Ketika pesan resmi mengenai Covid-19 belum cukup menggugah kesadaran warganet, para komika memproduksi pesan humor bertema Covid-19. Pesan, kadang juga sentilan, pun dinilai lebih mudah diingat oleh warganet.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 memantik kepedulian banyak pihak, termasuk dari pelawak tunggal atau komika. Mereka membuat konten mengenai Covid-19. Konten mereka dinilai mengena oleh warganet karena informasi disampaikan lewat lelucon.
Pekerja swasta di Jakarta Selatan, Gina Mardani Cahyaningtyas (23), menyoroti konten yang dibuat komika Gusti Bintang atau Bintang Emon. Dengan logat Betawi yang akrab di telinga warga Ibu Kota, anjuran Bintang agar warga di rumah saja terbilang manjur. ”Masyarakat Ibu Kota yang lebih banyak mengakses media sosial akrab sama budaya itu. Walaupun dibumbui cerita yang terkadang berlebihan,” katanya ketika dihubungi, Kamis (2/4/2020).
Dalam video berdurasi dua menit itu, Bintang Emon mengimbau agar warga menjaga kesehatan dan tidak keluar rumah. Dia mengkritik orang yang menyatakan nyawa berada di tangan Tuhan. Padahal, jika sudah terinfeksi Covid-19, tidak orang itu saja yang menanggung dampaknya, tetapi juga orang di sekitar dia juga akan berpotensi Covid-19. Tentu saja, kritik itu dikemas dengan jenaka dan mengundang tawa.
”Emang nyawa kita di tangan Tuhan, cuma kan harus usaha kitanya. Ada ikhtiar sebelum tawakal. Nah, makanya lu pas pelajaran agama jangan main QQ (permainan kartu), kagak masuk (pelajaran) di kepala lu,” kata Bintang Emon di videonya itu.
Selain Bintang Emon, komika Fiko Fachriza juga membuat lelucon dengan tema edukasi Covid-19. Beberapa waktu lalu, ia mengenakan topeng menyerupai permukaan virus korona. Si virus korona itu berpesan agar warga hidup sehat supaya dia tidak berkembang biak. Ia juga menyindir oknum yang menimbun masker dan cairan antiseptik.
Warganet Handriva Fauzi (27) melihat adanya konsolidasi dari sesama komika untuk membuat konten mengenai Covid-19. Mereka kemudian saling membagikan konten itu kepada pengikut masing-masing. Inilah yang memungkinkan konten itu tersebar luas.
”Temanya pasti edukasi masyarakat yang bandel dengan tetap ke luar rumah di tengah pandemi,” katanya.
Melalui lelucon yang disampaikan, katanya, pesan informatif mengenai Covid-19 lebih mudah diingat warganet. ”Di tengah tarik ulur kebijakan antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI, kesan lambannya pemerintah menyikapi wabah ini, terus simpang siurnya informasi atau data dari pemerintah, apa yang mereka (komika) lakukan ini cukup frontal. Jadi bisa dibilang sangat efektif untuk mengedukasi masyarakat (terutama anak muda) agar patuh sama instruksi pemerintah,” ujar Handriva.
Sementara bagi warganet Cindy Silviana (31), konten lucu mengenai Covid-19 memang menarik meski belum ada data yang menunjukkan seberapa efektif pesan itu tersampaikan. Dia melihat konten Bintang Emon dan Fico itu tersebar di berbagai platform media sosial.
”Lebih banyak di-share ketimbang imbauan (Menteri Kesehatan) Terawan, ha-ha-ha,” katanya.
Ketika diwawancarai melalui pesan langsung Twitter, komika Fico Fachriza menjelaskan bahwa niat awalnya hanya untuk menghibur warga yang bekerja dari rumah. Siapa tahu, konten itu bisa menggerus rasa bosan.
Proses pembuatan video itu pun tidak lama. Malam sebelum tidur, ia memikirkan narasi yang ingin disampaikan. Esok harinya, ia mulai merekam video dan mengunggahnya ke media sosial.
”Mungkin tidak terlalu efektif sebagai medium penyampai informasi. Lebih tepatnya saya ingin meningkatkan awareness bahwa problem (pandemi Covid-19) ini ada. Pada akhirnya jika awareness-nya sudah meningkat, kesadaran akan muncul,” katanya.
Di sisi lain, dia mengakui bahwa sosialisasi Covid-19 sudah sangat gencar. Imbauan mengenai penyakit yang disebabkan virus korona baru ini tersebar di mana-mana. ”Kalau kami (komika), khususnya saya pribadi, cuma ngelakuin yang saya bisa aja. Menurut saya, ini waktunya bahu-membahu,” ujarnya.
Konten itu juga berdampak sama akun media sosialnya. Selain senang gara-gara warganet terhibur, jangkauan akun miliknya menjadi lebih luas. ”Karena jadi banyak yang follow, retweet, atau likepostingan saya,” kata pemilik akun Twitter dengan 322.000 pengikut ini.
Kalau kami (komika), khususnya saya pribadi cuma ngelakuin yang saya bisa aja. Menurut saya ini waktunya bahu-membahu.