Sekelompok warga di Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo, menutup jalan utama ke Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, dengan tanggul tanah sejak Selasa (31/3/2020) dengan alasan mencegah penularan Covid-19.
Oleh
FABIO LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sekelompok warga menutup badan jalan dengan gundukan tanah di Kilometer 55, Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo, Papua, tiga hari terakhir. Kondisi ini menyebabkan akses jalan dari Yalimo ke Kabupaten Jayawijaya terhenti.
Komandan Distrik Militer 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel (Inf) Candra Dianto saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (3/4/2020), mengatakan, ada sekelompok warga di Distrik Abenaho yang menutup badan jalan dengan tanah karena takut masuknya virus korona jenis baru atau Covid-19 dari Wamena, ibu kota Jayawijaya.
Jalan yang ditutup berada di Kilometer 55, Distrik Abenaho. Jalan ditutup dengan tanah setinggi 2 meter. Kondisi ini membuat lalu lintas kendaraan dari Wamena ke Elelim, ibu kota Yalimo, ataupun sebaliknya terhenti.
Kondisi ini membuat lalu lintas kendaraan dari Wamena ke Elelim, ibu kota Yalimo, ataupun sebaliknya terhenti.
”Pemalangan jalan ini dapat menghambat distribusi logistik barang kebutuhan pokok dari Wamena ke Elelim. Apalagi Wamena menjadi pusat distribusi barang bagi kabupaten-kabupaten di daerah pegunungan,” ucap Candra.
Candra menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Yalimo untuk melakukan negosiasi dengan warga agar jalan kembali dibuka pada Jumat sore.
”Kami mengupayakan jalan dari Wamena ke Elelim bisa dilalui warga pada Jumat ini. Kami akan membawa alat berat untuk mengeluarkan timbunan tanah di ruas jalan tersebut,” tuturnya.
Kepala Kepolisian Resor Yalimo Ajun Komisaris Besar Rahmat Kaharuddin saat dihubungi mengatakan, pihaknya sama sekli tidak mendapatkan pemberitahuan terkait dengan penutupan jalan oleh sekelompok warga di Abenaho tersebut.
”Sesuai dengan surat edaran dari Pemkab Yalimo, hanya kendaraan yang mengangkut penumpang yang dilarang memasuki Yalimo. Sementara kendaraan yang membawa sembako (kebutuhan pokok) dan barang penting lainnya tetap diizinkan masuk ke Yalimo,” ujar Rahmat.
Rahmat menyatakan, dirinya bersama jajaran akan menempuh cara persuasif agar warga kembali membuka ruas jalan di Kilometer 55, Distrik Abenaho.
Data Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua menunjukkan, hingga Kamis (2/4) malam, jumlah kasus pasien yang positif korona sebanyak 13 oran, pasien dengan pengawasan (PDP) 42 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 7.040 orang.
Di Yalimo belum terdapat PDP ataupun ODP virus korona. Adapun di Jayawijaya yang berbatasan langsung dengan Yalimo terdapat 1 PDP dan 28 ODP.