dilakukan di lima kota administratif dan satu kabupaten administratif wilayah DKI Jakarta. Meski sebagian besar hasilnya negatif, sebanyak 299 individu peserta tes cepat terindikasi terjangkit Covid-19 dan berlanjut ke pemeriksaan laboratorium.
”Pemeriksaan berupa usap tenggorokan. Dari sana akan tampak jika terduga Covid-19 memang positif mengidapnya,” kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar 18.077 tes cepat menggunakan metode pemeriksaan imunoglobulin di dalam sampel darah. Fokus subyek tes adalah para tenaga kesehatan, kerabat atau orang pernah kontak langsung dengan pasien positif Covid-19, dan mereka yang baru kembali dari wilayah terdampak.
Data hingga Rabu sore menunjukkan ada 794 pasien positif Covid-19 dengan angka kematian 87 orang. Sebanyak 51 orang sudah sembuh. Saat ini yang dirawat di fasilitas kesehatan sebanyak 490 orang dan 166 orang karantina mandiri di rumah masing-masing. ”Masih ada 705 orang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk menentukan status mereka,” kata Dwi.
Kepala Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi Dinkes DKI Jakarta Bima Kultum Sri menerangkan, koordinasi antarwilayah, terutama antarprovinsi, dalam memantau pencegahan dan penanganan Covid-19 berada di bawah Kementerian Kesehatan. Dinkes bertanggung jawab di daerah masing-masing.
Hal serupa diutarakan Lurah Cirendeu Win Fadlianta. Sejauh ini, aparat Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, belum paham mengenai penanganan Covid-19 lintas wilayah. Padahal, Kelurahan Cirendeu berbatasan langsung dengan Lebak Bulus (Jakarta Selatan) dan Cinere (Kota Depok, Jawa Barat).
”Pasien yang diperiksa di puskesmas kelurahan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tangerang Selatan selalu dirujuk ke RSUD Pamulang,” tutur Win.
Sementara di Kabupaten Bekasi, Jabar, pemerintah kabupaten telah menyelesaikan 1.000 tes cepat massal. Dua pasien dalam pengawasan (PDP) dinyatakan positif Covid-19 dan 982 lainnya negatif.
Pemkab Bekasi sedang memesan 4.000 alat tes cepat untuk mengidentifikasi kelompok rentan dan berisiko tertular Covid-19 menggunakan APBD Kabupaten Bekasi. Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah mengatakan, alat tes cepat dari APBD murni akan tiba pada Kamis (2/4).
Masih kurang
Di Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, Banten, jumlah alat tes cepat belum mencukupi. Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan, 600 alat tes didistribusikan ke puskesmas di tujuh kecamatan dengan prioritas pemeriksaan orang dalam pemantauan (ODP) dan PDP,
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengakui, 2.400 alat tes cepat masih kurang. ”Kami optimalkan supaya bisa cukup untuk PDP, ODP, dan tenaga medis,” kata Arief.
Terkait dengan perlindungan petugas di lapangan, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menuturkan, setiap hari sedikitnya 2.000 polisi lalu lintas bekerja di seluruh Jakarta.